BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kasus yang sempat viral melibatkan seorang guru SMPN 2 Jalancagak, Kabupaten Subang Jawa Barat (Jabar) berakhir damai melalui musyawarah kekeluargaan.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM) menegaskan, kasus tersebut menjadi pembelajaran bersama agar penegakan disiplin di sekolah dilakukan tanpa kekerasan.
BACA JUGA: 1 Juta Pekerja Informal Dapat Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan
“Kasus ini tidak dilanjutkan ke ranah hukum. Tidak perlu ada laporan pidana atau ganti rugi. Kalau setiap masalah di sekolah dilaporkan ke polisi, nanti guru kehilangan wibawanya,” kata Dedi Mulyadi.
Kasus guru SMPN 2 Jalancagak Subang tersebut terjadi pada Senin (3/11/2025) lalu. Waktu itu, seorang guru bernama Rana Saputra menegur sekaligus menampar siswa berinisial ZR (16) setelah upacara bendera.
ZR diketahui berulang kali melanggar aturan sekolah.
Video proses mediasi antara guru SMPN 2 Jalancagak dan orangtua siswa, Deni Rukmana (38) sempat beredar di media sosial dan menarik perhatian publik.
Menanggapi hal itu, KDM memanggil seluruh pihak terkait. Baik pihak sekolah maupun orangtua siswa untuk mencari solusi terbaik.
Hasilnya, kedua belah pihak sepakat menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan.
BACA JUGA: Solusi Atasi ‘Lautan’ Pencari Kerja, Pemprov Jabar Siapkan Aplikasi NyariGawe
KDM menekankan, tindakan kekerasan tidak bisa dibenarkan dalam proses pendidikan. Guru tetap harus menegakkan disiplin dengan cara yang tegas namun tetap mendidik.
“Guru jangan takut menegakkan disiplin. Tapi tidak dengan kekerasan,” pesan KDM.
Dalam kesepakatan damai itu, orang tua ZR juga berkomitmen mendukung pembinaan anaknya di rumah.
KDM meminta pihak orang tua membuat perjanjian sanggup mendidik anaknya dengan baik.
Jika di kemudian hari siswa yang bersangkutan kembali melanggar aturan, orang tua bersedia anaknya menjalani pembinaan karakter di barak militer.
KDM menilai, kasus ini menjadi refleksi penting bagi dunia pendidikan untuk memperkuat kolaborasi antara sekolah dan keluarga dalam membentuk karakter anak.
“Semangat terus para guru. Tegakkan disiplin, bina anak-anak dengan baik. Jangan takut, tapi jangan gunakan kekerasan,” pungkasnya.
(Bambang Fouristian)


