BANJAR,FOKUSJabar.id: Keberagaman rumah ibadah dari agama yang berbeda-beda menjadi hal yang mengejutkan bagi umat beragama di Kota Banjar, Jawa Barat (Jabar).
Pasalnya, di sebuah kampung di lingkungan Jadimulya, Kelurahan Hegarsari, terdapat beragam rumah ibadah dengan keyakinan yang berbeda-beda.
Menurut Pengurus Gereja Katolik Santo Filipus, Lidwina Maria, keberadaan rumah ibadah dari berbagai agama ini menjadi sebuah kejutan dalam perayaan Natal 2021 karena terdapat beberapa tempat beribadah yang berbeda keyakinan.
BACA JUGA: Test PPPK di Kota Banjar Ditemukan Kejanggalan
“Ada Klenteng Kong Miao, Gereja Kristen Indonesia, Gereja Bethel Indonesia, Gereja Katolik Santo FIlipus dan Masjid Jami Nurul Huda,” ungkapnya saat ditemui usai merayakan natal di Gereja Katolik Santo Filipus Banjar, Sabtu (25/12/2021).
Menurutnya, semua rumah ibadah tersebut berdiri berdekatan satu sama lain.
“Nuansa toleransi hidup berdampingan antarsesama umat beragama sangat terasa di sini,” terangnya.
Maria mengatakan, bertepatan dengan perayaan Natal, warga di sekitar gereja yang notabene beragama Islam juga turut antusias dalam kegembiraan.
“Perwakilan dari warga berjumlah 12 orang dengan mengenakan busana Santa Claus, lengkap dengan jenggot putih dan topi merahnya, datang ke Gereja Santo Filipus dan mengucapkan selamat Natal bagi semua jemaat gereja yang baru selesai beribadah,” paparnya.
Dia mengatakan, keadaan seperti itu menampakan persaudaraan yang penuh dengan kehangatan dan kegembiraan.
Selain itu, dalam suasana seperti ini juga pihak panitia Natal bersama warga yang berbusana Santa Claus membagikan sejumlah 300 Tas Sekolah anak yang berisikan makanan dan minuman ringan kepada warga sekitar yang membutuhkan.
Dengan menggunakan motor dan memikul kantong hadiah, perwakilan warga berbusana Santa Claus keliling kota Banjar seraya membagikannya.
BACA JUGA: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Minta 3 Anggota TNI AD Penabrak Sejoli Dipecat
“Adapun sasaran yang diberikan hadiah tas adalah anak-anak di lingkungan Jadimulya, anak-anak jalanan dan anak-anak di Rumah Tahfidz dan Panti Asuhan Kurnia Ilahi Cikabuyutan,” kata Maria.
Perwakilan warga setempat, Adjat Sudrajat mengatakan, kegiatan warga yang menggunakan busana Santa Claus dan mengucapkan selamat Natal kepada jemaat Gereja adalah sebuah bentuk ekspresi persaudaraan yang penuh sukacita sebagai tetangga.
“Namanya juga bertetangga. Ketika tetangga sedih, kita datang menghibur turut berduka. Kini, ketika tetangga sedang merayakan kegembiraan, kita juga datang turut bersukacita,” pungkasnya.
(Budiana Martin/Bambang)
