spot_img
Selasa 26 Agustus 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 6952

Sat Reskrim Polres Ciamis Ciduk Komplotan Specialis Curanmor

0
(FOKUSJabar/Husen Maharaja)

CIAMIS, FOKUSJabar.id: Satuan Reserse Kriminal Polres Ciamis menciduk tiga pelaku pencurian kendaraan bermotor jenis mobil bak terbuka. Ketiganya, yakni Heri Arianto (29) warga Desa Karangkamiri Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Henda warga Desa Karanganyar Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran, dan Boin warga Bogor.

Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Hendra Virmanto mengatakan, penangkapan tiga pelaku itu setelah polisi mengembangkan laporan dari korban yang kehilangan mobilnya. Saat itu korban mengaku mobilnya raib saat tengah diparkir di garasi rumahnya.

“Beberapa waktu lalu ada warga Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis yang kehilangan mobil jenis bak terbuka,” kata dia di Mapolres Ciamis, Rabu (21/3/2018).

Dari laporan tersbut pihaknya langsung menindaklanjuti dengan penyelidikan, terlebih laporan kehilangan tidak hanya di satu tempat. dari hasil penyelidikan dan mengenali modus yang dilakukan, polisi menangkap tiga pelaku tersebut.

“Kami meringkus para pelaku di rumah kontrakannya,” jelas dia.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, ketiganya ditahan di Mapolres Ciamis.

(Husen Maharaja/LIN)

Pascabanjir, Lalu Lintas di Cicaheum Padat

0
(FOKUSJabar/Budi)

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dampak banjir yang melanda sebagian kawasan Bandung Timur, Selasa (21/3) kemarin mengakibatkan antrian panjang kendaraan di depan terminal Cicaheum Kota Bandung, Rabu (21/3/2018).

Pantauan di lapangan, antrean panjang diakibatkan oleh sejumlah warga dan petugas yang melakukan kebersihan pasca-terjadinya banjir ditambah keluar masuk kendaraan ke lokasi banjir yang berada di bagian dalam.

BACA JUGA:

Bojan Hodak Beberkan Kondisi Nick Kuipers

(Budi/LIN)

Korban Teror “Cincin” David di Bandung Terus Bertambah

0
ilustrasi (web)

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestabes Bandung AKBP M Yoris mengungkapkan, korban perempuan akibat aksi pemaksaan menggunakan cincin oleh David Timotius (25) terus bertambah.

“Totalnya sembilan korban. Kita mendapatkan dua korban yang merupakan karyawan tempat makan di situ. Dua korban ini juga pada waktu itu dipaksa menggunakan cincin,” ungkap Yoris di Mapolrestabes Kota Bandung, Rabu (21/3/2018)

Dalam aksinya, pelaku mencari korban di mall yang ada di Kota Bandung. Untuk mengembangkan kasus tersebut,kata Yoris, akhir pekan ini para korban akan diperiksa.

“Besok, kalau nggak hari Jumat kita periksa,” katanya.

Yoris pun mengimbau, kepada para perempuan yang merasa menjadi korban teror ‘Cincin’ David, untuk segera melapor di Mapolrestabes Bandung.

“Kita Belum tahu, makanya bagi yang merasa, diimbau membuat laporan,” kata dia.

(Budi/LIN)

Kadiskar PB Kota Bandung: Banjir Bandang Jatihandap Akibat Eksploitasi KBU

0
(foto istimewa)

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Ferdi Ligaswara mengaku, telah memprediksi banjir bandang yang terjadi di Kelurahan Jatihandap Kecamatan Mandalajati Kota Bandung, Selasa (20/03/2018). Ferdi meyakini, banjir tersebut terjadi dari gejala alam yang terjadi di kawasan hulu di Kawasan Bandung Utara (KBU).

“Terjadinya banjir ini sudah saya prediksi beberapa waktu yang lalu, dan ini terjadi,” kata Ferdi, seperti dilansir PRFM, Rabu (21/03/2018).

BACA JUGA:

Bojan Hodak Beberkan Kondisi Nick Kuipers

Dengan adanya eksploitasi tanpa henti di kawasan Bandung Utara, Ferdi berujar tak menutup kemungkinan jika banjir serupa bisa kembali terjadi. Hal ini pun dikuatkan dengan masih adanya potensi hujan yang terjadi di kawasan Bandung Raya.

“Ini bukan menakuti, kalau kita melihat dari gejala alam, cuaca dan eksplorasi kawasan Bandung Utara yang sedemikian ekspansif ini menyimpan potensi, tidak menutup kemungkinan akan terjadi banjir yang lebih hebat kalau ini tidak dihentikan, dimana tebing bantaran curam saja dibangun, ini harus dihentikan,” tegasnya.

Selain 4 kota/kabupetan yang memiliki wilayah di Kabupaten Bandung Utara harus bertanggung jawab atas eksplorasi KBU, Ferdi sangat mengaharapkan tindakan nyata dari Pemerintah Provonsi Jawa Barat.

(Agung)

755 Kepala Keluarga di Mandalajati Terdampak Banjir Bandang

0
(Via Twitter @Bandung_Dinkes)

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Camat Mandalajati Pepen Effendi menyebutkan sebanyak 755 kepala keluarga dari 4 RW di Kelurahan Jatihandap , Kecamatan Mandalajati terkena dampak banjir bandang yang menerjang wilayah Bandung pada Selasa (20/3/2018) sore kemarin.

Pepen mengatakan, banjir kemarin merupakan kiriman dari wilayah utara dengan diiringi oleh banyaknya sampah yang mengaliri sungai Cipamokolan.

“Di sungai Cipamokolan banyak sampah dari Kabupaten Bandung terutama dari Cimenyan itu banyak sampah kebun. Sampahnya banyak menyangkut di jembatan A.H Nasution akhirnya air meluap,” kata Pepen, seperti dilansir PRFM, Rabu (21/3/2018).

Tak hanya menggenangi rumah penduduk, banjir kali ini pun lanjut Pepen turut merusak sejumlah tanggul dan kirmir. Bahkan hingga pagi ini warga yang terdampak pun masih membersihkan lumpur.

“Untuk lumpur tadi malam sudah dibersihkan dibantu Diskar PB Bandung hanya memang ada kesulitan karena ada beberapa yang masuk gang. Tapi pagi ini masih dilakukan pembersihan,” tambahnya.

Beruntung banjir ini tidak menimbulkan korban jiwa, hanya saja ada satu unit mobil yang terbawa hanyut hingga ditemukan di Kecamatan Antapani. Namun, Warga yang terdamapak pun saat ini masih membutuhkan, sejumlah bantuan dari pemerintah kota, terutama air bersih. Pasalnya beberapa sumber air di kawasan Mandalajati pasca banjir kemarin mengalami pencemaran.

(Agung)

Gulirkan Program Jabar Seubeh, TB Hasanuddin : Petani Untung, Rakyat Sejahtera

0

SUBANG,FOKUSJabar.id: Data Kementrian Pertanian 2017 menyatakan bahwa Jawa Barat salah satu daerah dengan produksi padi terbesar di Indonesia. Namun, kesejahteraan para petaninya masih belum merata, bahkan berada di bawah garis kemiskinan.

Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 2 Tubagus Hasanuddin (Kang Hasan) menilai, hal itu terjadi karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap petani, dan tidak stabilnya harga beras dipasaran.

Atas kondisi itu pun, Hasan dan pasangannya Anton Charliyan (Hasanah) menggulirkan program Jabar Seubeuh. Program itu diyakini mampu menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan para petani di Jabar.

“Melalui program Jabar Seubeuh, saya ingin petani untung dan harga beras tetap stabil, sehingga masyarakat bisa sejahtera,” kata Hasan saat bersilaturahmi dengan ulama dan masyarakat petani di Kampung Cibatu Sanding, Desa Munjul, Kecamatan Pagedan Barat, Kabupaten Subang, Rabu (21/3/2018).

Program Jabar Seubeuh, kata dia, akan mensubsidi para petani, mulai dari pupuk, sarana pertanian hingga bibit. Selain itu, Jabar Seubeuh pun akan menjadi solusi bagi kestabilan harga pangan yang berkeadilan baik bagi petani maupun konsumen, yakni dengan cara memangkas para spekulator.

“Pemerintah harus mengatur bagaimana caranya harga beras terjangkau oleh seluruh masyarakat tanpa harus merugikan petani dan itu semua bisa kita lakukan,” tegas dia.

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat yang juga Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Pagedan Barat Kyai Oop Fahruroji mengungkapkan, pasangan Hasanah sudah memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk memimpin Jawa Barat, yakni Nyantri, Nyunda, dan nyakola. Terlebih, program yang digulirkan, sesuai dengan keadaan masyarakat dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Kang Hasan Insya Allah merakyat dan sayang terhadap rakyatnya, apalagi program yang beliau gulirkan sangat dekat dengan masyarakat Jawa Barat,” kata dia.

(LIN)

Warga Sekitar PLTU Cirebon Klaim Lingkungannya Tak Terganggu

0
Head Communication Cirebon Power (Foto LIN)
Head Communication Cirebon Power (Foto LIN)

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Warga di lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Kanci Unit II di Kabupaten Cirebon mengaku tidak terganggu oleh kehadiran infrastruktur tersebut. Mereka memastikan aktivitasnya sehari-hari tetap berjalan seperti biasa tanpa hambatan berarti.

Demikian diungkapkan Nursin warga Kecamatan Mundu di Bandung, Rabu (21/3/2018). Bahkan, aktivitasnya sebagai nelayan dan pembudidaya kerang ijo tidak terganggu oleh PLTU yang dibangun PT Cirebon Energi Prasarana itu.

“Kegiatan (keramba kerang) saya bersinggungan dengan area PLTU. Tapi sekarang produksinya tetap bagus dan layak dikonsumsi,” kata dia.

Dia pun menyebut, hasil tangkapan ikannya tidak berkurang meski adanya PLTU tersebut. Dengan kata lain, kata dia, dampak PLTU yang disebut-sebut negatif itu tidak nyata. Selama ini kata dia, banyak isu berhembus yang menuduh PLTU tersebut berdampak negatif.

“Itu dibuat-buat, mengada-ada. Mereka mengklaim sejak ada PLTU, tidak ada ikan. Faktanya masih ada ikan,” kata dia.

Hal serupa diungkapkan saksi lainnya M Ayi Faturohman. Sebagai warga asli yang aktivitas sehari-harinya berdekatan dengan lokasi PLTU dia mengaku tidak terganggu, bahkan menurutnya tidak ada dampak yang berarti bagi lingkungan. Bahkan, sebagai perajin terasi, Ayi mengaku tidak kesulitan mencari udang rebon sebagai bahan baku utama.

“Dari (sisi) darat tak ada dampak negatif, sawah dan tanaman di sekitar PLTU tetap subur, hijau, rindang. Dari laut, saya pembuat terasi kan butuh rebon. Saya tetap gampang mengambil rebon dari laut yang ada di sekitaran PLTU, di Cijeti tempat bongkar muat batu bara,” ungkap Ayi.

Selama ini dirinya bersama warga lain diberi informasi yang salah terkait kehadiran PLTU yang dianggap banyak sisi negatifnya. Setelah mengetahui, ternyata bertolak belakang, dampak yang dikatakan itu ternyata tidak ada. Dia mencontohkan, kehadiran PLTU pertama di Kabupaten Cirebon tidak berdampak apapun meski sudah beroperasi sejak 2012.

“Saat ini PLTU Kanci unit I sudah beroperasi 6 tahun. Yang katanya salah, ternyata dampak PLTU yang dikatakan tidak ada,” katanya seraya menyebut warga banyak dibantu oleh CSR PLTU tersebut.

Sementara itu, Head of Communication PT Cirebon Energi Prasarana Yuda Panjaitan memastikan, aktivitas PLTU sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah. Bahkan, kata dia, pembangunan PLTU itupun untuk mencapai target pemerintah pusat dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional. PLTU ini sesuai dengan berbagai peraturan dan persyaratan mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga pusat.

“Bahkan ini sesuai dengan Perpres Nomor 3 dan 4 Tahun 2016. Inilah dasar dikeluarkannya izin PLTU unit II,” tegas dia.

Dari sisi teknologi, dia memastikan bahwa PLTU Cirebon menggunakan teknologi ramah lingkungan. Pada PLTU Unit I, pihaknya menggunakan teknologi super critical dari Jepang dan Korea yang pembakarannya diklaim lebih tinggi sehingga tidak berdampak apapun.

“Kemudian untuk PLTU Unit II nanti, kita menggunakan teknologi ultra super critical, lebih tinggi lagi. Ini untuk memastikan seluruh proses lebih ramah lingkungan,” jelas dia.

Sebelum pembangunan PLTU Unit II dimulai, pihaknya sudah gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat. Sosialisasi amdal sudah dilakukan sejak 2015, sehingga amdal diterbitkan. Sosialisasi sudah jauh sebelum itu.

(LIN)