BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kementrian Agama (Kemenag) Jawa Barat akan memperketat izin pendirian lembaga pendidikan keagaaaman yang ber-Asrama. Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya kasus serupa yang menimpa belasan santriwati.
“Jadi terkait dengan pencegahan kedepan, kami dari Kementerian Agama (Kemenag) akan memperketat lebih selektif lagi dalam proses pendirian lembaga-lembaga pendidikan keagamaan terutama yang ber Asrama,” kata Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat Adid M, di Kejaksaan Negri Tinggi (Kejati) Jabar Kota Bandung Selasa (14/12/2021).
BACA JUGA: Desa Zakat Kota Banjar Dibentuk untuk Mudahkan Pendistribusian
Saat ini, kata dia, untuk pemberian izin pendirian pesantren tidak bisa hanya dilakukan oleh Kota/Kabupaten. Akan tetapi harus ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Berdasarkan Undang-undang Pesantren Nomor 18 tahun 2018, pihanknya akan mengatur sedemikian rupa, seperti harus adanya sosok Tokoh agama dalam mendirikan lembaga pendidikan keagamaan.
“Jadi salahsatunya harus ada sosok Kyiai, atau seorang Tokoh yang menjadi pantauan. Dan dalam konteks ini maka kami juga telah mengeluarkan instruksi kepada Kemenag-kemenag Kabupaten Kota di Jawa Barat untuk lebih memperketat dengan melibatkan ormas keagamaan dalam hal mengeluarkan rekomendasi. Jadi harus betul-betul ada kolaborasi bahwa itu memang layak sebagai sebuah lembaga pendidikan ber Asrama seperti Pondok pesantren,” ucapnya.
BACA JUGA: Covid-19, Kemenag Terbitkan Panduan Pendidikan Keagamaan
Adib menambahkan, apabila nantinya ditemukan kasus yang menyimpang terkait dengan ke agamaan, Kemenag Jabar kini telah menerbitkan Call center, atau telepon pengaduan.
“Kami saat ini telah menerbitkan call center, jadi apabila nantinyaada masyarkaat yang mengetahui ada persoalan penyimpangan baik tingkat Provinsi maupun wilayah maka segera lapor dan kami akan tangani,” katanya
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)
