spot_img
Minggu 28 April 2024
spot_img
More

    Lewat Kolaborasi Pemkot Bandung Siap Tekan Stunting

    BANDUNG,FOKUSJabar.co.id: Sebanyak enam organisasi baik level lokal, provinsi, dan nasional di Kota Bandung berkolaborasi menyelenggarakan webinar bertajuk “Optimalkan Praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak untuk Bandung Bebas Stunting” Selasa (23/3/2021).

    Kegiatan ini juga dihadiri hampir 1000 peserta dari berbagai sektor. Diantaranya organisasi profesi, institusi pendidikan, lembaga pemerintah, puskesmas, LSM, dan masyarakat umum yang bergabung melalui zoom dan youtube live serta direktur gizi masyarakat, Kemenkes.

    Country Director Helen Keller International Gwyneth Cotes mengatakan, pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) yang optimal tidak lepas dari pemberian ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) setelah enam bulan dan tetap menyusui sampai dua tahun.

    Namun PMBA yang optimal, jauh lebih luas dari pada hal tersebut. Diantaranya pola asuh, lingkungan yang bersih, serta perlindungan keluarga dari pemasaran dan promosi makanan buatan pabrik yang tidak sehat untuk balita.

    BACA JUGA: Bonek Dilarang Ke Bandung pada Piala Menpora

    “Dari hasil kajiannya, 80 persen balita mengkonsumsi makanan ringan buatan pabrik dan berpemanis. Sebaliknya, hanya sedikit bayi yang memakan sayur dan buah yang kaya vitamin A,” kata Gwyneth.

    Menurutnya, upaya optimalisasi praktik PMBA tidak berhenti selama pandemi. Sentra Laktasi Indonesia (SELASI) bermanuver dengan memperkenalkan metode telekonseling. Program ini berlangsung di tujuh Puskesmas.

    “Ibu yang memiliki bayi/baduta yang memiliki kendala dalam proses menyusui, atau memberikan MPASI dapat menghubungi Hotline, website, maupun via Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas,” kata dia.

    Sementara itu, Ketua TP-PKK Kota Bandung sekaligus Forum Bandung Sehat Ummi Siti Muntamah Oded mengatakan saat ini, tetap melakukan berbagai program penurunan stunting bertajuk Bandung Tanginas (Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat).

    “Program ini menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan baduta sebagai kelompok yang masuk dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Dan Bandung Tanginas berupaya memberikan asupan pangan sehat, pelatihan keterampilan pada kelompok pra-sejahtera, edukasi gizi, dan lain-lain” katanya.

    Umi sapaan akrabnya menambahkan, mencegah stunting dapat dimulai dari upaya perbaikan pola makan bayi dan anak serta menciptakan lingkungan yang baik bagi tumbuh kembang yang optimal. Hal ini dapat diwujudkan dengan kolaborasi berbagai pihak dalam menciptakan inovasi yang berbasiskan solusi, agar terwujud wilayahnya yang unggul, nyaman, sejahtera, dan agamis.

    (Yusuf Mugni/Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img