spot_img
Rabu 8 Mei 2024
spot_img
More

    Cabor PON XX Dipangkas? KONI Jabar: Kerugian Paling Pokok pada Sisi Psikologis Atlet

    BANDUNG, FOKUSJabar.id : KONI Jawa Barat menyoroti sisi psikologis atlet terkait wacana pemangkasan cabang olahraga yang akan dipertandingkan di PON XX/2020 Papua dari 47 cabang olahraga menjadi 37 cabang olahraga. Wacana sendiri mencuat pasca tuan rumah PON XX, Papua menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait rencana pengunduran jadwal sehingga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI mengambil kebijakan memangkas jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan.

    Ketua Umum KONI Jabar, Ahmad Saefudin menuturkan, pihaknya baru mengetahui wacana pemangkasan cabang olahraga tersebut dan masih mengkajinya. Bahkan 10 cabang olahraga yang akan dipangkas dan batal dipertandingkan di PON XX/2020 masih belum diketahui.

    “Menpora memang sudah mengambil kebijakan tapi belum menjadi sebuah keputusan resmi. Wacananya, PON XX hanya mempertandingkan cabang olahraga olimpik dan memang itu wajib. Tapi apakah mungkin tidak ada privellege (hak istimewa) bagi tuan rumah untuk mempertandingkan cabang olahraga yang mereka inginkan. Jadi belum jelas juga cabor yang dipangkas apa saja,” ujar Ahmad saat ditemui di sela-sela penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) Kerjasama antara KONI Jabar, UPI, STKIP Pasundan, dan Lapas Kelas 1 Sukamiskin di Gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Selasa (27/8/2019).

    Wacana pemangkasan cabang olahraga tersebut, Ahmad memastikan akan memberikan dampak kerugian dalam berbagai aspek. Diantaranya, proses pembinaan yang selama ini sudah berjalan akan sia-sia tanpa ada tujuan akhir dari proses pembinaan keolahragaan tersebut.

    Selain itu, dari sisi anggaran yang harus dipertanggungjawabkan. Pasalnya, dalam proses pembinaan olahraga dengan tujuan akhir prestasi di ajang PON sudah menyedot dana yang tidak sedikit.

    “Namun kerugian yang paling pokok yakni sisi batiniah dan psikologi atlet yang sudah mempersiapkan diri menghadapi PON. Saya pikir, sulit bagi mereka untuk menerima terutama cabang olahraga yang batal dipertandingkan. Jadi lebih kepada dampak psikologis atlet. Atlet sudah mempersiapkan diri dengan berlatih keras hingga mengorbankan segala hal, tapi menjelang akhir persiapan ternyata cabang olahraganya batal dipertandingkan. Bisa dibayangkan seperti apa psikologi mereka,” tuturnya.

    Sementara dari sisi keprestasian, Ahmad mengaku tidak mempermasalahkan wacana pemangkasan cabang olahraga di PON XX/2020 tersebut. Pasalnya, pihaknya sudah melakukan perhitungan dari awal terkait peluang Jabar untuk mempertahankan gelar juara umum PON.

    Apalagi 37 cabang olahraga yang akan dipertandingkan di PON XX/2020 yakni cabang olahraga olimpik yang nota bene menjadi kekuatan Jabar. Hal ini dibuktikan dengan kontibusi Jabar bagi Indonesia di ajang SEA Games maupun Asian Games yang menjadi mayoritas.

    “Jadi kalau melihat dari sisi cabang olahraga olimpik, jelas menguntungkan bagi Jabar. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana menangani sisi psikologis atlet sehingga harus ada solusi tepat. Tetap harua ada pertandingan pengganti bagi mereka dengan tingkat persaingan dan kualitas even setara dengan PON. Kita akan ususlkan itu besok (Rabu, 28/8/2019) saat pertemuan di KONI Pusat, Jakarta,” pungkasnya.

    (ageng/DAR)

    Berita Terbaru

    spot_img