spot_img
Kamis 9 Mei 2024
spot_img
More

    Teror Mycetoma, Bakteri dan Jamur Licik Pemakan Daging

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Sebuah kasus kesehatan yang belum banyak orang tau terjadi pada seorang petani asal Sudan, Khadija Ahmad yang mengalami infeksi jamur pemakan daging yang disebut mycetoma.

    Kejadian bermula saat Ahmad sedang menanam bawang menginjak duri yang menembus sandalnya dan melukai kakinya, Tapi itu bukan duri biasa.

    Duri itu mengandung mycetoma yang merobek tubuh sehingga menyebabkan kelainan bentuk yang parah.

    Pria berusia 45 tahun yang berasal dari El-Fasher di wilayah Darfur yang dilanda perang di Sudan barat. 

    BACA JUGA: Ini 3 Penyebab Keguguran

    “Pada Awalnya saya tidak merasakan sakit, hanya ada benjolan,” kata Ahmad.

    “Saya akan sembuh dengan sendirinya,” kata dia.

    Misetoma yang diderita Ahmad sebenarnya sudah terlalu umum terjadi di Sudan. Namun, Terabaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) PBB, sebetulnya Sudah terdaftar sebagai penyakit tropis.

    “Saya membiarkan dan telah menunggu sembilan tahun sebelum berobat,” kata Ahmad, kepada dokter di Mycetoma Research Center (MRC) di ibu kota Khartoum.

    Akhirnya Ahmad harus merelakan kakinya dengan prosedur amputasi

    “Saat saya tiba, kini sudah terlambat,” katanya sambil mengangkat kaki palsu.

    “harus diamputasi.”

    Ahmad dengan terpaksa harus minum obat seumur hidupnya.

    Apa itu Mycetoma

    mycetoma atau disebut misetoma, biasanya masuk ke dalam tubuh melalui sayatan atau luka dan membawa bakteri atau jamur itu.

    misetoma merupakan penyakit infeksi jaringan tubuh yang terus merusak daging, kulit, otot dan bahkan tulang.

    Kerusakan fatal penyakit ini juga dikenal sebagai infeksi jamur dan bakteri pemakan daging. Misetoma tumbuh subur di iklim tropis yang lembab dan panas.

    Biasanya gejala ditandai dengan kaki bengkak, bahkan dapat menyebabkan pertumbuhan seperti teritip yang aneh dan tangan seperti tongkat.

    “Penyakit tersebut tumbuh perlahan dan licik di dalam tubuh penderita selama bertahun-tahun,” kata pendiri klinik MRC, Ahmad Hassan Fahal.

    “Organisme jahat itu masuk ke dalam kulit anda, kemudian tumbuh,” kata Fahal, seperti dilansir CNN, Senin (14/9/2020).

    “Secara umum, hampir 60 persen penderita penyakit berakhir dengan anggota tubuh yang cacat,” kata dia.

    Seperlima penderita penyakit ini yang tiba terlambat, pilihan satu-satunya adalah dengan amputasi.

    Mycetoma merupakan endemik di “sabuk” geografis di sekitar 40 negara mulai dari sudan, Ethiopia, hingga India, Meksiko, dan Venezuela.

    Penyebab Mesotema

    Misetoma biasanya disebabkan oleh saprotrof yang umum ditemukan di tanah dan di semak berduri di iklim semi-gurun.

    Berikut penyebab paling umum:

    Madurella mycetomatis (jamur)
    Nocardia brasiliensis (bakteri)
    Actinomadure madura (bakteri)
    Streptomyces somaliensis (bakteri)
    Actinomadura pelletieri (bakteri)
    Infeksi disebabkan akibat trauma kulit lokal, seperti menginjak jarum atau serpihan kayu, atau melalui luka yang sudah ada sebelumnya.

    Gejala mycetoma pertama yang terlihat adalah pembengkakan yang biasanya tidak menimbulkan rasa sakit di bawah kulit;selama beberapa tahun, ini akan tumbuh menjadi bintil (benjolan).

    Orang yang terkena akan mengalami pembengkakan dan pengerasan hebat pada area tersebut, selain kulit pecah dan pembentukan saluran sinus yang mengeluarkan nanah dan butiran berisi organisme.

    Dalam banyak kasus, tulang di bawahnya terpengaruh. [5] [4] Beberapa penderita misetoma tidak akan mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan, sementara yang lain akan melaporkan gatal dan / atau nyeri.

    Kematian Diam-diam

    Orang sudan juga biasa menyebut mycetoma sebagai kematian diam-diam atau silent death.

    “Kami di sudan juga memberi julukan ‘kematian diam’, karena menimbulkan masalah kecacatan, dan dapat membunuh penderitanya,” kata Fahal.

    Mungkin penyakit ini tidak terlalu mematikan pada kebanyakan kasus, namun penyakait ini menghancurkan hidup para penderitanya.

    “Pasien kehilangan anggota tubuhnya dan tidak bisa bekerja,” kata dia.

    WHO dalam keterangannya menyebut, penyakit ini banyak terjadi karena banyak petani berjalan tanpa alas kaki di ladang atau sawah.

    Pencarian obat untuk pengakit ini pun cukup sulit, Antibiotik memang bisa melawan infeksi bakteri, tetapi tidak untuk kasus jamur.

    ” mencari obat untuk penyakit ini sulit, karena terdiri dari dua yang berbeda, bakteri dan jamur,” kata Fahal.

    “Sampai saat ini, belum ada yang bisa membuat obat untuk keduanya berssamaan,” katanya.

    Namun, Saat ini para peneliti tengah bekerja dengan sejumlah ilmuan Jepang dan Swiss untuk membuat obat baru untuk mengobati infeksi bakteri dan jamur pemakan daging itu.

    “Semoga tahun depan kita bisa membuahkan hasil,” kata dia.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img