PRANCIS,FOKUSJabar.id: Majalah Charlie Hebdo menyatakan tidak menyesal telah mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut telah memicu kemarahan umat Islam dan kantor media asal Prancis itu pun diserang kelompok bersenjata pada Januari 2015.
“Saya tak ingin menjadi tergantung dari rasa kesewenang-wenangan fanatik. Tidak ada yang perlu disesalkan,” ujar Direktur Charlie Hebdo Laurent Sourisseau dikutip republika.co.id dari France24, Kamis (10/9/2020).
Direktur yang akrab disapa Riss itu pun menjadi salah satu korban penembakan kelompok bersenjata pada 2015 silam. Dia mengalami luka di bagian bahu.
Apa yang disesalinya saat kini, kata Riss, adalah melihat bagaimana sebagian kecil orang berjuang untuk mempertahankan kebebasan. “Karena jika kita tak berjuang dengan kebebasan, kita akan menjadi budak dan kita mempromosikan ideologi mematikan,” kata dia.
BACA JUGA: Ubah Lambang Negara, Anggota dan Pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu Diperiksa
Sebanyak 10 orang terbunuh saat serangan terjadi di kantor majalah mingguan satir asal Prancis. Termasuk Jean Cabut atau juga dikenal sebagai Cabu, Wolinski, Stephane Carb yang merupakan kartunis ternama negara tersebut.
Sementara persidangan pelaku penyerangan Charlie Hebdo dan supermarket Yahudi yang total menewaskan 17 orang, kembali akan digelar bulan ini. Empat belas tersangka dihadirkan dalam persidangan di Paris.
Riss menekankan, kebebasan bukanlah sesuatu yang datang dari langit. “Kita besar tanpa membayangkan suatu hari kebebasan kita dipertanyakan,” ujar dia.
Beberapa waktu lalu, Charlie Hebdo mencetak ulang edisi kartun Nabi Muhammad yang memicu kecaman banyak negara Muslim. Mulai dari Turki, Pakistan, hingga Iran.
(Ageng)
