spot_img
Minggu 19 Mei 2024
spot_img
More

    Vaksinasi Dosis 1 di Kota Bandung Melebihi Target

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Vaksinasi dosis pertama di Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) sudah mencapai 100 persen. Bahkan, terhitung Minggu (19/12/2021) kemarin, penyuntikan dosis pertama telah melebihi target.

    Dosis pertama vaksinasi di Kota Bandung sudah mencapai 1.956.190 orang atau  100,20 persen. Sementara dosis kedua sebanyak 1.732.031 orang atau 88,70 persen.

    “Kita sudah melebihi target atau total sudah 100,20 persen. Untuk vaksin kedua sudah mencapai 88,70 persen,” kata Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna di Balai Kota, Senin (19/12/2021).

    Menurutnya, capaian ini sudah sangat baik mengingat Pemerintah Kota (Pemkot) terus mengaselerasi agar target 100 persen vaksinasi tercapai pada Desember 2021. Sehingga kekebalan kelompok di Kota Bandung dapat secepatnya terbentuk.

    BACA JUGA: Umi Oded Jadi Wakil Wali Kota Bandung, Yana: Insya Allah Saya Siap

    Sedangkan untuk dosis kedua, Ema menuturkan, hal ini mengingat adanya masa jeda pemberian vaksin dan harus mencocokan terkait jadwal penyuntikan vaksin.

    “Vaksin tidak ada masalah, tapi mengenai penjadwalan orang yang mungkin pada saatnya vaksin bisa saja dalam waktu bersamaan punya agenda lain, itu tidak mudah. Tinggal dibantu saja bahwa ini prioritas atau tidak,” ucapnya.

    Ema mengungkapkan, dari laporan terbaru, kondisi pandemi di Kota Bandung relatif terkendali. Dengan indikator keterisian tempat tidur ada di kisaran 5 persen dan positivity rate sebesar 1,2.

    Saat ini, kata dia, belum ada temuan kasus Omicron di Kota Bandung. Namun, pihaknya meminta agar warga Kota Bandung tak lengah dan mengabaikan protokol kesehatan.

    “Hari ini belum ditemukan omicron dan mudah-mudahan selamanya tidak. Tapi yang paling utama itu tetap semua masyarakat harus prokes yang kuat dan disiplin tinggi,” ungkapnya.

    BACA JUGA: Bruno Cantanhede OTW, David da Silva Sudah di Indonesia

    Meski begitu, di libur natal dan Tahun Baru (Nataru) nanti tetap diterapkan sejumlah skema pengetatan untuk mengurangi mobilitas masyarakat.

    Hal ini guna mengantisipasi agar tidak terjadi gelombang kasus yang melonjak mengingat terdeteksinya varian baru Covid-19.

    “Kebijakan yang saya dengar dari pimpinan, kegiatan old and new itu tidak (diperbolehkan). Baik kegiatan di dalam maupun di luar ruangan. Hotel juga sudah menyadari dan sudah diingatkan juga melalui aosisiasi dan sebagainya agar tidak menyelenggarakan acara,” ungkapnya.

    Ema menambahkan, bakal ada penyekatan untuk mengawasi mobilitas. Serta penutupan di beberapa lokasi yang berpotensi dapat menimbulkan kerumunan, semisal di alun-alun.

    “Pembatsan antar kabupaten kota saya pikir tidak seperti itu. Paling utama, boleh beraktivitas tapi benar-benar sesuai kepentingan paling urgen. Kalau tidak saya pikir ini (sabar) dulu,” pungkasnya.

    (Yusuf Mugni/Bambang)

    Berita Terbaru

    spot_img