spot_img
Jumat 29 Agustus 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 6936

IPSI Kota Bandung Minta Jabar Jaga Atlet Tak Tampil di Porda Jabar XIII Karena Batasan Usia

0
ilustrasi (web)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Bandung berharap IPSI Jabar maupun KONI jabar bisa mengikat para atlet pencak silat yang tidak bisa tampil di Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar XIII pada Oktober 2018 mendatang di Kabupaten Bogor. Harapan tersebut diungkapkan seiring dengan akan dilantiknya kepengurusan provinsi IPSI Jabar masa bakti 2017-2021 di Hotel Horison, Jalan Lingkar Selatan Kota Bandung, Rabu (28/3/2018) petang ini.

Ketua Pengcab IPSI Kota Bandung, Cece Muharam menuturkan, program kerja dari kepengurusan IPSI Jabar masa bakti 2017-2021 setidaknya harus ada kesinambungan dalam pembinaan olahraga pencak silat di Jawa Barat dengan kepengurusan sebelumnya. Salah satunya terkait aturan dan ketentuan yang diterapkan di ajang Porda Jabar XIII, dimana kepengurusan IPSI Jabar dibawah pimpinan Phinera Wijaya ini setidaknya harus melanjutkan aturan serta ketentuan yang sudah ditetapkan oleh kepengurusan lama dibawah pimpinan Daday Hudaya.

“Salah satunya terkait aturan pembatasan usia atlet pencak silat yang bisa berlaga di Porda Jabar XIII untuk membela daerahnya yakni maksimal 21 tahun. Dan aturan tersebut setidaknya membuat beberapa atlet pencak silat yang masih memiliki kualitas mumpuni, tidak bisa bermain. Termasuk lima atlet pencak silat asal Kota Bandung yakni Wewey Wita, Selly Andriani, Ahmad Zulfikar, Eka Yulianto, dan Eri Budiona,” ujar Cece saat ditemui di sekretariat IPSI Kota Bandung, GOR Bandung, Jalan Jakarta Kota Bandung, Rabu (28/3/2018).

Cece menambahkan, dengan tidak bisa bermainnya kelima atlet tersebut, Kota Bandung pun dipastikan akan kehilangan peluang untuk meraih lima medali emas dari atlet yang bersangkutan. Meski demikian, pihaknya secara bijak akan melihat keputusan pembatasan usia atlet di Porda Jabar XIII menjadi sesuatu yang baik untuk pembinaan olahraga pencak silat Jabar kedepan.

“Namun kita pun ingin menegaskan dan meminta pihak yang lebih tinggi yakni IPSI Jabar dan KONI Jabar untuk bisa menjaga dan memelihara para atlet tersebut karena mereka masih punya peluang yang sangat besar untuk meraih medali emas pada PON XX tahun 2020 di Papua. Setidaknya, IPSI jabar dan atau KONI Jabar bisa mengikat mereka sehingga tidak hengkang ke provinsi lain,” terangnya.

Meski demikian, Cece menilai jika jiwa ksatria dan rasa kedaerahan dari para atlet pencak silat ini cukup tinggi. Namun segala kemungkinan terkait pindahnya para atlet pencak silat tersebut ke daerah lain pada saat PON XX tahun 2020 di Papua pun masih bisa terjadi.

“Jadi semua itu tergantung pada pribadi masing-masing atlet, meski saya cukup percaya kalau jiwa ksatria mereka bisa diandalkan. Tapi kalau mereka merasa tidak diperhatikan, dijaga atau bahkan meresa tersingkirkan karena ‘dilarang’ bermain di Porda Jabar XIII, kemungkinan hengkang ke provinsi lain bisa saja terjadi. Jadi saya tegaskan sekali lagi, butuh tindakan nyata dari IPSI Jabar maupun KONI Jabar dalam menjaga dan memperhatikan atlet-atlet tersebut untuk tetap di Jabar. Dan salah satunya dengan pengikatan pasti atlet tersebut melalui program pelatda jangka panjang atau pemberian insentif bulanan sehingga mereka merasa tetap diperhatikan,” pungkasnya.

(ageng/bam’s)

FKUB Nilai Hasanah Paling Responsif

0

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pasangan Cagub-Cawagub Jabar TB Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) dinilai paling responsif menangkap aspirasi dari para tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Barat.

Demikian disampaikan Ketua FKUB Jabar M Rafani Ahyar dalam kegiatan Silaturahim Tokoh Lintas Agama bersama Paslon Hasanah, di Hotel Grand Asrilia, Kota Bandung, Rabu (28/3/2018).

Rafani mengatakan, dalam moment tersebut dirinya ingun menghubungkan setiap calon pemimpin Jabar dengan para tokoh lintas agama di FKUB.

BACA JUGA:

Perekonomian Jabar Meningkat di Triwulan Pertama 2024

“Dan Pasangan Hasanah lebih responsif menangkap aspirasi yang disampaikan oleh FKUB Jabar,” kata dia.

Menurut dia Jabar membutuhkan pemimpin yang mampu melindungi dan memberikan rasa aman kepada setiap warganya di tengah keberagaman yang ada.

Dia menilai bahwa Paslon Hasanah memiliki kriteria pemimpin yang dibutuhkan rakyat Jabar, serta mampu membawa kemaslahatan dan keberkahan bagi rakyatnya.

“FKUB Jabar menginginkan, siapapun yang jadi gubernur, adalah gubernur untuk semua golongan dan mengayomi semua keberagaman yang ada di Jawa Barat,” tegas dia.

Sementara itu, Hasan menyampaikan bahwa NKRI tidak dibentuk oleh suatu golongan tertentu, tetapi seluruh lapisan masyarakat yang tergabung dalam Bhineka Tunggal Ika.

Hasan meyakinkan bahwa kepemimpinannya kelak, akan berkeadilan bagi seluruh masyarakat Jabar tanpa melihat etnis, suku atau agamanya. Yang jelas menjaga kondusifitas, keamanan dan menguatkan toleransi di wilayah Jabar masuk didalamnya.

“Saya akan menjadi pemimpin bagi seluruh rakyat Jawa Barat, etnis apapun, agama apapun, suku apapun dia. Masyarakat Jawa Barat harus hidup rukun berdampingan karena agama apapun mengajarkan hal itu,” tegas dia.

Berbekal pengalaman sebagai prajurit, kata dia, keamanan dan kenyamanan maayarakar Jabar akan terjamin serta fokus membangun Jabar ke arah lebih baik lagi.

“Cita-cita kami adalah memberikan kehidupan yang aman dan nyaman bagi rakyat Jawa Barat hilang dari rasa takut, hilang dari rasa waswas,” pungkas dia.

(LIN)

Sadar Lingkungan Menjadi Indikator Cagub Demokrat Membangun Jawa Barat

0
Deddy Mizwar
BANJAR, FOKUSJabar.id : Calon Gubernur (Cagub) Jawa Barat dari Partai Demokrat, Deddy Mizwar melakukan kunjungan ke pasar induk Banjar. Kedatangan dia merupakan rangkaian kampanye terbuka dan tatap muka dengan masyarakat.
Dalam kunjunganya, Deddy menawarkan empat strategi dalam membangun Jawa Barat. Yakni, budaya bersih dan sadar lingkungan hidup, membangun desa berdasar pada kearifan lokal. Juga hak setiap orang memiliki akses pendidikan dan menjadikan central pembangunan Jawa Barat berbasis budaya.
“Empat program ini harus menjadi sebuah kultur budaya yang terbangun baik di tingkat masyarakat Jawa Barat. Sadar lingkungan, pendidikan, potensi daerah, semua berdasar pada kearifan lokalnya,” ucap dia, Rabu (28/03/2018).
Dia menambahkan, kesadaran bersih lingkungan di daerah pasar Banjar adalah salah satu indikator kenyamanan melakukan kegiatan perekonomian. Bila pasar bersih maka pertumbuhan ekonomi di pasar Banjar akan meningkat.
“Dalam sisi pengelolaan sampah. Tidak semua sampah di buang ke tempat akhir. Ada sampah yang bisa diolah menjadi bahan yang lebih ekonomis. Maka perlu adanya tingkat kesadaran terhadap pentingnya lingkungan hidup,” tambah dia.
(Boip/Bam’s)

Tingkatkan Kualitas Pelatih, Dispora Jabar Gelar Pelatihan Penyusunan Program Pelatihan

0
Pengembangan-Tenaga-Keolahragaan-dalam-Penyusunan-Program-Pelatihan (Foto. Ageng)
BANDUNG, FOKUSJabar.id : Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Barat terus meningkatkan kualitas tenaga keolahragaan melalui berbagai pelatihan dan pengembangan kemampuan, salah satunya pelatih. Melalui Seksi Tenaga dan Organisasi Olahraga Prestasi pada Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Dispora Jabar menggelar pengembangan tenaga keolahragaan dalam penyusunan program pelatihan di Grand Pasific Hotel selama tiga hari, 20-22 Maret 2018 lalu.
Pengembangan-Tenaga-Keolahragaan-dalam-Penyusunan-Program-Pelatihan (Foto. Ageng)
Kepala Seksi Tenaga dan Organisasi Olahraga Prestasi pada Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Asep Sutisna menuturkan, kegiatan sendiri diikuti oleh 50 pelatih muda yang merupakan utusan dari seluruh kota/kabupaten di Jawa Barat. Kegiatan sendiri menjadi yang pertama kali dilakukan bagi para pelatih muda dalam penyusunan program pelatihan.
“Pada tahun-tahun sebelumnya, program penyusunan program pelatihan ini masuk dalam salah satu materi yang diberikan dalam kegiatan pelatihan atau penataran pelatih cabang olahraga. Tapi untuk tahun ini, kita khusus melakukan pelatihan bagi para pelatih muda terkait bagaimana cara penyusunan program pelatihan termasuk implementasi di lapangan,” ujar Asep saat ditemui di ruang kerjanya, gedung Gymnasium SPOrT Jabar, Jalan Pacuan Kuda, Arcamanik, Kota Bandung, Rabu (28/3/2018).
Asep menilai, penyusunan program pelatihan sendiri merupakan salah satu hal yang penting bagi setiap pelatih. Dengan demikian, pelaksanaan pelatihan bagi atlet bisa berjalan dengan baik, lancar, terprogram dan sesuai dengan target atau sasaran yang ingin dicapai.
“Semua pelatih harus paham bagaimana menyusun program latihan termasuk dalam implementasi di lapangan, tidak hanya asal melatih saja. Dengan demikian, target sasaran dari pelaksanaan latihan yang dilakukan atlet pun bisa sesuai dengan harapan. Dan untuk kegiatan ini, kita batasi hanya untuk pelatih muda dengan usia maksimal 35 tahun sebagai upaya meregenerasi sekaligus menciptakan pelatih berkualitas di masa yang akan datang,” terangnya.
Pada kegiatan tersebut, lanjutnya, dihadirkan beberapa orang pemateri yang berasal dari praktisi maupun teknokrat olahraga. Diantaranya pakar pelatih yang berasal dari Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) UPI, Dikdik Jafar Sidik dan Imanudin. Selain itu, dihadirkan pula pemateri seorang pelatih yang berasal dari mantan atlet nasional Judo asal Jabar, Ira Purnama Sari.
“Untuk materi yang disampaikan pada kegiatan tersebut diantaranya mengenai periodesasi latihan, hingga penyusunan program latihan jangka pendek dan panjang. Dengan kegiatan ini, kita berharap para pelatih ini bisa menyusun program latihan dengan baik sekaligus implementasi di lapangan yang juga baik sehingga bisa melahirkan atlet-atlet potensial bagi Jabar kedepan. Karena tidak sedikit pelatih yang mampu membuat program latihan dengan baik tapi implementasi di lapangan buruk, begitu pun sebaliknya. Jadi kita berharap para pelatih di Jabar ini memiliki kualitas dan kapasitas yang lengkap, baik dalam menyusun program pelatihan maupun implementasinya di lapangan,” pungkasnya.
(ageng/bam’s)

Jamkrida Jabar Teken MoU dengan Lima Kadin Kabupaten/Kota 

0
(FOKUSJabar/Boedi)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Direktur Utama Jamkrida Jabar, Tri Budhi Muljawan mengungkapkan, pihaknya melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan lima Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat untuk jaminan kredit pembiayaan proyek -proyek.

 ” Ini baru lima Kabupaten/Kota. Kota Bandung,  Bandung,  Bandung Barat,  Cianjur dan Garut.  Nantinya, kita akan lebih memperluas untuk daerah lainnya di Jawa Barat,” kata Tri kepada wartawan di Hotel Podomoro Jalan Dipenogoro,  Rabu (28/3/2018).
Menurutnya,  kerjasama dengan Kadin tersebut untuk memperluas layanan kepada masyarakat dalam memperoleh kredit.
“Kita terus dorong,  agar para pelaku UMKM bisa mendapatkan bantuan kredit dengan mudah. Kadin kan sebagai wadah yang tepat untuk melakukan itu, ” ujarnya.
(Boedi/Bam’s) 

Fisioterapi PSGC Ciamis: Pemain Harus Berattitude Baik

0
CIAMIS, FOKUSJabar.id : Fisioterapi PSGC Ciamis, Obet Robet menegaskan, para pemain yang mengikuti seleksi harus memiliki attitude yang baik sebagai atlet sepakbola. Terlebih, regulasi umur yang ditentukan PSSI pemain tim yang berlaga di kompetisi Liga 3 Nasional harus kelahiran 1996.
Menurut dia, kelahiran 1996 terhitung masih muda, memiliki determinasi tinggi dan potensi yang masih sangat mungkin dikembangkan. Namun faktor penentu dari semua itu yakni attitude di lapangan dan di luar lapangan.
” Para pemain muda yang ikut seleksi harus memiliki attitude yang baik jika ingin menjadi pemain PSGC. Percuma bermain bagus jika perilakunya tidak mencerminkan seorang atlet profesional,” ujarnya, Rabu (28/3/2018).
Attitude yang baik mencerminkan seorang atlet memanage hidupnya dengan baik dalam  mempertahankan dan meningkatkan kualitas fisik.
” Ya orang punya attitude yang baik pasti memperhatikan gaya hidupnya dengan baik, dari mulai pola makan hingga pola istirahatnya diatur demi kepentingan kualitas fisik dan kepentingan tim,” pungkasnya.
(Riza M Irfansyah/Bam’s)

Hari Ini, PSGC Ciamis Seleksi Pemain

0
PSGC Ciamis seleksi pemain
CIAMIS, FOKUSJabar.id : Persiapan menghadapi Liga 3 Nasional, PSGC Ciamis hari ini melakukan seleksi pemain di Stadion Galuh Ciamis.
Terpantau FOKUSJabar, ratusan pesepakbola lokal dan dari luar Kabupaten Ciamis mulai memenuhi stadion untuk mengikuti seleksi.
Hingga pukul 10.00 WIB, tercatat 351 orang pemain (120 pemain depan, 140 pemain tengah, 51 pemain belakang dan 40 penjaga gawang) sudah mendaftar untuk mengikuti tahapan seleksi.
Asisten Pelatih PSGC Ciamis, Ayi Daud menyebut, seleksi akan dilakukan satu hari karena keterbatasan manajemen. Namun jika dilihat dari jumlah pendaftar, kemungkinannya tidak akan rampung.
” Karena keterbatasan, kemungkinan seleksi pemian tidak akan rampung dalam sehari,” bebrer Ayi Daud.
Ayi menambahkan, para pemain yang diseleksi dibatasi umur, kelahiran 1996 sesuai regulasi yang ditentukan PSSI dan tentunya harus memiliki rasa kecintaan terhadap sepakbola, untuk Piala Indonesia, sebenarnya tidak ada regulasi tentang batasan umur, namun pihak manajemen akan memakai jasa pemain yang terseleksi pada tahap awal.
” Selanjutnya kekurangan dan penambahan komposisi tim akan dilihat dalam tahapan seleksi,” jelasnya.
(Riza M Irfansyah/Bam’s)