BANDUNG,FOKUSJabar.id: Ketua Dewan Pembina Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat Dedi Kurniawan menilai, perilaku korupsi saat ini sudah sangat memperihatinkan. Bahkan, menurut dia, rusaknya lingkungan pun diakibatkan tindakan tidak terpuji itu (korupsi).
“Kerusakan lingkungan ada indikasi kuat akibat korupsi,” kata Dedi dalam diskusi bertajuk ‘Dampak Korupsi Terhadap Lingkungan’, yang digelar Pokja Wartawan Gedung Sate di Universitas Sangga Buana, Kota Bandung, Senin (9/12/2019).
Dia mencontohkan alih fungsi lahan hijau yang banyak dimanipulasi. Seharusnya, pendapatan negara dari alih fungsi kawasan hijau itu dikembalikan kepada rakyat sebagai pengganti di tempat baru. Namun, menurut dia, hal ini tidak dilakukan sehingga jumlah lahan hijau terus berkurang.
Baca Juga: Belasan Ribu Pohon Ditanam di KBU
“KCIC (kereta cepat Jakarta-Bandung) memangkas perkebuanan dan lahan hutan lindung. Lalu luasan lahan penggantinya nggak jelas. Di mana lahan pengganti hutan tersebut?” kata dia.
Selain itu, kata dia, perilaku koruptif yang merusak lingkungan inipun terlihat dari tidak tegasnya pemerintah dalam menjalankan aturan.
“Contohnya provinsi tidak tegas dalam memberi rekomendasi izin di KBU (Kawasan Bandung Utara),” kata dia.
Kondisi ini berdampak pada tidak terpolanya pembangunan, sehingga tidak berwawasan lingkungan. Sebagai contoh, menurut dia, pemerintah terus mengizinkan beroperasinya tambang galian C meski merusak lingkungan dan tidak memberi pendapatan yang besar.
“APBD Jawa Barat ini 90 persen dari pajak kendaraan bermotor. Lalu kenapa terus mengizinkan galian C,” kata Dedi.
(LIN)