spot_img
Jumat 3 Mei 2024
spot_img
More

    Kota Bandung Luncurkan Platform Papatong

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kota Bandung menjadi kota pertama yang mengimplementasikan teknologi Internet of Things (IOT) berbasis hybrid (satelit & GSM) dengan meluncurkan platform pintar Papatong guna meningkatkan kualitas pelayanan publik.

    Uji coba platform IOT berbasis hybrid tersebut dilakukan di Bandung Command Center (BCC) Balaikota Bandung, Jawa Barat, Senin (17/8/2020).

    Arsitektur implementasi platform IOT berbasis hybrid ini melalui versi web, yakni Papatong.id dengan fungsi sebagai data agregasi viewer dan Papatong.net berfungsi sebagai data capture serta analitik.

    Sehingga seluruh kinerja layanan publik di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Bandung bisa dimonitoring secara realtime.

    Platform tersebut pun secara otomatis akan menerjemahkan laporan dari sensor-sensor yang ditempelkan pada benda-benda fisik yang ingin dikontrol dan dikendalikan dari jarak jauh, untuk kemudian hasilnya dianalisis secara digital.

    BACA JUGA: Platform Digital Rekam Data ?, Tips Google dan RUU Perlindungan Data

    Sedang konsep visual yang tampak pada layar monitor dari platform tersebut berbasis geospasial, yakni menampilkan gambar suatu ruang di atas permukaan bumi berasal dari citra satelit secara realtime dan live.

    Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, perkembangan teknologi komunikasi sangat cepat dan era Industri 4.0 yang implementasinya melalui IOT, tidak bisa dihindari.

    “Mau atau tidak, fase ini harus kita masuki. Termasuk Kota Bandung yang dikenal sebagai kota pintar, kota jasa dan layanan. Hari ini, Kota Bandung coba melompat jauh, yakni dengan mengimplementasikan IOT berbasis hybrid untuk kebutuhan peningkatan kualitas layanan publik,” kata Oded seusai peresmian.

    Penerapan teknologi IOT ini, kata Oded, sekaligus menjadi yang pertama di Indonesia. Dia berharap ini bisa bermanfaat bagi kebutuhan layanan publik atau warga Bandung.

    “Dengan IOT, campur tangan manusia semakin sedikit. Semud digerakkan oleh mesin ke mesin, sehingga semua layanan publik akan lebih transparan, cepat, efisien, hemat biaya serta terukur dalam tata kelola pemerintahan,” kata dia.

    Terpenting lagi, kata dia, ahli-ahli IOT dalam implementasi ini melibatkan anak-anak Bandung yang tergabung dalam komunitas Bandung Economic Empowerment Center (BEEC).

    “Mereka membuat usulan untuk ikut terlibat membangun Kota Bandung dengan menyumbangkan keahlian mereka di bidang teknologi IOT berbasis jaringan satelit maupun GSM,” kata Oded.

    Sementara Ketua BEEC Ujang Koswara mengatakan bahwa sesuai rencana, pihaknya akan melakukan implementasi IOT pada 17 pekerjaan di beberapa SKPD, namun akan dilakukan secara bertahap.

    Antara lain,  Mini Command Center (MCC) di Pendopo,  tracking system truk sampah (PD Kebersihan), Bidang Aset, Wajib Pajak (BPPD), Automatic Meter Reading (AMR) di PDAM, dan media monitoring.

    “Sedang yang lain adalah Bandung Smart Box (BSB) yang di tempatkan di kelurahan, dan berguna sebagai perangkat komunikasi dua arah (Video Call) antara wali kota dan warganya. Fungsi lainnya antara lain, sebagai food bank automatic untuk penyaluran beras bantuan sosial warga pra sejahtera,” kata Ujang.

    Hal sulit dalam implementasi IOT di Kota Bandung adalah membangun platform dan perlu waktu. Termasuk platform Papatong yang digunakan sudah compatible dan bisa beroperasi dengan berbagai mode jaringan GSM, lora, satelit, dan sudah dirancang support terhadap mobile jaringan 5G.

    “Jadi platform Papatong itu kami sebut platfrom berbasis hybrid, karena bisa digunakan sesuai kebutuhan dan bermanfaat untuk berbagai layanan publik, dengan sistem kerja digital monitoring, analitik, treceability (pelacakan), dan dokumentasi,” kata dia.

    BEEC sebagai komunitas independen dengan berbagai potensi keahlian anggotanya termasuk tim IOT ini, coba ikut ambil bagian membantu pengembangan kota ini menjadi kota pintar yang sesungguhnya.

    “Sedang 17 program implementasi IOT ini, pendanaannya kami lakukan secara mandiri tanpa dana dari APBD. Ini masih berbentuk pilot project atau uji coba selama 1—6 bulan,” kata dia.

    (Olin)

    Berita Terbaru

    spot_img