spot_img
Jumat 3 Mei 2024
spot_img
More

    21 Remaja Afrika Tewas Secara Misterius di Bar London

    AFRIKA,FOKUSJabar.id: Pemerintah Afrika menggelar upacara pemakaman massal di Afrika Selatan pada Rabu (6/7/2022) untuk 21 remaja yang tewas secara misterius.

    Insiden tewasnya para remaja itu terjadi pada 26 Juni di Enyobeni Tavern, sebuah bar di London Timur, Provinsi Eastern Cape.

    Dalam insiden 10 hari lalu itu, remaja tewas yang termuda berusia 13 tahun.

    Mereka tewas ketika sedang mengadakan pesta setelah menghadapai ujian sekolah.

    Sampai saat ini, pihak berwenang masih menyelidiki penyebab dari kematian para remaja itu.

    BACA JUGA: Ricuh, Pm Inggris Boris Johnson Bakal Mengundurkan Diri 

    BBC memberitakan, ada 19 peti mati dalam acara penghormatan di London Timur untuk para remaja yang tewas ini.

    Dua remaja telah dimakamkan lebih dahulu, sementara yang lain akan dimakamkan secara terpisah selama beberapa hari ke depan.

    Semua peti mati dibiarkan kosong karena alasan budaya dan setiap peti mati ditaruh foto mereka.

    Upacara pemakaman ini dihadiri ribuan pelayat. Murid-murid sekolah ikut hadir untuk mengenang teman mereka, sebagian dari mereka berseragam sekolah dan sebagian lagi mengenakan kaus bergambar wajah para korban.

    Pejabat tinggi ikut hadir dalam upacara, termasuk Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, yang menyampaikan belasungkawa atas kematian para remaja dan menyebut tragedi itu telah memengaruhi bangsa.

    “Hati kami hancur. Kami telah kehilangan anak-anak kami di sini. Masing-masing dari mereka memiliki jiwa yang indah. Mereka masing-masing memiliki mimpi yang indah. Mereka memiliki masa depan yang cerah di depan mereka,” kata Ramaphosa, seperti dilansir IDN.

    Para keluarga bergiliran mengungkapkan kesedihan mereka.

    Salah satu kerabat menyamapaikan kepada presiden bahwa orang-orang lelah dengan situasi di mana orang kulit hitam meninggal lebih cepat.

    Saat ini penyebab kematian 21 remaja itu masih misterius, belum ada penjelasan pasti dari pihak berwenang terkait pemicu kematian.

    Presiden Ramaphosa telah mendesak kepolisian untuk segera mengungkap penyebabnya, karena keluarga memiliki hak untuk tahu.

    Melansir Reuters, tim forensik saat ini belum mengungkap hasil kesimpulan penyelidikan. Tapi ada teori yang paling memungkinkan, yaitu kebocoran gas di lantai dasar, yang penuh sesak dan memiliki sedikit ventilasi.

    Sementara teori lainnya yang diselidiki pihak berwenang adalah dugaan makanan, minuman, atau rokok para korban telah diracuni.

    “Kami akan melakukan segala daya kami untuk memastikan bahwa tragedi semacam ini tidak terulang,” kata Perdana Menteri Eastern Cape, Oscar Mabuyane.

    Beberapa orang yang terluka dalam kejadian di bar itu telah dirawat di rumah sakit dan mereka mengeluhkan nyeri di bagian dada.

    Pengunjung lainnya mengaku, mereka mencoba pergi dengan panik setelah melihat orang-orang di sekitar mati, tapi tidak dapat menemukan jalan keluar.

    Tidak ada penangkapan yang dilakukan atas kematian para remaja, meski pemilik bar telah menjual alkohol kepada anak di bawah umur, tindakan yang telah memicu kemarahan.

    Saat ini, bar itu telah ditutup sementara dan izin untuk menjual minuman keras telah ditangguhkan.

    VOA News melaporkan, Ramaphosa di acara pemakaman itu juga menyoroti dampak penjualan minuman beralkohol kepada anak di bawah umur dan meminta untuk tidak menjual kepada remaja.

    “Hari ini kami meneteskan air mata pahit untuk 21 nyawa muda yang telah kami hilangkan. Kami harus memastikan bahwa ada keadilan bagi mereka. Kami tidak ingin lebih banyak orang tua menerima telepon di tengah malam tentang kematian anak mereka. Atau diminta untuk datang dan mengidentifikasi anak mereka yang telah meninggal karena penyalahgunaan alkohol. Kami tidak ingin ada orang tua yang mengalami rasa sakit seperti ini lagi,” kata Ramaphosa.

    Presiden memberitahu bahwa kejadian itu telah menimbulkan seruan untuk meningkatkan usia legal minimum untuk mengkonsumsi alkohol dari 18 menjadi 21 tahun.

    Mengenai hal itu Ramaphosa menyampaikan perlunya pembahasan secara nasional.

    Presiden juga telah meminta wali kota di seluruh negeri membentuk komite untuk memantau adanya penggunaan zat terlarang.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img