BANJAR, FOKUSjabar.co.id: Ucapan salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjar dari Fraksi PAN, Husin Munawar saat menerima audiensi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Banjar, Selasa (21/1/2020), menuai reaksi dari sejumlah pihak.
Pasalnya, saat audiensi, Husin sempat melontarkan kalimat agar pengurus HMI dan ketua HMI Kota Banjar berasal dari warga asli kota Banjar. Kalimat tersebut dianggap sejumlah pihak sebagai kalimat bernada rasis, berkonotasi negatif, dan memiliki maksud tertentu.
Direktur Banjar Institut, Wahidan langsung bereaksi dan mengecam ucapan yang semestinya tidak patut dilontarkan seorang anggota dewan. Dia menilai itu sebagai tindakan rasis dan tak berdasar.
Baginya, Kota Banjar harus menjadi kota yang terbuka. Apalagi terhadap para pelajar dan mahasiswa yang akan menjadi generasi penerus bangsa.
“Saya mengecam itu, tidak boleh ada rasisme, tidak boleh ada diskriminasi di Kota Banjar. Atas nama apapun, tidak boleh,” kata Wahidan, Rabu (22/1/2020).
Oknum anggota DPRD kota Banjar yang bertindak rasis, dinilai Wahidan karena sempitnya berfikir dan kurang luasnya pengetahuan. Padahal, menurut pemuda yang juga mantan aktivis mahasiswa ini, diseluruh kota dan kabupaten di Indonesia pengurus organisasi mahasiswa tidak ditentukan dari identitasnya. Baik identitas agama, kedaerahan maupun yang lainya.
“Malu saya dengarnya, ini kan gak mencerminkan kualitas DPRD saja, tapi juga tidak mencerminkan kepribadian masyarakat kota Banjar,” cetusnya.
Saat dikonfirmasi soal hal tersebut melalui pesan WhatsApp (WA), anggota DPRD kota Banjar Husin Munawar tidak memberikan jawaban.
(Agus/ars)
