BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dua tahun setelah Apple menjadi perusahaan publik AS pertama dengan nilai pasar saham 1 trilyun dolar AS, kini pembuat iPhone tersebut telah mencapai 2 triliun dolar AS.
Dikutip dari Reuters, Kamis, saham perusahaan yang berbasis di Cupertino, California, itu sempat naik hingga 468,65 dolar AS, Rabu (19/8), setara dengan kapitalisasi pasar sebesar 2,004 trilyun dolar AS.
Saham Apple melonjak sejak ledakan hasil kuartalan pada bulan Juli yang menunjukkan bahwa pembuat iPhone tersebut mengungguli Saudi Aramco sebagai perusahaan yang paling bernilai di dunia. Saham Apple naik sekitar 57 persen sejauh ini pada 2020.
Peningkatan tersebut mencerminkan kepercayaan investor yang tumbuh dalam pergeseran Apple ke arah yang tidak terlalu mengandalkan penjualan iPhone, dan lebih banyak pada layanan untuk pengguna, termasuk video, musik dan game.
BACA JUGA: Apple Tidak Tertarik beli TikTok
Apple kini menyumbang hampir 7 persen dari total nilai pasar indeks saham S&P 500. Kapitalisasi pasarnya hampir sama dengan nilai gabungan dari 200 perusahaan terkecil S&P 500.
Namun, peningkatan saham Apple baru-baru ini tersebut membuatnya berpotensi dinilai terlalu tinggi, menurut metrik yang banyak digunakan. Saham diperdagangkan pada lebih dari 30 kali pendapatan yang diharapkan analis, tingkat tertinggi dalam lebih dari satu dekade, menurut perusahaan penyedia data pasar finansial, Refinitiv.
Microsoft dan Amazon mengikuti Apple sebagai perusahaan AS paling berharga yang diperdagangkan secara publik, masing-masing bernilai sekitar 1,6 triliun dolar AS. Keduanya diikuti oleh Alphabet, pemilik Google, dengan lebih dari 1 trilyun dolar AS.
Perusahaan-perusahaan tersebut dan perusahaan teknologi kelas berat lainnya melonjak ke rekor tertinggi selama pandemi COVID-19 karena konsumen lebih bergantung pada layanan digital, streaming video dan layanan lain yang mereka sediakan.
Investor memperkirakan perusahaan-perusahaan tersebut akan dapat keluar pandemi lebih kuat.
Pendapatan Apple dilaporkan tumbuh pada setiap kategori dan di semua wilayah geografisnya pada kuartal Juni, bahkan ketika pandemi menyebabkan ekonomi AS mengalami kontraksi pada tingkat terburuknya sejak Great Depression.
Apple mengejutkan Wall Street karena dapat membuat pembeli setia membeli iPhone, iPad dan Mac secara daring bahkan ketika beberapa toko fisik tutup karena virus corona.
Dimulai dari garasi salah satu sang pendiri Steve Jobs pada 1976, Apple telah mendorong pendapatannya melebihi output ekonomi sejumlah negara, seperti Portugal dan Peru.
CEO saat ini, Tim Cook, mengambil alih kepemimpinan Jobs pada 2011, dan memiliki lebih dari dua kali lipat pendapatan dan laba Apple di bawah kepemimpinnya.
(Nendy/ANT)