Kamis 12 Desember 2024

Peneliti UPI Kembangkan Intensive Coaching dan Mentoring Sebagai Akselerasi Digital Startup Mahasiswa

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Peneliti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melakukan penelitian pengabdian kepada masyarakat (PKM) tentang Intensive Coaching dan Mentoring Sebagai Akselerasi Digital Startup Mahasiswa. Tim peneliti terdiri dari Dr. Lili Adi Wibowo, S.Pd.,S.Sos.,MM sebagai ketua, Lisnawati, S.Pd., MM sebagai anggota, serta Sulastri, S.SPd., M.Stat, MM sebagai anggota.

Peneliti merupakan dosen Program Studi Pendidikan Bisnis Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) UPI. Peneliti mengadaptasi model Stirling et al yang dipublikasikan Tahun 2017 tentang Steps for Successful Mentorship serta langkah-langkah kegiatan choaching dan mentoring berdasarkan Panduan Choacing, Mentoring, dan Belajar Mandiri yang dipublikasikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2021.

Penelitian ini dikembangkan dalam rangka merespon perkembangan Industri digital yang diprediksi terus tumbuh dan berlanjut secara baik secara regional maupun global. Industri Digital yang berbasis pada kecanggihan teknologi, membuat para investor baru menjadikan bisnis startup sangat profitable untuk dijalankan.

Saat ini, startup atau perusahaan lokal di Indonesia muncul menjadi raksasa industri digital di Indonesia dan telah berhasil mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia yang akrab dengan dunia digital. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menjadi unicorn dengan valuasi milayaran bahkan triliunan.

Keberhasilan digital startup lokal di Indonesia menjadi inspirasi generasi muda untuk mendirikan startup serta melakukan berbagai inovasi dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar masyarakat. Pada perspektif lain, hasil penelitian menunjukan tingginya minat mendirikan startup sejalan dengan tingginya kegagalan dalam proses menjalankan usaha. Selain itu tingkat kesuksesan mendirikan startup di Indonesia juga masih rendah dan relatif kecil.

Dalam rangka mencapai keberhasilan serta mempertahankan eksistensi startup dikalangan mahasiswa, peneliti berpandangan, diperlukan program pengembangan bisnis melalui mentoring oleh para mentor. Melalui mentoring ini, para pengusaha pemula mendapatkan manfaat dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas dalam usaha, meningkatnya pemahaman dan pengetahuan dalam menjalankan aktivitas bisnis serta terbangunya relasi kemitraan dalam menciptakan inovasi dan perubahan.

BACA JUGA: Perpusnas: Literasi Jadi Kunci Penting Indonesia Maju

Selain mentoring, peneliti menemukan, faktor penentu keberhasilan dalam mengembangkan startup yang dapat dilakukan melalui intensive coaching dalam rangka meningkatkan relasi karyawan, kinerja usaha serta melakukan berbagi inovasi dalam merespon perubahan. Tim peneliti berpandangan, mentoring dan intensive coaching berperan sangat penting dalam membantu startup bagi mahasiwa UPI untuk membantu mahasiwa yang mengalami kesulitan baik dalam hal financial, sumber daya manusia dan yang lainnya dalam mengembangkan stratupnya.

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Pd.,S.Sos.,MM sebagai ketua tim peneliti mengungkapkan, tujuan penelitian dimaksudkan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan nyata yang terjadi pada mahasiswa wirausaha. Hal ini mendukung dari tujuan pengabdian pada masyarakat berbasis kewirausahaan ini sebagai tindakan proaktif bagi mahasiswa wirausaha.

Intensive coaching dan mentoring bertujuan agar para mahasiswa wirausaha UPI bisa memahami tuntutan pekerjaan yang berdampak pada tujuan pribadi atau tujuan profesional bisnisnya. “Melalui pelatihan, mahasiswa wirausaha diharapkan bisa meningkatkan potensi dan kualitas diri supaya memberikan kinerja yang makin istimewa,” kata Lili.

Lebih lanjut, Lili menjelaskan, program intensive coaching dan mentoring yang sudah dilakukan dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan. Diantaranya prepare, set the stage, implementation action plan, progressive review, wrapping up coaching follow up, evaluate feedback and plan next step.

Tahap pertama yaitu prepare. Pada tahapan ini para mahasiswa yang mengontrak mata kuliah strategic managejemen dan digital marketing, namun lebih dikhususkan untuk mata kuliah strategic manajemen. Hasil yag dicapai dalam tahapan ini adalah mentee menyadari pentingnya melakukan assessment dan membangun self awareness serta termotivasi untuk melakukan pengembangan diri yang bermanfaat dalam pengembangan startup-nya.

Tahap kedua yaitu set the stage. Pada tahap ini, hasil yang dicapai melalui tahapan ini diantaranya kemampuan mentee dalam mengidentifikasi visi, misi dan tujuan bisnis startup yang dijalankannya serta menyusun tahapan dan rencana bisnis yang akan dijalankan ke depannya, serta kemampuan menilai lingkungan internal (seperti keunggulan kompetitif perusahaan) maupun eksternal (termasuk market analysis, customer demands, satisfaction; economical, political, social, juridical legal, serta identifikasi mengenai competition, providers, partnership yang dihadapi bisnis startup yang dimilikinya).

Tahap ketiga yaitu implementation action plan. Pada tahap ini, mentee mampu mengimplementasikan strategi yang sudah dibuat sebelumnya seperti product positioning, market segmentation, finance atau accounting, crew management, dan management information system. Mentee mampu mengintegrasikan setiap aspek strategi yang sudah dibuat, mengimplementasikan dan menciptakan kemajuan dalam proses pengembangan startup-nya.

Tahap keempat progressive review. Pada tahap ini, menghasilkan laporan yang berisi progress implementasi strategi yang telah dilakukan oleh mentee dalam pengembangan startup-nya. Melalui laporan tersebut, mentee dengan didampingi mentor melakukan diskusi apa saja hal-hal yang harus diperbaiki, maupun langkah yang akan dilakukan selanjutnya apabila kinerja sebelumnya dinilai sudah baik. Penilaian dilakukan dengan melihat perbandingan antara rancangan strategi dengan hasil implementasi strategi yang telah dilakukan.

Tahap kelima, wrapping up coaching follow up. Pada tahap ini peneliti menghasilkan informasi perkembangan kinerja mentee dan implementasi perbaikan yang sebelumnya sudah direncanakan. Kegiatan sharing session dan talkshow juga menghasilkan peningkatkan pengetahuan yang dimiliki mentee sehingga dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut ke dalam proses pengembangan startup-nya.

Tahap evaluate feedback and plan next step. Pada tahap ini, proses choaching dan intensive mentoring dilakukan melalui forum group discussion, yang menghasilkan evaluasi akhir pada kinerja keseluruhan. Pada tahap ini kemampuan mentee dalam memaparkan hasil kerja, berbagi pengalaman seputar pengembangan startup, dan menjelasakan kesulitan yang dihadapi dan solusi dalam mengatasinya dinilai dan dievaluasi oleh mentor. Tahap ini juga mempersiapkan mentee untuk dapat melangkah ke tahap berikutnya, salah satunya dengan memberikan pemahaman mengenai prosedur legalitas bisnis.

Lisnawati, S.Pd., MM sebagai anggota tim peneliti menjelaskan, melalui penelitian ini, ada beberapa hasil yang dicapai. Yakni para mahasiswa memiliki kesadaran akan pentingnya melakukan assessment dan membangun self awareness serta termotivasi untuk melakukan pengembangan diri yang bermanfaat dalam pengembangan startup, para mahasiswa memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi visi, misi dan tujuan bisnis startup yang dijalankannya serta menyusun tahapan dan rencana bisnis yang akan dijalankan ke depannya, serta para mahasiswa memiliki kemampuan menilai lingkungan internal (seperti keunggulan kompetitif perusahaan) maupun eksternal (termasuk market analysis, customer demands, satisfaction; economical, political, social, juridical legal, serta identifikasi mengenai competition, providers, partnership yang dihadapi bisnis startup yang dimilikinya.

“Para mahasiswa juga memiliki kemampuan dalam mengimplementasikan strategi yang sudah dibuat sebelumnya serta para mahasiswa memiliki kemampuan mengintegrasikan setiap aspek strategi yang sudah dibuat, mengimplementasikan dan menciptakan kemajuan dalam proses pengembangan startup,” Lisnawati menambahkan.

Sulastri, S.SPd., M.Stat, MM mengungkapkan, penelitian ini memberikan dampak positif bagi kemajuan ekonomi masyarakat dan kesadaran akan teknologi. Sehingga kedepannya masyarakat diharapkan mampu mengikuti perkembangan teknologi yang ada dan memaksimalkan potensi teknologi tersebut untuk menjadi sebuah nilai ekonomis.

Karena itu, pada kegiatan ini diharapkan partisipasi yang lebih aktif dari pemerintah, tenaga ahli, maupun tenaga pendidik demi tercapainya tujuan kegiatan. Mahasiswa sebagai salah satu elemen dari masyarakat juga diharapkan dapat menunjukkan antusias dan partisipasi aktif dalam kegiatan ini.

“Peningkatan kualitas kegiatan dapat dilakukan dengan pelaksanaan perbaikan melalui hasil evaluasi kegiatan sebelumnya. Intensive choaching dan mentoring selanjutnya dapat mengusung tema yang baru dan berkelanjutan sesuai dengan fenomena yang sedang terjadi sehingga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan yang ada,” kata Sulastri.

(Ageng)

Berita Terbaru

spot_img