spot_img
Tuesday 30 April 2024
spot_img
More

    Dipicu Perkataan Tak Senonoh Terhadap Ibunya, Ini Dugaan Motif Penjual Cilor Hilangkan Nyawa Pelajar di Bandung

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Mulut lebih tajam dari pedang mungkin itulah pribahasa yang pantes untuk disematkan dalam kasus pembunuhan yang dilakukan oleh penjual Cilor (aci telor) di Bandung, Jawa Barat (Jabar).

    Belakangan ini kasus pembunuhan terhadap seorang pelajar yang dilakukan oleh penjual cilor di Bandung tengah menjadi berita yang sangat santer dibahas di sosial media.

    BACA JUGA: Loker Calon Direktur Perumda Pasar Juara Kota Bandung Masih Sepi Peminat

    P (26) yang merupakan penjual cilor secara membabi buta menghabisi nyawa seorang pelajar di Pameungpeuk, Kabupaten Bandung yang belakangan diketahui bahwa mayatnya ditemukan setelah 7 hari di semak-semak.

    Saat diringkus pihak kepolisian P mengaku bahwa dia menghabisi nyawa korban lantaran diduga sakit hati atas ucapan yang tidak senonoh yang menggiring pada pelecehan diucapkan oleh korban kepada ibu kandungnya.

    Menurut P, Kejadian itu bermula saat korban meminjam charger Handphone kepada dirinya. Saat charger hp dicabut otomatis layar akan menyala lalu pada saat itu korban melihat foto ibunya dan menanyakan hal tersebut dengan perkataan yang tidak sopan menggiring pada pelecehan.

    BACA JUGA: Strategi Perumdam Tirta Anom Tingkatkan SDM Untuk Optimalkan Pelayanan

    “Jam 09.00 WIB hp dia (korban) habis batrai saat itu dia minjam casan saya, terus saya izinkan kalau hp dicabut otomatis layarnya hidup kemudian dia lihat foto mamah saya,” kata P saat ditanya oleh pihak kepolisian, Senin (22/1/2024).

    “Setelah melihat foto mamah saya dia bilang kalau ibu saya cantik dan ingin berhubungan badan dengannya. ‘Mang ini ibunya cantik kayaknya enak tuh kalau diajak berhubungan badan’,” ucapnya, menerangkan.

    P menjelaskan bahwa setelah mendengar perkataan itu amarahnya memuncak tidak terbendung dan tidak bisa mengontrol emosinya. Lalu dia menghabisi nyawa korban dengan cara memukul dan mencekiknya.

    “Saya sangat tidak terima ibu saya dikatain seperti itu lalu saya kalap memukul dan mencekiknya selama 5-10 menit hingga dia itu lemas. Setelah lemas emosi saya masih tinggi lalu saya pukuli lagi dia pukul wajahnya, dada nya setelab itu saya berdiri lalu saya injak dadanya sampai dia tidak bernyawa,” jelasnya.

    Setelah melihat kondisi korban yang tidak bernafas kemudian P mengaku bahwa dia pada saat itu sangat panik sembari menggoyang-goyangkan tubuh korban dia mencoba memastikan bahwa korban masih memiliki harapan untuk diselamatkan.

    Pada awalnya P beranggapan bahwa korban masih hidup hanya pingsan saja tetapi semakin lama badan korban semakin dingin serta tidak bernafas.

    “Setelah tau dia meninggal, saya bergegas menaikkan ke motor karena takut ketahuan tetangga. Kemudian sekitar pukul 03.00 WIB pagi hari jumat mayat dia saya buang di selokan dan ditutup oleh semak,” ungkapnya.

    Setelah membuang mayat P berdalih bahwa dia mempunyai rencana akan menyerahkan diri ke pihak kepolisian tetapi dia merasa kebingungan dan akhirnya memutuskan untuk menunggu mayat korban dtemukan oleh warga agar setalah itu dia bisa menyerahkan diri.

    Tetapi, selang beberapa hari informasi mengenai kematian korban belum diketahui dan mayatnya belum ada yang menemukan tetapi P mengaku bahwa dirinya tidak berusaha untuk kabur dia menunggu hingga mayat korban ditemukan.

    “Setelah hari Minggu belum ada yang nemuin mayat korban, dalam pikiran saya akan lolos nih tetapi gaada niat untuk kabur walaupun motor korban saya pegang tapi saya ngga pakai, dipakai itu saat saya buang mayat korban,” ucapnya.

    Namun, kasusu itu terungkap setelah warga menemukan jasad korban yang sudah tinggal tengkorak. Tidak berselang lama P langsung diamankan oleh pihak kepolisian. Atas perbuatannya tersebut pelaku dikenakan pasal berlapis.

    Pasal 388 terkait pembunuhan, pasal 365 KUHP pencurian dengan kekerasan serta pasal 80 ayat 3 Undang-Undang No. 17 Tahun 2016 perlindungan anak karena korban seorang pelajar yang usianya 17 Tahun.

    (Fauza/Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img