spot_img
Minggu 5 Mei 2024
spot_img
More

    Pasien Gagal Ginjal RSUD Kota Banjar Kesulitan Cuci Darah


    BANJAR,FOKUSJabar.id:
    Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar, Jawa Barat dinilai tidak optimal, karena keterbatasan layanan yang membuat keterlambatan penanganan pasien.  

    Hal tersebut terungkap setelah sejumlah pasien mengeluhkan keterbatasan pelayanan kesehatan di RSUD Kota Banjar.

    Istri pasien yang merasa pelayanan RSUD Kota Banjar Pipih Hanipah, Ia adalah istri dari pasien penderita gagal ginjal.

    Suami Pipih merupakan salah satu pasien yang terdaftar sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kelas 1.

    BACA JUGA: Disebut Bakal Jadi PJ Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono: Kalau Itu Perintah Siap Laksanakan

    Pipih mengaku, suaminya tidak bisa mendapatkan haknya sebagai peserta BPJS Kesehatan karena keterbatasan pelayanan yang ada di RSUD Kota Banjar.

    Pelayanan yang dimaksud Pipih yakni Hemodialisa (HD) atau yang sering dikenal dengan istilah Cuci Darah.

    Menurutnya, suaminya itu tidak bisa mendapatkan layanan HD pasca pulang di rawat inap dari RSUD Kota Banjar karena kuota pelayanan tersebut terbatas.

    “Kata pihak rumah sakit kuotanya terbatas, jadi suami saya tidak bisa mendapatkan jadwal rutin untuk HD. Padahal sebelum pulang dirawat suami saya disarankan untuk HD satu minggu itu dua kali,” katanya.

    Pipih mengaku khawatir jika suaminya tidak bisa mendapatkan pelayanan tersebut bisa berdampak buruk kepada kesehatan pasien.

    “RSUD Banjar seharinya itu melakukan layanan HD ke 26 pasien yang sudah memiliki jadwal rutin setiap harinya. Bahkan yang mengantri untuk mendapatkan jadwal rutin saja sudah puluhan, sedangkan dokter menyarankan dua kali seminggu kepada suami saya,” kata dia.

    “Jujur saya panik dengan keterbatasan layanan ini karena bisa berdampak buruk terhadap kesehatan suami saya. Padahal untuk layanan ini bisa di cover BPJS, dan itu hak suami saya sebagai peserta BPJs kesehatan,” kata dia menambahkan.

    Dirinya berharap pihak RSUD Kota Banjar bisa memberikan solusi untuk menangani persoalan ini karena bisa mengancam nyawa pasien.

    “Saya ingin pelayanan kesehatan ini yang maksimal apalagi untuk pelayanan yang memang bisa didapatkan oleh peserta BPJS, kami tentu meminta hak kami dan ini harus segera ditangani semisal adanya penambahan kuota atau solusi lainnya,” kata Pipih.

    Di tempat terpisah Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kota Banjar, Purkon tak menampik akan keterbatasan kuota layanan HD tersebut.

    Purkon mengatakan bahwa jadwal rutin pelayanan Hemodialisa memang sudah penuh dan pasien yang membutuhkan layanan tersebut pun memang banyak.

    “Antrian yang belum mendapatkan jadwal rutin juga memang sudah banyak sudah lebih dari 30 pasien. Semetara kuota untuk jadwal rutin HD ini memang sudah terisi penuh,” katanya.

    Akan tetapi pihaknya telah melakukan upaya semaksimal mungkin untuk mengatasi keterbatasan dalam pelayanan hemodialisa di RSUD Kota Banjar.

    “Kami sudah mengusulkan penambahan kuota untuk layanan HD ke pihak BPJS, bahkan pengajuannya sudah dilakukan dari beberapa bulan kebelakang. Namun hingga saat ini belum ada keputusan dari pihak BPJS kesehatannya,” ucapnya.

    Sementara itu, Humas BPJS Kesehatan Kota Banjar, Hendro mengatakan pengajuan penambahan kuota layanan hemodialisa RSUD Banjar saat ini masih dalam proses.

    Hendro menyebutkan pelayanan hemodialisa di wilayah yang ditanganinya memang mengalami peningkatan. 

    Pengajuan penambahan kuota layanan hemodialisa ini banyak diajukan beberapa rumah sakit, bukan hanya RSUD Kota Banjar saja.

    “Saat ini pengajuan RSUD Kota Banjar masih dalam antrian karena banyak yang mengajukan,” katanya.

    BACA JUGA: Rumah Warga di Kota Banjar Ludes Terbakar

    Ia mengaku pihaknya belum bisa memastikan kapan pengajuan tambahan kuota hemodialisa RSUD Kota Banjar itu di acc.

    “Saya belum bisa pastikan nanti dikabari lagi, karenakan harus di cek dulu ke rumah sakitnya, apakah mesinnya sudah siap, tim medisnya ada dan sudah sesuai prosedur, terus dilihat lagi kepatuhan rumah sakit ke BPJS nya,” pungkasnya.

    (Budiana Martin/Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img