Jumat 13 Desember 2024

Covid-19, Pemkot Bandung Pangkas Anggaran Pembangunan

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Jelang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Wilayah Bandung Raya, Walikota Bandung, Oded M. Danial mengaku tengah fokus pada distribusi jaring pengamanan sosial untuk warga miskin dan rawan miskin akibat wabah virus Corona (Covid-19). 

Pihaknya mengaku  sudah mengalokasikan anggaran untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak wabah Covid-19 di luar bantuan dari Presiden RI dan Provinsi Jawa Barat. Dana tersebut diperoleh dari pergeseran APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2020.

“Kota Bandung sudah menggeser (anggaran), terutama program-program besar kita ‘cut’ diantaranya yang berhubungan dengan pembanguna. Kita geser dulu ke Covid-19 ini,” jelas Oded di Pendopo Jalan Dalem Kaum Kota Bandung Jawa Barat Minggu (19/4/2020).

Baca juga: Memutus Mata Rantai Covid-19, Legislator Demokrat Gelar Aksi Kemanusiaan di Garut

Dijelaskannya, dana APBD tersebut diperuntukkan terutama untuk warga desil 1, desil 2, desil 3, dan desil 4, yakni empat kategori warga termiskin. Bantuan pemerintah daerah akan menggenapi bantuan dari pusat sehingga bisa merata dan seimbang.

“Dari program PKH (Program Keluarga Harapan) itu sudah mendapatkan Rp450.000. Dari sembakonya Rp200.000, dari PKH-nya Rp250.000. Kemudian ditambah oleh APBD Kota Bandung Rp50.000, jadi jumlahnya Rp500.000. Untuk desil 1, 2, 3, dan 4 non PKH, mereka yang hanya mendapatkan sembako Rp200.000 itu akan ditambah oleh APBD Kota Bandung Rp300.000 supaya menjadi Rp500.000 juga Supaya adil,” jelasnya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Ketua Forum Bandung Sehat sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung, Siti Muntamah Oded mengatakan, segmen warga rawan miskin lainnya akan dibantu oleh paket sembako non-APBD yang saat ini tengah dihimpun oleh Forum Bandung Sehat. Hingga saat ini, ada 25.000 paket sembako yang sudah terkumpul dari bantuan CSR dan donasi.

“Kita melihat di Kota Bandung ini perhatiannya tidak hanya kepada desil 1, 2, 3, dan 4. Kita juga punya panti-panti, kurang lebih ada 73 panti, baik jompo, anak terlantar, yatim, yatim piatu. Ini tentu saja harus kita amankan,” katanya.

Selain itu, segmen-segmen masyarakat seperti keluarga disabilitas, pelaku UMKM yang usahanya terkendala karena Covid-19, hingga para guru mengaji yang merupakan kepala keluarga.

“Ada juga yang lain-lain, misalnya keluarga disabilitas, yang sebelumnya mereka sangat survive, tetapi mereka tidak masuk di desil 1, 2, 3, 4, dan tidak masuk kriteria yang Banprov. Dinsos sedang menunggu data berapa yang di-‘cover’ oleh provinsi, baru di luar itu akan di-‘cover’ oleh Pemkot. Bantuan yang di Pendopo ini adalah mendukung untuk menggenapi yang tidak terlindungi oleh bantuan APBD,” tuturnya.

(Yusuf Mugni/As)

Berita Terbaru

spot_img