spot_img
Kamis 11 September 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 6909

Korban Miras Oplosan Didominasi Pemuda Putus Sekolah dan Buruh

0
ilustrasi (web)
BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pemuda putus sekolah dan buruh bangunan menjadi korban paling banyak minuman keras (miras) oplosan ‘gingseng’ di Cicalengka, Kabupaten Bandung baru-baru ini.

Selain dua kategori itu, ada juga buruh pekerja  dan tukang ojek yang biasa beroperasi di Cicalengka dan sekitarnya.

Korban miras ‘ginseng’ tercatat mencapai 189 orang yang terdiri dari 188 laki – laki dan satu perempuan. Dari jumlah tersebut, 38 orang di antaranya meninggal dunia.

Direktur Utama RSUD Cicalengka Yani Sumpena menjelaskan bahwa para korban telah ditangani tim dokter. Kaitannya biaya, sesuai intruksi dari Pemkab Bandung, maka ada keringanan biaya bahkan bebas. Terlebih kasus tersebut masuk dalam Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Pembebasan biaya sudah proses. Selama dokumennya lengkap, datanya ada, nantinya akan dicocokan, setelah itu kami kembalikan uangnya. Pasien banyaknya orang putus sekolah, buruh, buruh banguban dan tukang ojek,” kata Yani.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bandung Ahmad Kustijadi menambahkan, untuk pembiayaan KLB bagi para korban miras ‘ginseng’ sepenuhnya berada di kewenangan rumah sakit.

“Itu urusannya rumah sakit, Dinas menunggu Klaim dari rumah sakit. Kita melihat ini sebagai bencana sosial dan kepedulian Pemda serta keluarga korbannya,” tambah Ahmad.

Sebelumnya, Bupati Bandung Dadang Nasser berharap aparat kepolisian memberikan hukuman berat kepada peracik dan penjual miras Gingseng.

“Dari sisi penanganan korban, kami menyatakan KLB yaitu Kejadian Luar Biasa. Biasanya (KLB ini) penyakit menular, bencana alam. Ini bencana moral, bencana sosial,” terangnya.

Untuk mengoptimalkan penanganan, pihaknya menggratiskan biaya pengobatan bagi para korban di RSUD Cicalengka.

“Rumah sakit menggratiskan kepada korban, tidak ada bayaran. Nanti kalau ada yang sudah duluan bayar, asal ada kwitansinya, dibalikin. Ini kejadiannya masalah sosial, moral,” tambahnya.

(Adie/LIN)

Ribuan Perempuan Jabar akan Deklarasi Dukung Hasanah di Hari Kartini

0

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Ribuan perempuan dari 27 kabupaten kota di Jawa Barat menyatakan dukungannya untuk pasangan Cagub-Cawagub nomor urut 2 Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah).

Bahkan, dalam waktu dekat para perempuan ini akan mendeklarasikan dukungannya untuk Hasanah.

“Bertepatan dengan Hari Kartini 21 April 2018, para perempuan se-Jawa Barat akan deklarasi dukungan untuk Hasanah. Ini merupakan komunitas dan ormas perempuan gabungan dan akan mengusung Hasanah sepenuhnya,” kata Ketua Panitia Deklarasi Perempuan Asyanti Rozana Talib, di DPD PDIP Jawa Barat, Jalan Pelajar Pejuang 45, Bandung, Kamis(12/4/2018).

Asyanti yang juga anggota Komisi V DPRD Jabar itu mengatakan bahwa para peremouan itu bukan berasal dari kalangan politikus, tetapi dari semua kalangan, seperti buruh, guru, notaris, akademisi, ibu rumah tangga hingga petugas kebersihan.

Di Pilkada Jabar kali ini, suara peremouan cukup signifikan, sedikitnya 15 juta perempuan punya hak pilih.

“Kalau dapat 10 juta suara saja sudah sangat bagus,” jelas dia.

Dia menyebut bahwa pasangan Hasanah memiliki beberapa program yang dianggap pro perempuan. Salah satunya adalah Jabar Cageur yang diharapkan pemerintah bisa lebih peduli pada kesehatan kaum perempuan dan juga anak-anak.

Dari pengalamannya berkeliling ke daerah-daerah di Jabar, masih banyak bayi-bayi yang kurang gizi, serta nasib perempuan yang kurang mendapat perhatian hingga harus terbang ke negara lain untuk bekerja.

“Semoga pemimpin Jawa Barat mendatang yakni Hasanah dapat merubah nasib perempuan menjadi lebih baik dan lebih pintar, tak ada bayi yang kekurangan gizi sehingga bisa tumbuh lebih sehat,” pungkas dia.

(LIN)

Setelah Abubakar, Tiga Pejabat Pemkab KBB Juga Ditahan KPK

0

JAKARTA, FOKUSJabar.id:  Lagi, pejabat ditangkap KPK. Kali ini sebanyak tiga pejabat di Pemkab Bandung Barat ditahan KP karena tersangkut dugaan suap terhadap Bupati Bandung Barat Abu Bakar. Ketiganya ditahan di rutan cabang KPK di kav. K4

“Mereka ditahan selama 20 hari ke depan ,” kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah seperti dilansir detik.com Kamis (12/4/2018).

Tiga tersangka yang ditangkap itu adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Barat Weti Lembanawati. Kepala Badan Kepegawaian Kabupaten Bandung Barat Asep Hikayat dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat Adiyoto.

Ketiga tersangka itu keluar dari Gedung KPK di Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan sekitar
pukul 01.30 WIB. Mereka terlihat menggunakan rompi tahanan berwarna oranye. Mereka tampak tertunduk lesu dan enggan berkomentar ketrika ditanya wartawan. Yang pertama dibawa ke rutan adalah Kepala Badan Kepegawaian Kabupaten Bandung Barat Asep Hikayat, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat Adiyoto.

Berikutnya, giliran Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Barat Weti Lembanawati yang dibawa ke tahanan. Ia keluar dari lobi KPK sekitar pukul 03.00 WIB mengenakan rompi tahanan berwarna oranye. Ia hanya menggelengkan kepala saat ditanya soal kasus suap yang melibatkannya.

Dalam kasus ini, KPK menetapkan Bupati Bandung Barat Abu Bakar sebagai tersangka kasus dugaan suap. Dia diduga menerima uang Rp 435 juta untuk keperluan kampanye istrinya, Elin Suharliah, yang mengikuti pilkada Bandung Barat.

“KPK meningkatkan status penanganan perkara ke penyidikan sekaligus menetapkan tersangka, sebagai berikut, diduga sebagai penerima ABB (Abu Bakar), WLW (Weti Lembanawati), dan ADY (Adiyoto). Sedangkan sebagai pemberi AHI (Asep Hikayat),” kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang.

(DAR)

Dinkes Jabar : Peramu Miras Oplosan yang Menelan Korban Puluhan Nyawa di Cicalengka Belum Diketahui

0
(FOKUSJabar/Ibenk)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) Dodo Suhendar mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui asal usul minuman keras (miras) oplosan yang beredar di Cicalengka, Kabupaten Bandung.

“Ini penjual dan pembuatannya juga tidak diketahui dari mana. Kepolisian masih mencari siapa sebenarnya yang ngeramu (miras oplosan), dari mana datangnya,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung Dinkes Jabar, Rabu (11/4/2018).

Dia mengungkapkan, hasil kajian Dinkes Jabar menduga, miras oplosan yang dikonsumsi korban mengandung metanol atau spirtus. Karena dilihat dari gejala-gejala hang dirasakan korban.

“Seperti mual, muntah-muntah, dan membuat penglihatan mata tidak jelas,” katanya.

Selain peramu miras yang telah melakukan kejahatan, lanjutnya, pengkonsumsi juga telah berbuat ceroboh. Mereka, katanya, tidak mengetahui apa yang sudah dikonsumsinya.

“Kan minuman lain yang dijual secara legal itu kan jelas izin dan kandungan didalamnya, jika ini juga terjadi akibat ketidaktahuan yang mengonsumsi, sebenarnya apa kandungan dari minuman tersebut karena mulai dari pembuatan hingga distribusi penjualan tidak diketahui atau bahkan tidak terawasi,” ucap Dodo.

Lebih lanjut Dodo menuturkan, jika pihaknya sedang mencari penyebab kenapa dalam kejadian ini bisa sekaligus memakan korban jiwa yang banyak, tidak seperti biasa dalam kejadian sebelumnya.

(Ibenk/DH)

Garut Satu-satunya Kabupaten di Jawa Barat yang Raih Swasti Saba Wiwerdha

0
Saat menerima penghargaan

GARUT, FOKUSJabar.id : Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Garut, Didit Fajar Putradi menyebut, untuk pertama kalinya Garut menerima penghargaan Swasti Saba Wiwerdha 2017. Sebelumnya meraih penghargaan Swasti Saba Padapa.

Menurutnya, Garut satu-satunya kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang menerima penghargaan tersebut bersama Kota Depok, Bogor, Bekasi, Cirebon, Bogor, Sukabumi, Karawang dan Kota Bandung.

Penghargaannya itu sendiri dia terima di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Dipenegoro No22 Bandung, Rabu (11/4/2018).

Selain penghargaan, Kabupaten Garut juga mendapat ” uang kadeudeuh ” dari Gubernur Jawa Barat sebesar Rp15 juta.

” Kami bangga karena penghargaan tersebut setingkat lebih tinggi dari Swasti Saba Padapa,” kata Didit.

Penghargaan Kabupaten Sehat Swasti Saba Wiwerda merupakan buah hasil dari proses penilaian yang jauh lebih luas dengan empat tatanan. Penilaian ini bisa dikategorikan penghargaan nasional untuk daerah setingkat Kabupaten Garut.

Pihaknya bertekad meraih penghargaan yang lebih tinggi. Yakni, Swasti Saba Wistara dengan sembilan tatanan. Karenanya, dibutuhkan sinergitas semua komponen. Mulai dari society (masyarakat), private sector (swasta) dan state (pemerintah).

” Kita bukan hanya ingin penghargaan semata, namun lebih penting lagi bersama-sama stakeholder bagaimana meningkatkan kesadaran bersama terhadap lingkungan, mulai buang sampah, pelarangan merokok di tempat umum,” pungkasnya.

(Andian/Bam’s)

Dinas Kesehatan Jawa Barat Menduga, Miras Oplosan di Cicalengka Mengandung Zat Kimia Ini

0
(FOKUSJabar/Ibenk)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Dinas Kesehatan Jawa Barat menduga kandungan dalam minuman keras (miras) oplosan yang memakan korban jiwa 41 orang di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung mengandung metanol.

Kepala Bidang Sumber Daya Kesahatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat drg. Ismirni mengatakan, dilihat dari kendala yang terjadi pada korban yaitu muntah-muntah, mual, dan pandangan kabur.

Menurutnya, gejala seperti itu biasanya efek dari zat yang berbahaya dan mematikan dan itu merupakan metanol.

“Kami lihat dari gejalanya seperti dari metanol, metanol itu biasa untuk bahan bakar, semacam spirtus. Namun untuk pastinya nanti dengan cek labolatorium,” katanya saat konferesi pers di kantor Dinas Kesehatan Jawa Barat, Rabu (11/4/2018).

Ismirni juga menjelaskan, cek labotarium nanti selain mengambil sample dari minuman sisa konsumsi korban juga mengambil sample dari darah korban.

“Darah korban juga akan diambil samplenya, sebab pada saat dikonsumsi zat seperti metanol itu akan bereaksi. Hasilnya nanti kita tunggu karena Polri juga sedang melakukan pengecekan,” ujarnya.

Sementara itu kepala dinas kesehatan Jawa Barat Dodo Suhendar mengaku prihatin dan kaget dengan kejadian tersebut. Pasalanya, kata dia, kejadian serupa sempat terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat, namun kejadian di Cicalengka ini memakan banyak korban dalam kurun waktu kurang dari satu pekan.

“Saya kaget karena kejadiannya sangat sporadis dalam kurun waktu satu pekan 41 orang meninggal dunia. Kalau sebelumnya dalam satu kejadian itu paling empat atau tiga orang,” kata Dodo dalam kesempatan yang sama.

(Ibenk/DH)

Dinas Kesehatan Jabar Berharap Kasus Miras Oplosan di Cicalengka yang Terakhir

0
(FOKUSJabar/Ibenk)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Dodo Suhendar menyatakan, pihaknya merasa prihatin dengan adanya kasus keracunan minuman keras (miras) oplosan yang terjadi di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Dia berharap peristiwa tersebut merupakan kejadian yang terakhir di Jawa Barat.

“Kami ikut prihatin. Pada saat kita sedang membangun kesehatan generasi muda, tiba-tiba ada kasus seperti itu kita berharap ini kejadian terkhir,” kata Dodo saat menggelar konferensi pers di Dinas Kesehatan Jawa Barat, Rabu (11/4/2018).

Menurutnya, jumlah korban keracunan miras Cicalengka merupakan yang terbesar dari yang pernah terjadi sebelummya dengan kasus yang sama.

“Kalau dulu hanya empat orang meninggal dunia. Sekarang 41 orang dalam sepekan, ini cukip banyak. Kita sekarang bersama-sama kembali mengevaluasi, bagaimana secara sinergis melakukan pencegahan peredaran miras oplosan,” tuturnya.

Dari informasi yang didapatnya, lanjut dia, miras oplosan merupakan produk minuman keras yang dibikin sendiri secara ilegal. Si pembuatnya pun tidak mempunyai pengetahuan tentang jenis obat dan zat kimia.

“Kalau oplosan ini dibikin sendiri oleh orang yang tidak faham pada jenis-jenis obat dan zat-zat kimia. Katanya ada bahan spirtusnya, ada alkohol murni, ini benar-benar membahayakan,” tegas Dodo.

Terkait dengan miras oplosan yang menyebabkan banyak korban di Cicalengka, lanjutnya, Dinas Kesehatan Jawa Barat bersama Kepolisian sedang melakukan uji bahan kimia yang terkandung di dalamnya.

(Ibenk/DH)