Kamis 12 Desember 2024

Polres Ciamis Rilis Kronologis Kasus Oknum Guru Cabul

CIAMIS, FOKUSjabar.co.id : Satreskrim Polres Ciamis merilis kronologis kasus pencabulan yang melibatkan tiga guru SMPN Sadananya Kabupaten Ciamis. Dalam rilis itu terungkap korban pertama kali digarap di rumah guru Nin yang tinggal di Perum B Regency Sukajadi Kecamatan Sadananya pada akhir Januari 2018.

Awalnya korban berinisial R diajak temannya bernama Agung jalan-jalan ke Desa Gunungsari, Kecamatan Sadananya. Setelah bermain mereka mampir ke rumah Hilda yang masih teman satu SMP.

Lalu mereka bertiga pergi ke rumah gurunya berinisial Nin, tapi Agung berubah pikiran tak ikut bersama korban dan Hilda ke rumah gurunya Nin. Tapi karena kedua siswi itu tak tahu rumah guru Nin, mereka berkunjung ke rumah Abd alias Abd di Maleber Ciamis.

Abd mengantarkannya ke rumah Nin, di daerah Desa Sukajadi, Kecamatan Sadananya. Namun, sesampainya di rumah guru Nin guru Abd pulang. Kepada guru Nin korban curhat tentang laptop milik keluarganya yang digadaikan ke orangtua temannya bernama Pasha. Korban minta guru Nin menjelaskan kepada keluarganya bahwa memang benar laptop itu sudah digadaikan.

Guru Nin menyanggupi permintaan anak didiknya dan menelepon salah satu keluarga korban dan menjelaskan bahwa laptop memang digadaikan. Diyakinkan guru NIn, salah seorang keluarga korban menjanjikan akan mengirim uang sebesar Rp 850 ribu untuk menebus laptop tersebut yang digadikan kepada Pasha. Setelah yakin akan ditebus guru Nin mengajak korban dan Hilda untuk menemui Pasha untuk urusan laptop itu. Ketika mereka mau berangkat tiba-tiba guru Ab datang lagi.

Lalu guru Nin meminjam motor guru Ab untuk pergi ke rumah rumah Pasha. Aehnya guru Nin malah meninggalkan korban bersama Ab di rumah, guru Nin malah pergi dengan Hilda. Padahal yang punya urusan dengan Pasha adalah korban.

Guru Ab menunggu di ruang tamu bersama korban dan anak guru Nin bernama Cipta (13). Guru dan murid itu terlibat ngobrol di ruang tamu. Kepada seorang guru, korban berkeluh kesah mulai dari soal penyakit. Korban mengeluh soal penyakit yang dideritanya yang sudah 7 bulan tak kunjung sembuh.

Mendengar keluh kesah siswinya, Ab simpati ingin membantu pengobatan. Saat itu juga menawarkan pengobatan dengan cara spiritual. Akal bulusnya jalan, guru Abd meminta korban untuk duduk di pangkuannya. Ab merayu korban untuk diobat dengan cara duduk di pangkuan, tapi korban menolak.

Gagal dengan cara pertama, guru Ab yang memang nafsu syahwatnya sudah memuncak memutar otak untuk melampiaskan hawa nafsunya, tapi di rumah ada anak guru Nin. Agar leluasa menyuruh Cipta beli kopi ke warung. Setelah rumah sepi, Guru Ab menarik tangan korban ke kamar guru Nin dengan kasar. Rupanya nafsu guru Ab sudah tak tahan lagi. korban didorong hingga terjatuh di tumpukan baju.

Apa daya korban yang masih berusia 15 tahun tak kuasa menahan nafsu gurunya sendiri. Sebenarnya Cipta yang disuruh beli kopi sudah datang ke rumah dan sempat memergoki guru dan muridnya berhubungan intim, namun Cipta tak kuasa melarang guru bejat itu. Sementara korban tekulai lemah setelah guru agama itu puas melampiaskan hawa nafsunya.

Beberapa saat kemudian guru Nin yang dikabarkan menemui Pasha, datang ke rumahnya. Ab nyeletuk kepada guru Nin,” R (inisial korban) gak mau, Nin. Dia gak kaya yang lainnya,”.

Mendengar perkataan guru Abd, guru Nin langsung menjawab sembari pandangannya mengarah kepada korban, “Cium dulu atuh. Ini mah bentuk sayang anak ke orangtua,”. Perkataan guru Nin itu tentunya ditujukan kepada korban.

Lantas guru Ab menyerahkan uang sebesar Rp. 800 ribu kepada korban. Kemudian uang itu oleh korban diberikan ke guru Nin untuk menebus laptop. Sekira pukul 17.00 WIB, guru Abd pulang ke rumahnya. Sementara guru Nin mengantarkan korban ke rumah orangtuanya.

(Ibenk/DAR)

Berita Terbaru

spot_img