spot_img
Sabtu 27 April 2024
spot_img
More

    Masih Rendahnya Kompetensi Guru, IKA UPI Pendidikan Sejarah Gelar Seminar Nasional

    BANDUNG, FOKUSJabar.id : Dilatarbelakangi masih rendahnya kompetensi guru yang dibuktikan dengan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) mendorong Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) Komisariat Departemen Pendidikan Sejarah menggelar seminar nasional pendidikan. Seminar yang mengangkat tema ‘Revitalisasi Profesionalisme Guru’ akan digelar di gedung Achmad Sanusi, kampus UPI, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Sabtu (7/12/2019).

    Sekretaris IKA UPI Komisariat Departemen Pendidikan Sejarah, Najip Hendra menuturkan, hasil UKG menunjukkan jika guru kompeten atau guru yang lulus dengan nilai minimal 80 tak lebih dari 30 persen. Artinya, terdapat sekitar 70 persen guru yang mendapatkan hasil UKG dibawah nilai 80 atau masuk dalam kategori tidak kompeten.

    “Atas dasar itu, kita gelar seminar nasional pendidikan dengan tema tersebut dengan pertimbangan banyaknya guru yang belum memahami utuh tentang profesinya. Pelaksanaan seminar ini pun diawali dari keresahan kami para alumni pendidikan sejarah UPI yang disampaikan melalui grup WA terkait profesionalitas serta kompetensi guru dan kami menilai informasi ini harus juga diketahui para guru maupun insan pendidikan lainnya,” ujar Najip saat memberikan keterangan pers di ruang Teleconference, University Center UPI, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Senin (11/11/2019).

    Pada seminar yang diadakan satu hari tersebut, lanjutnya, beberapa pakar di bidang pendidikan serta pihak-pihak yang terkait dengan kebijakan pendidikan di Indonesia akan dihadirkan. Pemateri yang akan hadir yakni Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Supriano, Guru Besar UPI sekalis Ketua Tim Pengembangan Kurikulum 2013 Prof. Said Hamid Hasan, Ketua Pengurus Besar PGRI Dudung Nurullah Koswara, dan praktisi pendidikan internasional Ir. Lay Ai Ling.

    “Hasil seminar ini, akan kita sampaikan kepada Mendikbud Nadiem Makarim sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan pendidikan di Indonesia. Pak Menteri sendiri sudah pernah menyatakan jika dalam 100 hari kerja akan mendengarkan masukan dari pakar terkait pendidikan di Indonesia. Kita pun sudah mengundang Pak Menteri untuk bisa hadir, tapi belum ada konfirmasi akan hadir atau tidak,” terangnya.

    Ketua Panitia Seminar, Luqman Amin menuturkan, peserta yang sudah melakukan pendaftaran mengikuti seminar hingga saat ini sudah mencapai 848 orang. Terdiri dari 662 orang berprofesi sebagai guru dan 186 orang lainnya yakni mahasiswa dan masyarakat umum.

    “Sebenarnya target awal peserta hanya 250 orang karena kita akan gelar seminar di auditorium FMIPA UPI. Namun hanya dalam waktu kurang dari lima jam, slot peserta langsung p[enuh dan pendaftar mencapai 300 orang lebih. Akhirnya kita buka lagi pendaftaran dan memindahkan lokasi seminar ke gedung Achmad Sanusi yang memiliki kapasitas lebih banyak,” ujar Luqman.

    Peserta seminar sendiri, tidak hanya berasal dari Jawa Barat atau Pulau Jawa saja. Namun berasal dari berbagai kota di luar Pulau Jawa seperti Bangka Belitung, Maluku, Pekanbaru, Medan, hingga Nusa Tenggara Barat.

    “Kami menilai antusiasme dari peserta ini menunjukkan jika para guru atau tenaga kependidikan lain hingga mahasiswa dari LPTK punya keinginan kuat dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mereka. Semoga apa yang disampaikan di seminar bisa memberikan manfaat dan menambah ilmu bagi semua pihak sekaligus menjadi bahan kebijakan pendidikan di Indonesia,” pungkasnya.

    (ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img