spot_img
Tuesday 30 April 2024
spot_img
More

    Perajin Tahu dan Tempe di Cibuntu, Kota Bandung, Serentak Mogok Produksi

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Perajin tahu dan tempe Cibuntu, Kota Bandung, serentak menghentikan kegiatan produksi mulai hari ini, Jumat (28/5/2021), hingga Minggu (30/5/2021) mendatang.

    Salah seorang perajin tahu dan tempe Nanang Suryana (65) mengatakan, aksi mogok massal dilakukan lantaran harga kacang kedelai yang terus mengalami kenaikan.

    “Kita mogok produksi selama tiga hari sampai hari Minggu. Kompak semuanya, yang terasa harga kacang kedelai mahal,” kata Nanang saat ditemui di sentra produksi tahu dan tempe Cibuntu Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/5/2021).

    Melambungnya harga kacang kedelai saat ini, kata dia, membuat perajin tahu dan tempe terus mengalami kerugian. Terlebih, harga kacang kedelai berbeda-beda di tingkat perajin.

    BACA JUGA: 10 Ribu Lansia dan Mitra Gojek di Kota Bandung Ikuti Vaksinasi Covid-19

    “Dinaikan harga jualan nggak bisa, tapi kalau nggak dinaikan kita yang rugi. Sekarang Rp44 ribu, nggak ada untungnya apalagi kalau naik jadi Rp50 ribu, nggak akan ada yang beli sepertinya,” Nanang menuturkan.

    FOKUSJabar.id Kota Bandung
    Perajin Tahu dan Tempe di Cibuntu, Kota Bandung, Jawa Barat, serentak menghentikan kegiatan produksi mulai Jumat (28/5/2021) hingga Minggu (30/5/2021) mendatang. (FOTO: Yusuf Mugni)

    Nanang menyebut, stok kacang kedelai di pasar sebenarnya relatif banyak. Namun, dibanderol dengan harga mahal. Lagi pula, kacang kedelai lokal tidak terlalu bagus untuk kualitas tahu, sehingga harus dicampur kacang kedelai impor.

    “Normalnya harga kacang kedelai Rp7.000, sekarang Rp10.700. Sekarang paling tinggi kenaikannya. Dulu naik Rp8.000 sempat turun, dan sekarang Rp10.700 bertahan dari sejak mulai puasa,” kata dia.

    Nanang berharap, harga kacang kedelai bisa secepatnya kembali normal. “Semoga pemerintah turun tangan yah, mengatasi harga kedelai yang naik ini. Semoga harganya normal kembali seperti dulu, ” Nanang menambahkan.

    Sementara salah seorang pengurus Paguyuban Tahu dan Tempe Jawa Barat, Galih Putra mengatakan, tingginya harga kacang kedelai membuat perajin tahu dan tempe merugi. Akibatnya, produksi pun diberhentikan.

    “Maksud mogok, minimal pedagang dan pembeli mengerti. Kacang (kedelai) harganya naik dan ingin menyamaratakan harga. Jangan sampai harga tahu beda-beda, ada yang murah dan mahal,” kata Galih.

    Galih mengatakan, para perajin tahu dan tempe di sentra industri Cibuntu pun telah didatangi Dinas terkait dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terkait persoalan saat ini.

    “Kita juga berusaha berdialog dengan para importir bahkan dengan pemerintah pusat untuk mencari solusi. Mau tidak mau, harga tahu dan tempe harus naik mulai dari 15 sampai 30 persen,” Galih menegaskan.

    (Yusuf Mugni/Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img