Sabtu 11 Januari 2025

Indonesia Bisa Berperan Selesaikan Konflik Berdarah di Thailand Selatan

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Konflik berdarah yang terjadi di Provinsi Yala, Pattani, Narathiwat, Thailand Selatan, sudah berlangsung selama hampir 15 tahun. Indonesia dinilai bisa sangat berperan dalam penyelesaian konflik di kawasan dengan mayoritas penduduk Muslim.

Dikuti dari BBC Indonesia, konflik berdarah di wilayah Thailand selatan itu sudah merenggut ribuan orang sejak konflik pecah pada 2004 hingga sekarang. Serangan bersenjata antara aparat dengan kelompok yang disebut pemerintah Thailand sebagai separatis masih terus terjadi. Pada November 2019 misalnya, setidaknya 15 orang tewas di Provinsi Yala.

Kepala staff Angkatan Darat Kerajaan Thailand, Jenderal Apirat Kongsompong mengaku heran dengan konflik yang tak kunjung selesai di negaranya tersebut. Padahal, kata dia, komunitas Muslim Melayu diberi kebebasan sesuai keyakinan mereka.

“Mereka juga punya kebebasan memilih pemimpin sendiri. Sebab mereka warga Thailand yang berada di bawah konstitusi kami,” ujar Apirat saat berkunjung ke Kodam Iskandar Muda, Aceh, dilansir BBC Indonesia, Selasa (14/1/2020).

Dalam kunjungannya ke Aceh tersebut, Apirat menyatakan ingin belajar dari Serambi Mekkah yang bisa mencapai perdamaian setelah 30 tahun berkonflik dengan militer Indonesia.

BACA JUGA: Luhut: Kasus Covid-19 di Indonesia Menurun

“Kami ingin belajar dari Aceh, bagaimana Aceh menjadi provinsi yang damai sekarang setelah 30 tahun berkonflik dan dihantam tsunami. Saya melihat sendiri, warga Aceh tampak bahagia dan menghargai satu sama lain. Jadi apa yang membuat damai?” sambungnya.

Apirat pun menyebut jika komunitas Muslim Melayu Pattani memiliki kesamaan dengan masyarakat Aceh dari segi agama dan budaya.

Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, Jenderal Apirat bertemu dengan tokoh lain di Aceh untuk mempelajari penanganan konflik. “Dia (Jenderal Apirat Kongsompong) juga ketemu dengan Wali Nangroe Aceh dalam konteks ingin berbagi ada yang berguna diterapkan di Thailand,” ujarn Andika.

Pengamat Thailand selatan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Awani Irewati mengatakan, Indonesia dapat berperan terkait konflik di Pattani karena memiliki rekam jejak baik dalam perdamaian di Aceh dan membantu krisis kemanusiaan Rohingya di Myanmar. Awani menyebut jika konflik berdarah di tiga provinsi tersebut tidak akan selesai selama pemerintah Thailand menerapkan pendekatan militer.

“Dari kelompok akademisi sebetulnya pernah memberikan jalan tengah yaitu mediasi atau mendekati tokoh masyarakat di Thailand selatan. Pendekatan itu bisa menjadi jalan keluar. Tidak hanya militer,” ujar Awani seperti dilansir BBC Indonesia, Rabu (15/1/2020).

Awani menilai, sikap pemerintah Thailand yang memaksa komunitas yang menyebut dirinya Pattani untuk menggunakan bahasa Thailand, tidaklah tepat. Hal itu ia ketahui ketika melakukan penelitian di Thailand pada 2015.

“Kalau di sana bahasanya Jawi, kayak huruf Arab gundul. Jadi kalau dipaksakan, tidak bisa. Kurikulum pendidikan di sana pun dipaksa mengikuti budaya Thailand,” katanya.

Karena segala pemaksaan dan pendekatan militer tersebut, konflik pun disinyalir takkan usai. Mereka, menurut Awani, akan tetap menuntut berpisah dari Thailand karena merujuk pada sejarah jika wilayah itu merupakan Kesultanan Pattani. Tapi sejak 1902 berada di bawah pengelolaan pemerintah Thailand.

“Mereka maunya menjadi negara sendiri. Tapi oleh pemerintah Thailand tidak dibolehkan,” tambahnya.

Awani menuturkan, Indonesia sangat bisa berperan sebagai penengah dalam penyelesaian konflik antara militer Thailand dengan komunitas Muslim Melayu Pattani. Selain memiliki rekam jejak baik, Thailand pun tak punya prasangka apapun pada Indonesia. Berbeda dengan Malaysia yang pernah dituding menyuplai senjata untuk kelompok tersebut.

“Seperti Rohingya, Indonesia kan melakukan pendekatan terus. Di Thailand selatan saya kira bisa dan harus dilakukan. Indonesia bisa mengajak Thailand berdialog dan setidaknya dalam forum-forum ASEAN ada kesempatan untuk membicarakan masalah-masalah di seputar negara ASEAN. Karena Indonesia sangat didengar,” tegas Awani.

Namun, hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri mengatakan belum ada keterlibatan Indonesia secara resmi dalam membantu penyelesaian konflik di Thailand selatan.

(ars)

Berita Terbaru

spot_img