spot_img
Jumat 3 Mei 2024
spot_img
More

    ITB Terus Kembangkan Penelitian untuk Kurangi Risiko Bencana

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Untuk mendukung tercapainya kemandirian dalam upaya penanggulangan bencana di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) telah dan akan terus berupaya mengembangkan pengetahuan, teknologi, serta rancangan kebijakan dalam rangka mengurangi risiko bencana.
    Berbagai penelitian dalam upaya pengurangan risiko bencana pun sudah dan terus dilakukan ITB bekerjasama dengan berbagai pihak.
    Rektor ITB Kadarsah Suryadi menuturkan, ITB telah banyak terlibat dalam berbagai diskusi tentang pengembangan konsep dan sistem manajemen penanganan bencana di Indonesia. Selain itu, untuk terus mengkaji kebijakan, strategi, serta teknolohi pengurangan risiko bencana, para peneliti ITB pun telah banyak mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak, baik tingkat nasional maupun internasional.
    “ITB pun memiliki Pusat Penelitian Mitigasi Bencana dengan berbagai program penelitian terkait topik kebencanaan. Program riset terkait mitigasi bencana yang telah dikembangkan para peneliti ITB di antaranya aplikasi bernama FEWEAS atau Flood Early Warning and Early Action System,” ujar Kadarsah saat ditemui di sela-sela Sidang Terbuka Wisuda Kedua Tahun Akademik 2017/2018 di Sabuga ITB, Jalan Tamansari Kota Bandung, Sabtu (7/4/2018).
    Aplikasi berbasis web, android/iOS dan SMS (Short Message Service) ini, kata dia, disiapkan untuk mengantisipasi bencana banjir di beberapa wilayah sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dan Bengawan Solo. FEWEAS merupakan hasil karya bersama para pakar ITB dari Kelompok Keahlian Sains Atmosfer Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian.
    Pengembangan aplikasi ini pun mendapat dukungan dari International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC), Palang Merah Indonesia (PMI), Zurich Insurance Indonesia, Perum Jasa Tirta II, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.
    “ITB pun telah mengembangkan Sistem Informasi Cuaca Eksperimental melalui Kelompok Keahlian Sains Atmosfer, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian. Sistem Informasi Cuaca berupa portal weather-dot-meteo ini merupakan satu-satunya yang dibuat Universitas di Asia Tenggara,” tambahnya.
    Portal ini merupakan ‘etalase’ dari penerapan cuaca ‘state of the art’ yang memadukan komputasi kinerja tinggi dan model prediksi cuaca mutakhir. Produk portal ini didukung komunitas siaga banjir, TEIN2 Project, MAIPARK, dan Kyoto University.
    Riset lain yang dikembangkan pakar ITB dari Kelompok Keahlian Sains dan Sistem Kerekayasaan Wilayah Pesisir dan Laut Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian yakni Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor. Sistem ini menggunakan sensor pendulum yang dipengaruhi gaya tarik gravitasi. Sehingga saat pendulum berubah akan memicu kontak untuk menyalakan sirine sebagai peringatan awal akan terjadinya bahaya tanah longsor kepada masyarakat sekitarnya.
    “Lalu program riset ITB yang mengembangkan peralatan pendeteksi petir yang disebut Early Warning Lighting Detection dari Kelompok Keahlian Ketenagalistrikan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI). Alarm ini akan muncul apabila awan berpotensi mengeluarkan petir dari pengukuran medan listrik statis dengan radius 2 kilometer
    Program riset Sistem Radar Cuaca Nasional pun dikembangkan Kelompok Keahlian Teknik Telekomunikasi STEI ITB bersama PT. Inti dan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Sistem yang digunakan untuk mendeteksi karakteristik cuaca, pada saat ini dalam proses sertifikasi. Jika berhasil mendapatkan sertifikasi, maka akan menjadi sistem radar cuaca yang pertama kali dibuat anak bangsa Indonesia. Sistem radar cuaca nasional ini pun diyakini dapat menghemat pengeluaran negara dibandingkan harus mengadakan peralatan yang serupa dari luar negeri termasuk biaya mendatangkan tenaga ahlinya.
    “Selain riset yang disebutkan, masih ada beberapa penelitian ITB untuk mitigasi bencana. Ini sebagai salah satu sumbangsih ITB bagi negara dan bangsa Indonesia,” pungkasnya.
     (Ageng/LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img