Kamis 12 Desember 2024

1 Desember Peringatan Hari AIDS Sedunia

BANDUNG, FOKUSJabar.id: 1 Desember 1988 diperingati sebagai hari AIDS Sedunia, diperingati untuk menumbuhkan kesadaran akan infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang dapat membuat pengidap susah untuk sembuh, dan dapat menyebabkan kematian.

Selain itu juga Hari Aids Sedunia diperingati untuk mereka yang sudah meninggal dikarenakan penyakit HIV/AIDS yang dideritanya, merupakan sebagai hari kesehatan global pertama.

Baca Juga: Kota Bandung Kembali Berstatus Zona Merah Penyebaran Covid-19

Sampai saat ini, epidemi yang disebabkan virus HIV ini selalu dijadikan agenda kesehatan oleh negara-negara di dunia dikarenakan semakin banyak orang yang terjangkit oleh virus tersebut. WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan sekitar 38 juta orang di Bumi hidup bersama HIV-Aids sampai tahun 2019.

Supaya terhentinya jumlah orang yang terinfeksi maka harus dilakukan tes HIV dan harus dilakukan tes sejak dini agar orang yang mengidap HIV/AIDS bisa memiliki angka harapan hidup yang lebih lama.

Sejarah Hari Aids Sedunia

Dikutip dari Very Well Health, Hari Aids Sedunia diprakarsai oleh James Bunn dan Thomas Netter memegang jabatan sebagai Humas di WHO. Saat itu James Bunn adalah seorang jurnalis dan merasa yakin apabila masyarakat disaat itu akan tertarik dengan berita mengenai isu HIV/AIDS, Bunn sebelumnya giat melakukan liputan untuk melakukan kampanye HIV/AIDS.

Bunn dan Thomas Netter akhirnya menetapkan 1 Desember adalah tanggal yang cocok untuk memperingati Hari AIDS Sedunia.

Fokus awal adalah kepada para anak dan remaja agar dapat meningkatkan kesadaran mengenai dampak dari HIV/AIDS di lingkungan keluarga, tidak hanya kepada kelompok seperti pengguna narkoba, kelompok penyuka sesama jenis dan pekerja seks komersial.

1996 Program Bersama PBB mengambil alih peringatan tentang HIV/AIDS (UNAIDS) dan diperluas menjadi pendidikan sepanjang tahun dan kampanye pencegahan.

Dari tahun ke tahun, peringatan hari AIDS sedunia ini selalu mengangkat tema mengenai tujuan kebijakan otoritas kesehatan masyarakat dalam penanganan HIV/AIDS.

Disaat terapi antiretroviral (ARV) di akhir tahun 1990-an ditemukan bisa memperpanjang harapan hidup ODHA, akhirnya fokus berubah dalam pencegahan HIV/AIDS secara global bahwa keluarga dan komunitas menjadi hambatan utama, termasuk persoalan diskriminasi, pelemahan kelompok perempuan dan anak, serta stigma.

hari aids sedunia 2020 fokusjabar.id
Hari Aids Sedunia, (Web)

Tahun 2011 sampai 2015 kampanye ‘Getting to Zero’ mengalami kemajuan dengan cara terapi juga terobosan-terobosan dalam intervensi pencegahan mendorong pembuat kebijakan untuk mempromosikan potensi akhir dari epidemi.

Dengan peluncuran kampanye ‘Access Equity Rights Now’ dan strategi ’90-90-90 UNAIDS’ di tahun 2016 semakin memperkuat upaya tersebut, kedua upaya tersebut mempunyai misi untuk mengakhiri epidemi HIV di awal 2030.

Dilaporkan WHO hingga tahun 2019 sekitar 690 ribu meninggal dunia dan 38 juta orang hidup dengan HIV/AIDS. Selain itu juga dicatat sekitar 1,7 juta kasus baru HIV di tahun 2019.

Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia melaporkan sebanyak 349.882 orang mengidap HIV/AIDS di tahun 2019. Tahun 2020 tercatat kasus baru sebanyak 21.220 orang, dengan persentasi sebanyak 70 persen pada kelompok usia produktif (25-49 tahun).

Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini dapat menurunkan anti bodi tubuh manusia dalam melawan infeksi, dan akhirnya infeksi HIV ini dapat menyebabkan kematian.

(Erwin)

Berita Terbaru

spot_img