Kamis 12 Desember 2024

Wadir RSUD Kota Banjar Membenarkan Ruang Isolasi Covid-19 Penuh

BANJAR, FOKUSJabar.id: Wakil Direktur (Wadir) RSUD Kota Banjar Bidang Pelayanan, Furkon mengaku tidak ada Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 asal Kabupaten Pangandaran yang ditolak di RSUD Kota Banjar Jawa Barat.

Dia juga membenarkan bahwa ruang isolasi yang ada di RSUD Kota Banjar penuh.

“Setahu saya tidak ada pasien dari Pangandaran. Tidak ada data pasien yang bersangkutan datang ke RSUD Banjar,” katanya, Sabtu (21/3/2020).

Lanjut Furkon, pihaknya setiap pagi melakukan progres report dan tidak ada info maupun data pasien asal Pangandaran. Jika pasien tersebut datang ke RSUD apalagi sudah PDP, pasti ditatalaksana sebagai PDP dan diarahkan ke RSU yang ruang isolasi khususnya masih ada. 

“Memang kamar isolasi khusus kita cuma punya dua tempat tidur dan saat ini penuh,” ujarnya.

Sebelumnya dikabarkan, kisah pilu dialami oleh seorang PDP Covid-19 di Kabupaten Pangandaran. Betapa tidak, warga asal Kecamatan Mangunjaya tersebut ditolak di 5 Rumah Sakit (RS). Padahal pasien tersebut ingin mendapatkan perawatan medis lanjutan atas gejala-gejala yang dialaminya.

Baca Juga : Alat Disinfektan PPLT Di Kota Banjar 3 Tahun Tak Berfungsi

PDP vieus Corona itu ditolak di RSUD Banjar, RSUD Ciamis, RSUD Tasik, RS Siaga Medika Banyumas dan RSU Banyumas. Semua RS beralasan ruang perawatan penuh.

Karena tak ada pilihan lain, PDP itu akhirnya pulang ke rumah. Padahal berdasarkan pengakuannya dia telah kontak dengan pasien positif Covid-19 di Jakarta. Bahkan pasien positif itu sudah meninggal dunia.

“Kami sudah berusaha, tapi semua rumah sakit menolak dengan alasan penuh,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Yadi Sukmayadi, Jumat (20/3/2020).

Yadi menjelaskan pasien PDP itu awalnya pulang dari perantauannya di Jakarta ke rumah istrinya di wilayah Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Pangandaran. Pria itu pulang dalam keadaan demam dan sakit tenggorokan. Suhu tubuh 38 derajat celsius.

Petugas Puskesmas dan Tim Dinkes Pangandaran lalu turun tangan mendatangi rumah pria tersebut. “Kami menetapkan dia PDP. Selain mengalami gejala yang bersangkutan juga mengaku pernah kontak dengan pasien positif Covid-19. Bahkan orang yang kontak dengannya sudah meninggal dunia,” kata Yadi.

Tim penanganan Dinkes Pangandaran pada Kamis (19/3/2020) malam akhirnya memfasilitasi PDP itu dengan membawa ke RSUD Banjar. “Berangkat 3 orang tim kami membawa PDP itu ke RS Banjar dengan ambulan. Tim kami juga sudah mengenakan APD,” kata Yadi. 

Alasan RSUD Kota Banjar

Ternyata RSUD Banjar menolak dengan alasan ruang perawatan, ambulan pun lalu berkeliling ke RSUD Ciamis, RSUD Tasik, RS Siaga Medika Banyumas dan RSU Banyumas. Tapi tak ada yang menerima dengan alasan penuh.

“Tim kami tentu tak bisa berbuat banyak. Tak bisa kami memeriksa untuk membuktikan ruang perawatan itu benar-benar penuh,” kata Yadi.

Karena malam sudah larut, PDP itu pun akhirnya memilih pulang ke rumahnya di Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. “PDP itu pulang ke rumah orangtuanya di Cilacap. Kalau yang di Pangandaran itu rumah mertuanya. Kami pun melakukan koordinasi dengan Puskesmas Sidareja,” kata Yadi.

Yadi mengaku tak bisa berbuat banyak menghadapi situasi ini. Kabupaten Pangandaran belum memiliki fasilitas perawatan atau ruang isolasi untuk pasien Corona.  

Bahkan ketersediaan APD yang dimilikinya semakin menipis. “Kami punya 5 set APD. Tadi malam dipakai 3, tinggal 2 set. Harganya Rp 1,2 per set, digunakan sekali pakai,” paparnya.

(Agus/Bam’s)

Berita Terbaru

spot_img