spot_img
Minggu 19 Mei 2024
spot_img
More

    Inflasi di Kota Tasikmalaya Terendah se-Pulau Jawa-Bali

    TASIKMALAYA, FOKUSJabar.id: Selama 10 tahun terakhir ini, tahun 2019 (yoy), tingkat Inflasi di Kota Tasikmalaya paling rendah, tercatat 1,72 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya (2,30 persen) dan Indeks Harga Konsumen mengalami inflasi 0,33 persen (mtm).

    Angka inflasi tersebut bahkan mencatat sejarah terendah se-Pulau Jawa-Bali.

    Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Tasikmalaya, Heru Saptaji mengatakan, akhir desember 2019 lalu, komoditas penyumbang utama angka inflasi di Kota Tasikmalaya yakni telur ayam, beras dan bawang.

    Baca Juga: Cianjur Perketat Pemeriksaan di Kawasan Puncak, Cipanas

    ” Kenaikan ini disebabkan karena meningkatnya permintaan masyarakat pada periode libur natal dan tahun baru, sementara pasokan sedikit menurun. Terutama pasokan telur ayam ras, beras dan bawang merah dampak dari musim hujan dan perubahan musim tanam para petani,” ungkap Heru Saptaji. 

    Disisi lain sambung Heru, tekanan harga masih tertahan oleh normalisasi harga aneka komoditas cabai yang didukung oleh tercukupinya pasokan di pasar serta harga pir dan alpukat yang menurun. Hal itu juga diikuti komoditas daging ayam ras mengalami penurunan harga yang didukung oleh tercukupinya pasokan di daerah maupun secara nasional.

    ” Kenaikan harga di tahun 2019 terjadi pada perhiasan emas, akibat tren kenaikan harga emas dunia, bawang merah, jeruk dan ketimun,” ujarnya.

    Tahun 2019 lalu, beberapa kebutuhan penahan inflasi seperti bensin, tarif listrik, daging dan telur ayam ras serta aneka sayuran (wortel, kol/kubis dan kangkung) terjaga lebih rendah.

    ” Perlu dicermati dan antisipasi indikator harga. Karena diperkirakan bulan Januari 2020 akan terjadi inflasi sebab terjadi penyesuaian harga berbagai komoditas pangan. Termasuk penyesuaian tarif distribusi,” tegas dia. 

    ” Kelompok bahan makanan yang diprediksi berisiko penyumbang inflasi di awal tahun 2020. Yakni, beras yang masih dalam masa proses tanam, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kenaikan harga cukai rokok sebesar 23 persen memicu naiknya harga aneka rokok.

    ” Memang inflasi awal tahun ini bisa mengancam, namun kenaikan harga mampu ditahan karena terjaganya komoditas pangan lainnya seperti daging dan telur ayam, aneka cabai dan hortikultura. Termasuk harga BBM dan tarif listrik diperkirakan masih stabil. Artinya belum ada kenaikan harga,” pungkasnya.

    (Seda/Bam’s)

    Berita Terbaru

    spot_img