spot_img
Kamis 25 April 2024
spot_img
More

    Harapan Untuk Rohingya Kembali Pulang Setelah Aung San Suu Kyi Ditangkap

    DHAKA,FOKUSJabar.id: Saat Aung San Suu Kyi ditangkap tentara, umat Muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh merayakannya, Senin (1/2/2021).

    740.000 orang Rohingya tiga tahun lalu mengungsi dari negara bagian Rakhine di Myanmar ke negara tetangga, menurut PBB buntun dari operasi militer bisa menjadi genosida.

    Pemimpin de facto Myanmar saat itu adalah Suu Kyi, dan dalam sidang Pengadilam Kriminal Internasional memberla militernya di tahun 2019, atas kekejaman pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Rohingya.

    Berita tertangkapnya Suu Kyi cepat menyebar di kamp pengungsian Bangladesh, ditempati sekitar 1 juta orang.

    Baca Juga: Myanmar Kudeta, Militer Ambil Alih Negara

    “Dia alasan di balik semua penderitaan kami. Kenapa kami tidak merayakannya?” kata Faid Ullah pemimpin komunitas di kamp pengungsian kepada AFP, di Kutapalong yang merupakan pemukiman pengungsi terbesar di dunia, dilansir dari Kompas.

    Mohammad Yusuf Pemimpin kamp lainnya di Balukhali mengatakan, “Suu Kyi sebelumnya adalah harapan terakhir kami, namun dia mengabaikan penderitaan kami dan justru mendukung genosida terhadap Rohingya.”

    Mirza Ghalib salah seorang pengungsi di kamp Nayapara menyebutkan, beberapa orang pengungsi menyambut doa khusus untuk menyambut keadilan.

    “Jika otoritas kamp mengizinkan, maka Anda akan melihat ribuan pengungsi keluar dan melakukan pawai perayaan,” tuturnya kepada AFP.

    Juru bicara Serikat Mahasiswa Rohingya Maung Kyaw Min yang memiliki pengaruh besar menerangkan, secercah harapan terang ke depan bagi Rohingya untuk kembali ke desa mereka di Myanmar.

    “Tidak seperti pemerinta terpilih, militer (pemerintah) saat ini akan membutuhkan dukungan internasional untuk bertahan, jadi kami berharap mereka akan fokus pada masalah Rohingya, untuk mengurangi tekanan internasional,” kata Maung Kyaw Min.

    Pihak berwenang Bangladesh mengatakan, bahwa mereka akan terus memantau perbatasan sepanjang 270 kilometer untuk berjaga-jaga bila ada gelombang baru pengungsi.

    Selain itu Dhaka juga meminta supaya proses demokrasi segera ditegakkan di Myanmar. Walaupun Bangladesh dan Myanmar telah membuat kesepakatan mengenai pemulangan pengungsi, namun sampai sekarang belum ada yang kembali. Bangladesh meminta Myanmar meningkatkan proses repatriasi dengan sangat serius.

    (Erwin)

    Berita Terbaru

    spot_img