spot_img
Minggu 8 Juni 2025
spot_imgspot_img
Beranda blog Halaman 6937

Polres Ciamis Tunggu Hasil Otopsi Korban Meninggal Miras Oplosan

0

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Satuan Reserse Kriminal Polres Ciamis masih menunggu hasil otopsi untuk mengungkap penyebab pasti kematian korban miras oplosan yang meninggal beberapa waktu lalu di Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis.

“Kami belum menerima hasil otopsinya,” kata Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Hendra Virmanto, Selasa (6/2/2018).

Hendra mengatakan, hasil optopsi menjadi salah satu petunjuk untuk mengetahui tersangka.

“Untuk meningkatkan hasil penyelidikan ke pinyidikan diperlukan hasil otopsi itu,” ucapnya.

Hendra melanjutkan, memang  sudah ada yang dipanggil sebagai saksi dalam peristiwa tersebut tapi pihak kepolisian belum menetapkan tersangkanya.

“Karena belum cukup bukti saksi itu belum dijadikan tersangkanya,” ungkapnya.

(Husen Maharaja/DH)

‎Cuaca Jadi Kendala Latihan Persib di Jepara

0
ilustrasi (web)

JEPARA, FOKUSJabar.id : Pelatih Persib Bandung, Roberto Carlos Mario Gomez berharap, cuaca di Jepara tetap cerah, agar program pemusatan latihan selama sepekan di sana  bisa berjalan maksimal.

Sebeumnya Jepara diguyur hujan pada Senin (5/2/2018), hal itu membuat pelatih asal Argentina ini harus memberikan program latihan kepada anak asuhnya di lapangan futsal.

Cuca Jepara pada Selasa (6/2/2018) cukup cerah, dan tim Maung Bandung pun bisa berlatih di Stadion Gelora Bumi Kartini.

“Tidak terlalu bagus cuacanya untuk latihan. Kami ke sini untuk latihan, gak tahu kalau besok,” kata pelatih berusia 60 tahun ini, Selasa (6/2/2018).

Tim Maung Bandung berencana menggelar satu pertandingan uji coba yakni menghadapi tuan rumah Persijap Jepara pada akhir pekan ini di Stadion Bumi Kartini. Namun, sebelum itu Gomez berharap latihan Persib bisa berjalan maksimal.

“Besok, kalau memungkinkan pagi kita latihan. Kalau masih gak bagus, kita lihat sore,” ucap pelatih yang mengantarkan Johor Darul Ta’zim meraih gelar juara Piala AFC 2015 ini.

(Arif/DH)

Ingin Juara di Porda Jabar, Sepakbola Kota Bandung Incar Pemain Persib

0
ilustrasi (web)
BANDUNG, FOKUSJabar.id : Tim sepakbola Kota Bandung lolos kualifikasi ke Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat XIII yang digelar Oktober 2018 mendatang di Kabupaten Bogor.
Menghadapi Porda Jabar XIII/2018, tim sepakbola Kota Bandung pun berencana menggunakan jasa para pemain profesional yang membela tim Persib Bandung di Liga 1 maupun U-19.
Manajer tim sepakbola Kota Bandung, Dicky N Wijaya menuturkan, meski berhasil memenangkan semua laga di babak kualifikasi, pihaknya tetap akan melakukan evaluasi tim yang diasuh Yadi Mulyadi.
Kuota enam pemain profesional dalam komposisi tim Porda Jabar XIII akan benar-benar dimanfaatkan untuk mencapai target medali emas.
“Komposisi tim antara babak kualifikasi dan pada saat main di Porda nanti, jelas harus berbeda. Pada saat Porda harus lebih kuat kami ingin medali emas. Kemungkinan perombakan sekitar 30 persen, termasuk memasukkan pemain Persib Bandung di ajang Liga 1 maupun U-19,” ujar Dicky saat ditemui di sekretariat KONI Kota Bandung, Jalan Jakarta Kota Bandung, Selasa (6/2/2018).
Beberapa pemain yang sudah menjadi bidikan diantaranya Febri Hariyadi, Gian Zola, Puja Abdillah, Aqil Safiq, hingga Beckham Putra. Saat ini, Febri, Gian Zola, Puja, dan Aqil Saviq memperkuat tim senior Persib di Liga 1. Sementara Beckham Putra menjalani laga di kompetisi Liga 1 U-19 bersama tim Persib junior.
“Kita akan upayakan agar mereka bisa memperkuat tim sepakbola Kota Bandung di ajang Porda Jabar XIII tahun 2018 nanti. Dari sisi usia, mereka masih masuk. Masih dibawah 23 tahun,” tambahnya.
Pemain profesional dimasukan, karena persaingan pada Porda Jabar XIII  dipastikan ketat. Beberapa tim yang sudah memastikan lolos, tidak bisa dianggap remeh dan bisa menjadi batu sandungan untuk mencapai target medali emas.
“Kami sangat menyadari jika beberapa pemain Persib ini memiliki jadwal yang cukup padat, Tapi kami berharap kontribusi mereka untuk bisa mencapai target juara,” tuturnya.
Dicky, memprediksi beberapa tim akan menjadi pesaing terberat. Mulai dari tuan rumah Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, serta juara bertahan Kabupaten Bekasi.
Pada Porda Jabar XII tahun 2014 silam, Kota Bandung gagal melaju ke babak final setelah tumbang dengan skor tipis 0-1 atas tuan rumah Kabupaten Bekasi.
Sementara pada gelaran Porda Jabar XI tahun 2010, Kota Bandung sukses meraih medali emas setelah mengalahkan Kabupaten Kuningan 3-2 di babak final yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
Sebelumnya, Kota Bandung pun merupakan pemegang medali emas cabang olahraga sepakbola Porda Jabar X tahun 2006 setelah pada babak final yang digelar di stadion Singaperbangsa, Kabupaten Karawang, mengalahkan Kabupaten Bogor dengan skor 3-1.
“Untuk mengulang sukses 2006 dan 2010 itu, kita berencana menggelar pemusatan latihan mulai Maret 2018. Faktor teknis maupun non-teknis harus kita persiapkan sehingga tim bisa tampil dengan performa terbaik di Porda Jabar XIII nanti dan meraih medali emas,” pungkasnya. (Ageng/DH)

PDAM Ciamis Siap Pasang Jaringan Air Minum untuk Seribu MBR

0

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Melalui program hibah air minum dari pemerintah pusat, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Galuh Kabupaten Ciamis menargetkan pemasangan jaringan distibusi sebanyak 1000 masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tahun ini.

Direktur PDAM Tirta Galuh Ciamis Cece Hidayat mengatakan, hibah pemerintah pusat untuk 1000 MBR ini sebesar Rp3 milyar, atau per MBR senilai Rp3 juta. Pemasangan dilakukan di wilayah Ciamis kecuali Pangandaran dan Panumbangan.

“Usulan data calon pelanggan ke pemerintah pusat sampai dengan akhir Februari,” ujar Cece saat ditemui di kantornya Selasa (6/2/2018).

Cece menjelaskan, setelah diusulkan ke pusat calon pelanggan MBR akan diverifikasi. Tidak semua yang diusulkan bisa menerima manfaat program tersebut, karena harus betul-betul layak dan sesuai dengan ketentuan.

Pelanggan MBR hanya membayar Rp383.000 dan dua bulan gratis  dari biaya pemasangan normal yang mencapai Rp1,1 juta.

“Program ini juga tidak semua PDAM di indonesia mendapatkannya, karena harus PDAM sehat, mampu dan komitmen pemerintah daerahnya dalam penyertaan modal,” jelasnya.

Cece menuturkan, selama ini masyarakat kurang memahami program hibah air minum tersebut. Dimana warga menanyakan uang itu, dan meminta untuk dibagikan kepada masyarakat. Padahal hibah itu untuk pemasangan jaringan distribusi, tujuannya agar masyarakat bisa mendapat air bersih. Sehingga pemahaman tersebut yang harus diketahui masyarakat.

(Riza M Irfansyah/DH)

Demiz Minta Warga Waspadai Modus Kekerasan Terhadap Ulama

0
Deddy Mizwar optimis (Foto. Deni R)
GARUT,FOKUSJabar.id: Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar (Demiz) meminta masyarakat mewaspadai kemungkinan upaya kekerasan terbadap para ulama dengan modus dilakukan oleh orang yang memiliki gangguan jiwa.

Hal itu menyusul kasus kekerasan terhadap ulama di Jawa Barat baru-baru ini.

“Waspada, ini bisa jadi modus dan yang disasar adalah para ulama. Ini ada apa? ” kata Demiz saat mengunjungi Garut, Selasa (6/2/2018).

Demiz pun mengatakam bahwa kejadian ini tidak cukup hanya aparat penegak hukum yang mencegah. Masyarakat pun harus ikut menjaga setiap ulama yang kebanyakan berkegiatan di masjid dan pesantren.

“Jangan hanya aparat penegak hukum yang waspada, tapi masyarakat juga. Di mana ulama hidup di antara kita, baik di masjid atau pesantren, kita jaga di tengah kita,” katanya.

Dia mengaku khawatir dengan maraknya orang dengan gangguan jiwa yang melakukan kekerasan dan menjadi modus operandi untuk menganiaya ulama.

” Karenanya, keamanan terhadap para ulama harus ditingkatkan. Jangan sampai yang dikorbankan adalah orang yang tidak sehat jiwanya, padahal belum tentu gila juga,” kata dia.

Demiz kembali mengingatkan sejumlah modus lainnya yang terjadi beberapa tahun lalu dengan tujuan menganiaya ulama, mulai dari fitnah santet, fitnah kolor ijo, atau fitnah lainnya untuk memojokkan ulama. Jangan sampai kekerasan terhadap ulama ini terus berulang.

Kaitannya dengan wacana penempatan pejabat Polri untuk menjadi penjabat Gubernur Jabar, Demiz mengatakan bahwa tidak ada hubunganya.

Terlebih menurutnya Jabar tetap kondusid menghadapi Pilgub Jabar 2018.

“Polda Jabar serta Kodam III Siliwangi pun sudah cukup untuk mengamankan pesta demokrasi tersebut.

(LIN)

Lima Warga Masih Tertimbun Longsor

0

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Sebanyak lima orang warga Kampung Maseng masih tertimbun material longsor di kawasan Puncak Bogor.

Ketua BPBD Jabar sekaligus Sekda Iwa Karniwa mengatakan, kelima orang ini merupakan warga yang rumahnya tertimbun longsoran pada Senin (5/2/2018) siang lalu.

“Ada tiga rumah tertimbun, saya harapkan kelima orang ini bisa ditemukan dalam keadaan selamat,” kata Iwa di Bappeda Jabar, Kota Bandung, Selasa (6/1/2018).

Dia mengatakan bahwa saat ini pihak BPBD Jabar, BPBD Bogor, Basarnas, Tagana dan TNI/Polri tengah melakukan upaya evakuasi dan pencarian di lima titik kawasan terjadinya longsor.

“Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD Bogor, mereka pun sudah ke lokasi saat ada kejadian,” jelas dia.

Proses evakuasi dilakukan sangat hati-hati mengingat curah hujan masih akan tinggi.

Kejadian kemarin pun menurutnya menyebabkan satu korban jiwa meninggal atas nama Lilis warga Kampung Naringgul.

“Di Kampung Maseng bencana terjadi akibat tebing setinggi 300 meter dengan lebar 100 meter longsor,” paparnya.

Longsor pun menimpa Kampung Caringin, dua rumah rusak berat, lalu Kampung Ranji longsor menimpa satu rumah hingga rusak berat.

Di Kampung Naringgul selain menyebabkan korban jiwa, juga menyebabkan dua orang luka ringan dan satu luka berat.

“Korban sudah dirawat di Rumah Sakit Cimacan,” kata dia.

Lebih lanjut Iwa memastikan bahwa proses tanggap darurat sudah berjalan. Pemprov pun sudah menyiapkan sejumlah bantuan yang dibutuhkan warga.

“Saya minta semua pihak waspada, begitupun ketika jalur puncak sidah bisa dilalui kendaraan nanti. Terlebih hujan masih terjadi. Kami dari Pemprov turut berduka cita atas musibah yang terjadi,” kata dia.

(LIN)

Wagub Jabar: Rantai Pasok Pangan Harus Diperbaiki

0

GARUT,FOKUSJabar.id: Sistem rantai pasok atau distribusi pangan yang kurang merata di Jawa Barat menjadi penyebab utama lonjakan harga pangan, bahkan menghilangnya komoditas pangan di pasar.

Demikian diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz) saat mendampingi Menteri Pertanian RI di Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Selasa (6/2/2018).

Bahkan, kata dia, belum lama ini, lonjakan harga beras memicu pemerintah berencana mengimpor beras meski menjelang masa panen raya.

“Rantai pasok ini harus dibenahi, ini penyebab masalah sejak puluhan tahun. Karena distribusi yang kurang tertata, akhirnya muncullah spekulan dan impor,” kata Demiz.

Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah memperkuat upaya pemantauan harga pangan di Jabar. Hal itu dilakukan bersama pihak lainnya untuk mengendalikan angka inflasi di Jabar.

Jabar pun memiliki Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini terhadap kenaikan harga pangan.

Sistem ini diluncurkan oleh Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi (FKPI) Provinsi Jawa Barat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Jawa Barat tahun lalu.

Sistem peringatan dini ini terdapat pada aplikasi Portal Informasi Harga Pangan (Priangan) yang dapat diinstal masyarakat melalui Google Play pada smartphone.

Untuk memutus permasalahan tingginya harga pangan karena kurang pasokan, katanya, harus ditetapkan data yang valid. Contohnya, setiap harinya didapat data panen bahan pangan dari berbagai kecamatan, mulai dari jenis pangan, jumlah, hingga harganya.

“Contoh, nanti penyuluh pertanian melapor berapa panen padi, jagung, cabai, bulan ini. Panen di desa mana, nanti dikumpulkan datanya per kecamatan. Nanti ketahuan Jabar punya beras, jagung, cabai, berapa dan di mana saja. Harus terdata semua, termasuk ayam dan daging. Dengan data akurat dan bukan kira-kira, tidak akan ada spekulan,” katanya.

Dengan adanya jaringan data yang tepat mengenai setiap hasil pangan di Jawa Barat, katanya, akan menghindari spekulasi kebutuhan impor yang tidak tepat, petani akan mendapat harga jual bahan pangan yang layak, dan harga pangan di pasaran terjamin stabil.

Rantai pasok dengan data yang belum valid, katanya, menyebabkan sejumlah pihak memanfaatkannya untuk kepentingan bisnis. Biasanya pemerintah tidak mau mengambil risiko saat komoditas pangan harganya melonjak dan akhirnya memilih mengimpor bahan pangan.

“Kalau datanya valid, bisa saja jadinya tidak perlu impor. Makanya sekarang, untuk menghindari permasalahan itu, harus selalu ada data valid yang terukur secara real time. Kita bisa buat smart village yang bisa menyediakan data hasil pangannya tiap saat,” katanya.

Campur tangan generasi muda dan akademisi dalam pertanian pun mutlak dibutuhkan untuk moderenisasi pertanian di Jawa Barat.

Karenanya, dibutuhkan regenerasi petani untuk mempertahankan kedaulatan pangan nasional, dimulai dengan mengubah keidentikan antara profesi petani dengan kemiskinan.

(LIN)