Agar tidak terendus oleh pengawas, oknum peserta politik mengiming-imingi barang atau jasa kepada pemilih untuk mengarahka pilihan. Disamping iming-iming berupa uang pun masih berjalan.
“Mengiming-iming lewat barang dan jasa. Misalkan barang lewat sembako atau barang lain, sementara jasa ditawarkan lewat asuransi dan sebagainya,” kata ketua Bawaslu Jawa Barat Abdullah melalui rilisnya kepada FOKUSJabar.id, Senin (12/11/2018).
Dia mengimbau masyarakat agar tidak mudah terbawa aur informasi bernuansa SARA, dan jangan sampai Pemilu 2019 dijadikan ajang penebaran kebencian serta permusuhan.
“Jangan ada informasi hoax, bangunlah keterpilihan dengan cara yang fair. Sampaikan agenda politik lewat program, tidak membangun narasi kebencian, walaupun berbeda suku, agama ras dan segala macam. Raihlah kemenengan dengan cara bermartabat,” jelas dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, partisipasi masyarakat sangat penting demi menJga kelancaran Pemilu 2019. Terlebih segala bentuk penyelewengan Pemilu kerap melibatkan masyataka, baik sebagai pelaku bahkan korban.
“Pemilu adalah hajatan demokrasi untuk kita semua, bukan KPU, Bawaslu, atau peserta pemilu. Maka penting sekali partisipasi kita untuk menghadirkan Pemilu bersih dan berintegritas.
“Kami berkomitmen melakukan langkah-langkah pencegahan agar indikator kerawanan bisa kita atasi, salah satunya dengan mengajak seluruh elemen pemilu, termasuk masyarakat untuk menghadirkan kompetisi pemilu dengan cara-cara yang bersih, jujur, dan adil,” tuturnya.
(AS/LIN)
