spot_img
Tuesday 30 April 2024
spot_img
More

    Sistem Pengganti UN Digelar di Kelas 4, 8, dan 11

    JAKARTA, FOKUSJabar.id: Pengganti UN, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi, Totok Suprayitno, menyatakan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter Pengganti UN akan digelar di pertengahan jenjang sekolah siswa.

    “Tidak di akhir ya nanti pengganti UN tidak di akhir. Dulu kan ketika dilakukan asesmen anak sudah lulus. Kalau nanti enggak diturunkan setahun sebelumnya (untuk SMP dan SMA). Jadi kalau kurang baik, guru masih ada kesempatan memperbaiki,” tutur Toto di Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan pada Kamis (12/12/2019).

    Waktu pelaksanaannya akan berbeda untuk tiap tingkat pendidikan siswa. Untuk Sekolah Dasar (SD), kata dia, Asesmen dilakukan di kelas 4; untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kelas 8; dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di kelas 11.

    Baca Juga: 

    Asesmen ini harapannya akan dilakukan secara berkala oleh guru agar bisa menjadi tolak ukur pencapaian siswa.

    “Oleh karena itu sebenarnya gantinya tidak hanya di UN diganti asesmen tadi. Tidak itu saja. Proses pendidikan itu yang guru-guru harus melakukan asesmen yang sifatnya formatif, untuk perbaikan terus menerus. Jadi semangat belajar tidak ditentukan hanya di akhir,” ujar toto, seperti dilansir CNN.

    Tes asesmen ini, kata Totok, akan berbentuk serupa dengan Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA), Trends International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan Athletic Coping Stress Inventory (ACSI) di luar negeri.

    “ACSI itu salah satu bisa jadi embrionya tapi akan kita perluas juga. Termasuk survei karakter. Karakternya apa saja? Karakter yang diperlukan anak2 masa depan. Karakter pancasila, kemampuan gotong royong, kolaborasi, nasionalisme, karakter keilmiahannya, curiosity-nya,” jelasnya.

    Hal tersebut, dikatakan Totok terkait sejumlah kekhawatiran akan hilangnya motivasi siswa dalam belajar jika UN dihapuskan. Totok mengatakan motivasi belajar siswa seharusnya tidak dinilai hanya di akhir masa sekolah saja.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img