BANDUNG, FOKUSJabar.id : Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Barat, Yudha Munajat Saputra dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Keolahragaan pada prosesi Pengukuhan Guru Besar di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang digelar di Gedung Achmad Sanusi Kampus UPI, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Selasa (7/8/2018).
Pengukuhan sendiri dilakukan bagi Didin Saripudin sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sosiologi Pendidikan, Herman Subarjah sebagi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Olahraga, dan Abas Asyafah sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam.
Pengukuhan Guru Besar bagi tiga profesor UPI tersebut, diputuskan melalui Surat Keputusan Menristek Dikti yang dibacakan Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Keuangan dan Administrasi UPI, Edi Suryadi. Yudha Munajat Saputra sendiri dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Keolahragaan berdasarkan SK Menristek Dikti Nomor 101233/A2.3/KP/2016 tanggal 29 Desember 2016.
Dari empat orang yang dikukuhkan sebagai Guru Besar, Yudha mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan orasi ilmiah. Dalam orasi ilmiahnya, Yudha mengangkat tema ‘Strategi Peningkatan Layanan Keolahragaan Melalui Pemberdayaan Sarjana Pendamping Penggerak Pembangunan Olahraga Menuju Jabar Sehat Tahun 2020’.
Yudha menuturkan, jumlah penduduk Jabar yang mencapai 48 juta merupakan modal dasar dalam pembangunan keolahragaan. Pembangunan olahraga Jabar sendiri merupakan asset bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat yang sehat jasmani, rohani dan sosial. Selain itu, bisa menumbuhkembangkan sikap masyarakat yang dinamis, sportif, dan kompetitif.
“Untuk mewujudkan itu semua, perlu upaya strategis yang didasarkan pada kebutuhan tuntutan dan dinamika masyarakat Jabar dalam konteks global. Bagaimana upaya membangun masyarakat yang memiliki ketahanan fisik dan mental yang sehat serta bugar dan berperilaku positif dalam mendorong pembangunan olahraga yang berkualitas. Dan pemerintah harus menyediakan bentuk layanan kepada masyarakat agar pembangunan olahraga menjadi budaya masyarakat sehingga olahraga menjadi sebuah langkah preventif,” ujar Yudha dalam orasi ilmiahnya.
Pembangunan olahraga yang tepat dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, lanjutnya, menjadi salah satu aspek pertimbangan penting dalam pembangunan daerah yang harus bermuara pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Sehingga sangat wajar jika pembangunan olahraga mendapat perhatian dari pemerintah karena manfaat dari kegiatan pembangunan olahraga bisa dirasakan langsung pemerintah maupun masyarakat.
“Persoalan yang terjadi yakni dari partisipasi olahraga yang bersumber dari kurang intensifnya dorongan dan ajakan bagi masyarakat untuk berolahraga. Dan saat ini, tidak mudah mengharapkan hadirnya penggerak olahraga di masyarakat yang secara sukarela menyediakan waktu serta pikirannya sehingga kehadiran pemerintah sangat penting dalam membuat sebuah kebijakan pembangunan olahraga untuk meningkatkan partisipasi olahraga,” paparnya.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dispora Jabar telah mengangkat sebanyak 108 tenaga Sarjama Penggerak Pendamping Pembangunan Olahraga atau SP3OR yang didistribusikan ke 27 kota/kabupaten di Jabar sejak tahun 2017. Tujuan utama dari pemberdayaan SP3OR sendiri untuk mendorong atau memotivasi dan menggerakkan masyarakat Jabar untuk melaksanakan kegiatan olahraga atau menjadikan olahraga sebagai kebutuhan dan gaya hidup.
“Dengan kehadiran SP3OR ini diharapkan bisa meningkatkan Angka Partisipasi Masyarakat Jabar dalam Berolahraga atau APMO. Dan dalam jangka panjang, tenaga penggerak olahraga ini diharapkan bisa melekat ke dalam institusi pemerintah di tingkat pemerintah Kota dan Kabupaten melalui pembentukan Dinas Olahraga. Sehingga slogan ‘Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat’ tidak hanya didengungkan, tapi juga dilengkapi dengan sumber daya pengelola maupun dukungan sarana prasarana,” pungkasnya.
(ageng/bam’s)