spot_img
Jumat 17 Mei 2024
spot_img
More

    Layak Jadi Venue Piala Dunia U-20, Kondisi Stadion Utama Palaran Justru Terbengkalai

    BANDUNG, FOKUSJabar.id : Piala Dunia U-20, Stadion Utama Palaran di Samarinda, Kalimantan Timur, tidak masuk dalam daftar 10 stadion yang diajukan PSSI kepada FIFA sebagai lokasi pertandingan Piala Dunia U-20 tahun 2021. Padahal stadion dengan kapasitas 67 ribu tempat duduk ini, sebelumnya digadang-gadang sebagai stadion termegah dan terbaik di Indonesia.

    Stadion Palaran dibangun dengan menelan biaya mencapai Rp800 miliar untuk kepentingan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) edisi ke-17 pada tahun 2008 saat Kalimantan Timur didapuk sebagai tuan rumah. Dengan konsep bulan sabit, stadion yang diresmikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 18 Juni 2008 ini memakai rumput jenis Zoysia Matrella yang setara dengan rumput stadion-stadion di Singapura, Brasil, dan Thailand serta disebut-sebut menelan biaya hingga Rp2 miliar.

    Dari standarisasi yang dimiliki, stadion yang diresmikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 18 Juni 2008 ini seharusnya sangat layak sebagai salah satu venue pertandingan kelas internasional. Namun sayang, saat ini kondisi stadion yang menjadi venue Pembukaan serta Penutupan PON XVII/2018 sangat memilukan.

    Baca Juga : Memasuki AKB, Kebun Binatang Bandung Mulai Berbenah

    Seperti dilansir kaltimtoday.co, stadion yang berjarak sekitar 18 kilometer ke pusat kota Samarinda dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 40 menit itupun dalam kondisi sangat tidak layak. Kemegahan stadion hanya bertahan sekejap dan kejayaannya nyaris tak tersisa setelah belasan tahun terbengkalai tak dirawat.

    Kondisi stadion Palaran, Samarinda, saat ini (Foto: net)

    Gerbang bertuliskan ‘Stadion Utama Palaran’ dalam kondisi terbengkalai dengan tiang pancang tampak kusam karena korosi. Akses jalan masuk sudah tidak lagi rata dengan berhiaskan lubang setelah menjadi perlintasan truk-truk bermuatan besar.

    Setelah menjadi venue PON XVII pada tahun 2018, stadion Palaran sempat ditunjuk PSSI untuk menggelar babak final dan 8 besar Divisi Utama Liga Indonesia 2008. Terakhir kali, stadion digunakan untuk gelaran Piala Gubernur Kaltim pada Februari 2018.

    Saat ini, kondisi stadion dikelilingi tanaman belukar. Tembok yang retak telah ditumbuhi rumput liar. Bahkan pintu masuk menuju lapangan hijau, anak tangganya sudah terbelah. Tanahnya amblas. Bagian fondasi pun sudah sangat tak kokoh. Bangunan penopang kursi tribun penonton sudah miring dan nyaris ambruk.

    “Kita sudah mengusulkan audit building atau pemeriksaan bangunan pada 2016 untuk mengetahui tingkat kerusakan stadion. Kira-kira sekitar Rp 160 miliar untuk memperbaiki semua kerusakan termasuk pagar dan jalan. Namun hasil audit itu tak mendapat tindak lanjut. Persoalan, anggaran tak mencukupi. Beberapa tahun lalu sempat dilakukan perbaikan, tapi hanya pengecatan,” tutur Kepala Pengelola Stadion Utama Palaran, Hasbar.

    Salah satu sisi tribun penonton di Stadion Palaran, Samarinda, saat ini (Foto: net)

    Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kaltim, Yunus Nusi pun menyesalkan dengan kondisi Stadion Utama Palaran yang seharusnya memiliki kesempatan bergabung dengan sepuluh stadion yang diusulkan PSSI kepada FIFA untuk Piala Dunia U-20 pada tahun 2021 mendatang.

    “Kalau dari kapasitas kita sangat layak terpilih. Apalagi dengan posisi yang sangat strategis, diapit dua bandara internasional yakni Bandara APT Pranoto di Sungai Siring, Samarinda, dan Bandara Sepinggan di Balikpapan. Tapi itu kalau lapangannya layak, bangku tribun layak, akses jelas dan bagus bisa dipakai Piala Dunia U-20. Tapi sekarang bisa dilihat bagaimana keadaannya,” sesal Yunus seperti dilansir idntimes.

    (ars/berbagai sumber)

    Berita Terbaru

    spot_img