spot_img
Rabu 24 April 2024
spot_img
More

    Profil dan Biodata Pasangan Ganda Putri Indonesia Peraih Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pasangan ganda putri Indonesia Cabang Olahraga (Cabor) Bulu Tangkis, Greysia Polii/Apriyani Rahayu pecahkan sejarah setelah meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.

    Greysia/Apriyani menjadi atlet ganda putri Indonesia ketiga dan keempat yang memenangkan medali emas dalam ajang Olimpiade setelah Susi Susanti (1992) dan Liliyana Natsir (2016).

    Uniknya lagi, Greysia Polii merupakan peraih medali emas Bulu Tangkis putri tertua pada ajang Olimpiade (33).

    ganda putri indonesia fokusjabar.id
    Ganda Putri Indonesia, Greysia Polii (foto web)

    BACA JUGA: Greysia Polii/Apriyani Rahayu Cetak Sejarah di Olimpiade Tokyo 2020

    Greysia Polii (Greys) lahir di Jakarta, 11 Agustus 1987 merupakan atlet Bulu Tangkis ganda putri Indonesia. Dia atlet berdarah Minahasa putri dari pasangan Willy Polii dan Evie Pakasi.

    Sebelum dengan Apriyani Rahayu, Greys anak ketiga dari lima bersaudara ini berpasangan dengan Jo Novita dan mulai bergabung di tim Piala Uber Indonesia tahun 2004 dan 2008.

    greysia polii/apriyani rahayu fokusjabar.id
    ganda putri indonesia (foto web)

    Ayahnya meninggal dunia saat Greys berumur dua tahun. Dari Jakarta dia pindah ke Manado dan mulai melanjutkan karier olahraga kakaknya, Deyana Lomban yang merupakan mantan atlet Badminton nasional Indonesia. Bakatnya mulai muncul ketika berusia enam tahun.

    Selanjutnya tahun 1995, Dia dan ibunya pindah ke Jakarta untuk mendapatkan pelatihan dan kesempatan bermain Bulu Tangkis bersama klub Jaya Raya Jakarta.

    Atlet ganda putri Indonesia yang mengidolakan Susi Susanti dan Zhang Ning ini mulai bergabung ke tim nasional pada tahun 2003 sebagai atlet ganda putri dan campuran.

    Saat itu, Dia dipasangkan dengan Heni Budiman dan berhasil mencapai tahap semifinal pada turnamen Malaysia Satelilite 2003 dan juga menjadi pemenang pada Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis mengalahkan pasangan dari Kalimantan Timur, Indarti Issolina/Angeline de Pauw (8–15, 15–8, 15–7).

    Pada tahun 2004, Greys membantu tim nasional junior untuk mendapatkan medali perunggu pada nomor beregu putrid Kejuaraan Bulu Tnagkis Junior Asia dan beregu campuran Kejuaraan Dunia Junior.

    Kala itu, Dia bersama Muhammad Rijal (ganda campuran) mendulang medali perak dan medali perunggu pada nomor ganda putri bersama Heni Budiman.

    Pada pertengahan tahun 2008, ia mulai berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari karena usia Jo Novita yang tidak lagi muda.

    Sayang, hingga awal tahun 2009, prestasi Greys/Nitya belum menunjukkan prestasi, apalagi dengan hengkangnya Vita Marissa dari Pelatnas, maka membutuhkan kekuatan di sektor ganda putri.

    Salah satu faktor yang mendorong pencarian kekuatan di sektor ganda putri karena pada tahun itu, akan diselenggarakan Sudirman Cup di Guangzhou, Cina.

    Prestasi Dia mulai meningkat saat mengikuti turnamen Singapura Terbuka. Greys melaju hingga babak perempat final dan mengalahkan pemain No1 dunia (saat itu), Wong Pei Tty/Chin Eei Hui asal Malaysia.

    Greys lolos ke babak puncak setelah mengalahkan ganda putri No9 dunia, Lena Frier Kristiansen/Kamilla Rytter Jyhl (Denmark).

    Pada turnamen tersebut, Greys/Nitya menjadi runner up karena dikalahkan pemain Tiongkok, Zhang Yawen/Zhao yang sebelumnya juga mengalahkannya di All England.

    Akhirnya Indonesia memiliki ganda putri kelas dunia setelah berakhirnya masa keemasan Vita Marissa/Liliyana Natsir. Yakni, Greysia/Meiliana yang waktu itu masuk dalam pemain 10 besar dunia.

    Selanjutnya Januari 2013, Greys dipasangkan dengan Anggia Shitta Awanda, Runner Up WJC 2011 di sektor Ganda Putri, Greys/Anggia berhasil menembus Babak Kedua All England.

    Pada Mei 2013, Greys kembali dipasangkan dengan mantan pasangannya, Nitya Ktishinda Maheswari dan menjuarai SGC Thailand Open GP Gold, menembus Perempatfinal Djarum Indonesia Open Superseries Premier dan Semifinal Singapore Open Superseries.

    Tak berhenti sampai di situ, Greys/Nitya pada tahun 2014 meraih medali emas nomor ganda putri perorangan di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.

    Baru pada tahun 2017, Greysia mulai dipasangkan dengan Apriyani Rahayu hingga meraih medali emas dan memecahkan sejarah di Olimpiade Tokyo 2020.

    Sementara Apriyani Rahayu lahir di Konawe, 29 April 1998. Dia terpaut 10 tahun dari pasangannya (Greysia Polii).

    ganda putri indonesia fokusjabar.id
    Ganda Putri Indonesia, Apriliya Rahayu (foto web)

    Apriyani spesialis ganda putri dan ganda campuran saat junior dan di level senio menjadi pebulutangkis spesialis ganda putri.

    Dia peraih medali perunggu ganda putri Kejuaraan Dunia (2018) di Tingkok dan Asian Games 2018 di Jakarta.

    Dalam kariernya sebagai pebulutangkis, sebelum bersama Greysia Polii, Dia pernah berpasangan dengan beberapa pemain. Di antaranya, Rosyita Eka Putri Sari, Fachriza Abimanyu, Rinov Rivaldy, Jauza Fadhila Sugiarto, Agripinna Prima Rahmanto Putra dan Panji Akbar Sudrajat.

    Apriyani mulai berlatih Badminton pada akhir tahun 2011 di Jakarta bersama Klub Pelita Bakrie. Pertengahan tahun 2015, pindah ke Jaya Raya Jakarta.

    Sejak 2014-2016, dia turut memperkuat tim Bulu Tangkis Indonesia di level Junior. Saat itu (2014) berpasangan dengan Rosyita Eka Putri Sari di nomor ganda putri dan berhasil meraih medali perak karena di babak final dikalahkan Chen Qing Chen/Jia Yifan (Tiongkok) dengan skor 21–11, 21–14.

    Lalu di Kejuaraan Dunia Junior 2015, Dirinya berpasangan dengan Fachirza Abimanyu (ganda campuran) dan meraih medali perunggu setelah dikalahkan pasangan Tiongkok He Jiting/Du Yue di semifinal dengan skor 21-13, 21-10.

    Pun di Kejuaraan Asia Junior 2015, Apriyani/Fachirza meraih medali perunggu setelah dikalahkan Zheng Siwei/Chen Qing Chen (Tiongkok) dengan skor 21-14, 21-14.

    Pada tahun 2016, dia berpasangan dengan Ronov Rivalsi juga mendapatkan medali perunggu karena di di semifinal kalah oleh ganda campuran Kim Won ho/Lee Yu-Rim (Korea Selatan) dengan skor 21-17, 22-20.

    Untuk meningkatkan performanya, awal tahun 2017,  Dia berlatih di Pelatihan Nasional (Pelatnas) Cipayung, Jakarta. Sejak itu pula, Apriyani mulai bermain di level senior dan berpasangan dengan greysia Polii menggantikan Nitya Krishinda Maheswari yang mengalami cedera.

    Penampilan pasangan ganda putri Indonesia itu di Kejuaraan Beregu Sudirman Cup 2017 dan meraih gelar pertamanya di kelas BWF Grand Prix Gold Thailand Terbuka 2017.

    Di tahun yang sama, pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjuarai BWF Super Series di Prancis Terbuka Super Series 2017 dan tahun ini menjadi juara Olimpiade Tokyo 2020 setelah di babak final mengalahkan pasangan Tingkok, Chen Qing Chen/Jia Yifan.

    Akhirnya pasangan Greysia/Apriyani membuka sejarah pasangan ganda putri Indonesia yang berhasil melaju ke babak final dan meraih medali emas.

    (Bambang Fouristian/berbagai sumber)

    Berita Terbaru

    spot_img