spot_img
Selasa 17 Juni 2025
spot_imgspot_img
Beranda blog Halaman 6900

DPRD: Kolam Retensi Cieunteung Sudah 30 Persen

0
Kolam Retensi Cieunteung (Istimewa)

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Untuk mengantisipasi banjir hasil luapan Sungai Citarum, salah satu program yang tengah dilakukan oleh pemerintah adalah pembuatan kolam retensi di Cieunteung, Baleendah, Bandung. Fungsi dari kolam retensi sendiri, yaitu untuk menggantikan peran lahan resapan untuk mengantisipasi banjir.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung Yayat Hidayat mengatakan, Kolam Retensi Cieunteung sendiri diusahakan selesai secepat mungkin.

“Ya mungkin 2018 akhir bisa selesai atau 2019. Itu alhamdulillah untuk kolam ini sedang dikerjakan dari pihak pemerintah pusat, dalam hal ini BBWS,” ujar Yayat mengutip PRFM, Jumat (23/02/2018).

BACA JUGA:

3 Kios Pangkas Rambut di Cimanuk Garut Dilalap Api

Untuk progresnya sendiri, Yayat menambahkan, hingga saat ini sudah mencapai 30 persen, termasuk pengerukan dan pemasangan tiang pancang.

“Ini bukan pekerjaan sedikit, kurang lebih 8 hektare, jadi saya pikir dengan frekuensi (progres-red) itu ya alhamdulillah,” tuturnya.

Selain kolam retensi, Pemerintah Kabupaten Bandung juga tengah memprogramkan pembuatan embung-embung di berbagai daerah, tidak hanya di Dayeuhkolot, tapi juga di wilayah lain seperti Rancaekek.

(Vetra)

DPRD: Banjir Kabupaten Bandung Sebenarnya Wewenang Pusat

0
Ilustrasi (Istimewa)

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Warga Kabupaten Bandung, khususnya yang terkena dampak langsung banjir hasil luapan Sungai Citarum mendesak Pemerintah Kabupaten Bandung untuk segera menyelesaikan musibah rutin ini. Namun, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung Yayat Hidayat mengatakan, penanganan banjir di Kabupaten Bandung tidak dapat dilakukan secara sepihak karena kewenangan berada di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

“Masalah banjir di Kabupaten Bandung, orang berpikirnya itu kewenangannya ada di Pemkab Bandung. Perlu saya jelaskan kepada masyarakat bahwa penanganan banjir, khususnya area Citarum itu kewenangannya ada di Kementerian PUPR, yaitu di bawah BBWS,” ujar Yayat mengutip PRFM, Jumat (23/02/2018).

Yayat menambahkan, pihaknya tidak bisa mencampuri kewenangan pusat begitu saja.

“Pekerjaan pusat kemudian diambil alih oleh daerah itu menyalahi aturan,” katanya.

Namun terlepas dari wewenang tersebut, DPRD Kabupaten Bandung tetap memiliki program-program penanganan banjir, seperti evakuasi korban, relokasi sarana umum yang tergenang banjir, dan yang sedang berjalan adalah membangun kolam retensi.

(Vetra)

Bojongsoang Macet Total, Camat Imbau Warga Tidak Bepergian

0
Dampak banjir di Baleendah membuat arus lalulintas di Jalan Raya Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jumat (23/2) macet parah. (tribun)

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Banjir yang terjadi di wilayah Bojongsoang menyebabkan terputusnya akses jalan dari dan ke wilayah tersebut. Camat Bojongsoang, Ahmad Muslim mengatakan, untuk di jalur jalan Bojongsoang, ada genangan air di dekat pom bensin dan jalur ke Cijagra setinggi 40-50 cm. Banjir juga terjadi di Desa Tegalluar, Bojongsari, dan Bojongsoang itu sendiri.

Menurut Ahmad, banjir terparah yang menggenangi rumah warga terjadi di wilayah Bojongsari.

“Paling parah di Bojongsari. Itu sekitar 80 cm yang menggenangi rumah warga,” ujar Ahmad mengutip PRFM, Jumat (23/02/2018).

Akibatnya, arus lalu lintas pun terganggu. Ahmad menyarankan masyarakat yang hendak bepergian untuk menunda keberangkatannya karena kondisi masih macet total, meskipun sudah ada petugas di lokasi.

“Tidak ada jalur alternatif. Sementara ke Dayeuhkolot juga tidak ada jalur, ke Cikoneng susah. Jadi alternatif semua ruas jalan itu juga terjebak banjir,” tambahnya.

Sementara itu, untuk penanganan korban banjir, Ahmad mengatakan, pihaknya telah menerima bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Sosial dan BPBD, yaitu berupa akomodasi, pendirian tenda darurat, serta masjid tempat pengungsian.

(Vetra)

Pemulihan Sungai Citarum, Masyarakat Harus Merubah Sikap

0
Tangani Sungai Citarum, Ini Program Andalan Pemkab Bandung (FJ)

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemulihan Sungai Citarum terus digencarkan oleh berbagai pihak, terutama masyarakat yang juga hidup berdampingan dengan Sungai Citarum.

Terkait hal itu, Bupati Bandung Dadang M. Nasser mengatakan, penanganan Sungai Citarum sudah menjadi topik di rapat kabinet dan presiden pun turun tangan, sehingga masyarakat juga harus mulai merubah sikapnya.

Dadang menegaskan, pihaknya akan mengecek apakah masyarakat masih membuang sampah ke sungai atau tidak. Pihaknya juga meminta masyarakat segera membuat septic tank komunal, bukan cubluk.

BACA JUGA:

3 Kios Pangkas Rambut di Cimanuk Garut Dilalap Api

“Masyarakat yang tidak punya septic tank kita tunjang sekarang dengan septic tank komunal,” ujarnya mengutip PRFM, Jumat (23/02/2018).

Terkait masyarakat yang lebih memilih membakar sampahnya, Dadang juga menegaskan, sampah boleh dibakar selama tidak mengeluarkan asap.

“Sampah itu uang, jangan dibakar semua. Ini masyarakat itu belum memahami. Adapun (sampah) boleh dibakar tapi enggak boleh keluar asap. Nah, kita terus usaha lakukan pengiriman alat bakar tanpa asap. Nah, kalau sampah dibakar asapnya polusi,” pungkasnya.

(Vetra)

Banjir Kabupaten Bandung, DPRD Fokus Evakuasi Korban

0
Banjir Kab. Bandung (Istimewa)

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Ratusan warga korban banjir di wilayah Kabupaten Bandung mendesak pihak pemerintah untuk segera menuntaskan masalah tersebut. Pasalnya, banjir menjadi musibah rutin yang menimpa warga setiap kali ada hujan besar.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung Yayat Hidayat mengatakan, pihaknya sudah memiliki beberapa program penanggulangan, namun untuk saat ini, DPRD bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berfokus pada penanganan korban banjir.

“Yang pertama, yang paling penting adalah penyelamatan dan penempatan korban banjir, kemudian meminimalisir dampak banjir. Kemudian kita juga memberikan bantuan-bantuan yang bersifat stimulan kepada korban banjir,” tutur Yayat mengutip PRFM, Jumat (23/02/2018).

Yayat menjelaskan, penyelamatan penduduk yang terkena musibah banjir dilakukan dengan mengevakuasi dan memindahkan korban banjir ke tempat yang aman, seperti rusunawa dan penampungan di desa.

Sedangkan terkait masalah kemacetan yang terjadi, Yayat menjelaskan, pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan Polres Bandung untuk mengatur lalu lintas. Namun menurutnya, macet tetap tidak terhindarkan karena volume kendaraan begitu banyak sementara akses jalan hanya satu.

Hari ini, tambah Yayat, DPRD pun akan turun langsung ke lapangan, termasuk memantau kegiatan-kegiatan Eksekutif Pemkab Bandung untuk melihat langkah apalagi yang harus dilakukan.

(Vetra)

Kab. Bandung Banjir Lagi, Program Citarum Harum Sudah Efektif?

0
Kab. Bandung Banjir Lagi, Program Citarum Harum Sudah Efektif? (Istimewa)

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Tingginya curah hujan yang berlangsung hampir sepekan mengakibatkan enam kecamatan di Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Majalaya, Paseh dan Rancaekek terendam banjir akibat meluapnya sungai citarum.

BPBD Kabupaten Bandung menyebutkan sebelumnya hanya tiga kecamatan yang terdampak banjir pada Kamis, (22/2/2018). Tiga kecamatan itu adalah Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang. Namun kini banjir juga merendam Majalaya, Paseh dan Rancaekek.

Kepala Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Bandung, Toni Suryana mengatakan telah mengerahkan anggotanya untuk mengevakuasi warga yang terjebak di tempat tinggalnya.

“BPBD menyiagakan Satgas sebanyak 20 personel ditambah dari relawan dan Tagana dari Dinsos,” kata Toni, Jumat (23/2/2018) mengutip Liputan6.

Toni mengatakan untuk menampung warga yang dievakuasi, beberapa gedung milik pemerintah dan sarana tempat ibadah telah disiapkan sebagai tempat pengungsian. Ia juga mengatakan telah menempatkan sejumlah perahu karet di seluruh desa yang terdampak banjir.

Proses evakuasi warga yang terdampak banjir juga dilakukan oleh kelompok warga peduli sumber daya air sungai dan kebencanaan Barudak Baraya Cisangkuy Citarum (B2C2).

Menurut Ketua B2C2 Edi Yusup, data terakhir menyebutkan ketinggian air limpasan dari Sungai Citarum di pemukiman warga berkisar antara 180 sentimeter sampai dua meter.

“Hujan yang dari kemarin, banjirnya sendiri muncul sejak pukul 19.00 WIB kemarin,” ujar Edi.

Sementara itu, Presiden Jokowi mengungkapkan pengerjaan proyek penanggulangan pencemaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum akan memakan waktu tujuh tahun.

Sudah kita hitung dari hulu, tengah, dan hilirnya akan bisa selesai Insyaallah dalam tujuh tahun,” kata Jokowi saat penanaman di hulu Sungai Citarum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis, (22/2/2018).

Menurutnya, rehabilitasi Sungai Citarum harus dilakukan secara terintegrasi, dari mulai pemerintah pusat, provinsi, dan daerah, dengan pengawasan dari Kodam III Siliwangi.

“Kita kerjakan secara gotong royong. Ini pekerjaan besar dan panjang. Bukan seremoni seperti yang sudah-sudah dan akan saya lihat secara rutin,” tegas Jokowi.

(Vetra)

Banjir di Sejumlah Daerah di Jabar, Ini kata Kang Hasan

0
Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin (Foto: IST)
Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin (Foto: IST)

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Hujan deras yang turun sejak dua hari terakhir mengakibatkan sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) diterjang banjir.

Tidak hanya di Kota Bandung, tiga kecamatan di Kabupaten Bandung pun terendam.

Bahkan, lima kecamatan di Kabupaten Majalengka dilanda banjir dan longsor. Empat dusun serta ratusan hektar sawah di Kabupaten Tasikmalaya pun tak luput dari terjangan banjir.

BACA JUGA:

3 Kios Pangkas Rambut di Cimanuk Garut Dilalap Api

Tidak hanya itu, di Kabupaten Kuningan, dari 14 desa yang tersebar di delapan kecamatan nyaris tenggelam akibat banjir dan longsor, Kamis (22/2) malam.

Terkait musibah banjir dan tanah longsor tersebut, Calon Gubernur Jabar nomor urut 2 TB Hasanuddin (Kang Hasan) menyampaikan keprihatinannya.

“Saya turut prihatin semoga saudara-saudara kita yang mendapat musibah banjir diberikan kesabaran,” kata Hasan, Jumat (23/2/2018).

Menurut dia, pada prinsipnya masalah banjir adalah manajemen air permukaan yang tidak baik.

Seharusnya air permukaan itu bisa diserap oleh tanah sebagian dan sebagian lainnya masuk ke sungai.

“Ada tiga bagian yang harus dilakukan untuk menanggulangi banjir dalam jangka pendek dan panjang,” tutur dia.

Tiga bagian itu, yakni bagian hulu sungai atau gunung harus dibuat embung-embung penahan aliran air.

Kemudian sungai pun harus dinormalisasi melalui pengerukan sedimentasi dan pembebasan daerah sempadan sungai.

Dan ketiga, di kawasan permukiman atau perkotaan harus dibuat kawasan serapan air, seperti taman atau hutan kota, juga pembangunan sumur resapan di setiap rumah dan sumur injeksi di setiap kawasan permukiman.

Adapun strategi yang lebih luas, kata dia, yakni tata ruang yang pro lingkungan hidup. Untuk Jabar, lanjut Hasan, perlu segera diwujudkan kawasan hutan seluaa 30 persen.

“Pemukiman di perkotaan didorong agar menjadi konsep vertikal, seperti rumah susun,” kata dia.

(LIN)