spot_img
Kamis 18 April 2024
spot_img
More

    Soal UKT, #GunungDjatiMengugat Trending di twitter

    BANDUNG,FOKUSJabar.id :Tagar #GunungDjatiMengguat sempat menduduki trending topic media sosial twitter Indonesia. Sekitar 15 ribu pengguna twitter menggaungkan tagar tersebut sebagai aksi protes mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung terkait pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) semester ganjil 2020/2021.

    Tagar #GunungDjatiMenggugat sudah ramai digunakan pengguna media sosial sejak Kamis 11 Juni 2020 pagi dan masih bertengger di jajaran trending topic twitter Indonesia.

    Dalam cuitanya warganet ramai-ramai mengunggah gambar yang berkaitan dengan pembayaran UKT.

    BACA JUGA : Pembukaan Kolam Renang, Pemkot Bandung Tunggu Hasil Kajian

    Selain di media sosial, para mahasiswa yang tidak setuju dengan kebijakan kampus ini turun ke jalan dengan membawa poster berisi protes soal kebijakan UKT serta beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh rektorat selama pandemik Covid-19.

    FOKUSJabar.id UIN Bandung
    UIN SGD Bandung (FokusJabar/Yusuf Mugni)

    Putra Syauqi, juru bicara Gunung Djati Menggugat mengatakan, pembayaran UKT pada semester genap tidak diimbangi dengan pemenuhan fasilitas yang layak dari pihak kampus kepada mahasiswanya. Menurut dia, pihak kampus sebelumnya menjanjikan akan memberikan keringanan, namun hingga saat ini janji tersebut belum dipenuhi.

    “Satu semester ini, mahasiswa sama sekali tidak merasa menikmati fasilitas yang sudah kami bayar melalui Uang Kuliah Tunggal (UKT) di awal semester genap. Ruang kelas, proyektor, perpustakaan, buku-buku penunjang perkuliahan tidak lagi kami dapat di satu semester terakhir,” kata Putra, dari ketearangan resminya Kamis (11/6/2020).

    Selama pandemi, kata dia, kampus sempat memberikan kuota gratis kepada mahasiswa saat pembelajaran daring, namun hanya bertahan satu bulan. Dia pun meminta agar UKT dipotong untuk memenuhi kebutuhan penunjang selama belajar dari rumah.

    “Jadi sangat jauh jika dibandingkan dengan nominal UKT yang kami bayarkan. Jika memang kampus tidak mampu menyiapkan fasilitas, kami meminta agar UKT kami dipotong untuk memenuhi kebutuhan penunjang selama belajar dari rumah,” kata dia. 

    Selain itu, pihak kampus akan menggelar perkuliahan daring dan mengubah Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi KKN di rumah (KKN DR). Namun, saat pembelajaran daring, tidak ada fasilitas penunjang yang diberikan kepada mahasiswa.

    “Kami menilai, pada kegiatan belajar mengajar melalui daring tak sedikit persoalan yang muncul, karena disadari atau tidak Indonesia belum siap dengan sistem pembelajaran yang berbasis online tersebut,” ucapnya.

    Menurutnya, sekelas Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTKIN) UIN Sunan Gunung Djati di bawah naungan Kemenag, saat belum memberikan fasilitas yang memadai pada mahasiswa soal pembelajaran di rumah. Sehingga, banyak mahasiswa yang kebingungan dengan sistem belajar dari rumah.

    “Tidak adanya mekanisme yang jelas dari kampus untuk menerapkan pembelajaran berbasis daring tersebut. Pada akhirnya mahasiswa menjadi tumbal,” kata dia. 

    (Yusuf Mugni/LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img