spot_img
Minggu 21 Desember 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 7404

Pemulihan Sungai Citarum, Masyarakat Harus Merubah Sikap

0
Tangani Sungai Citarum, Ini Program Andalan Pemkab Bandung (FJ)

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemulihan Sungai Citarum terus digencarkan oleh berbagai pihak, terutama masyarakat yang juga hidup berdampingan dengan Sungai Citarum.

Terkait hal itu, Bupati Bandung Dadang M. Nasser mengatakan, penanganan Sungai Citarum sudah menjadi topik di rapat kabinet dan presiden pun turun tangan, sehingga masyarakat juga harus mulai merubah sikapnya.

Dadang menegaskan, pihaknya akan mengecek apakah masyarakat masih membuang sampah ke sungai atau tidak. Pihaknya juga meminta masyarakat segera membuat septic tank komunal, bukan cubluk.

BACA JUGA:

3 Kios Pangkas Rambut di Cimanuk Garut Dilalap Api

“Masyarakat yang tidak punya septic tank kita tunjang sekarang dengan septic tank komunal,” ujarnya mengutip PRFM, Jumat (23/02/2018).

Terkait masyarakat yang lebih memilih membakar sampahnya, Dadang juga menegaskan, sampah boleh dibakar selama tidak mengeluarkan asap.

“Sampah itu uang, jangan dibakar semua. Ini masyarakat itu belum memahami. Adapun (sampah) boleh dibakar tapi enggak boleh keluar asap. Nah, kita terus usaha lakukan pengiriman alat bakar tanpa asap. Nah, kalau sampah dibakar asapnya polusi,” pungkasnya.

(Vetra)

Banjir Kabupaten Bandung, DPRD Fokus Evakuasi Korban

0
Banjir Kab. Bandung (Istimewa)

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Ratusan warga korban banjir di wilayah Kabupaten Bandung mendesak pihak pemerintah untuk segera menuntaskan masalah tersebut. Pasalnya, banjir menjadi musibah rutin yang menimpa warga setiap kali ada hujan besar.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung Yayat Hidayat mengatakan, pihaknya sudah memiliki beberapa program penanggulangan, namun untuk saat ini, DPRD bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berfokus pada penanganan korban banjir.

“Yang pertama, yang paling penting adalah penyelamatan dan penempatan korban banjir, kemudian meminimalisir dampak banjir. Kemudian kita juga memberikan bantuan-bantuan yang bersifat stimulan kepada korban banjir,” tutur Yayat mengutip PRFM, Jumat (23/02/2018).

Yayat menjelaskan, penyelamatan penduduk yang terkena musibah banjir dilakukan dengan mengevakuasi dan memindahkan korban banjir ke tempat yang aman, seperti rusunawa dan penampungan di desa.

Sedangkan terkait masalah kemacetan yang terjadi, Yayat menjelaskan, pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan Polres Bandung untuk mengatur lalu lintas. Namun menurutnya, macet tetap tidak terhindarkan karena volume kendaraan begitu banyak sementara akses jalan hanya satu.

Hari ini, tambah Yayat, DPRD pun akan turun langsung ke lapangan, termasuk memantau kegiatan-kegiatan Eksekutif Pemkab Bandung untuk melihat langkah apalagi yang harus dilakukan.

(Vetra)

Kab. Bandung Banjir Lagi, Program Citarum Harum Sudah Efektif?

0
Kab. Bandung Banjir Lagi, Program Citarum Harum Sudah Efektif? (Istimewa)

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Tingginya curah hujan yang berlangsung hampir sepekan mengakibatkan enam kecamatan di Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Majalaya, Paseh dan Rancaekek terendam banjir akibat meluapnya sungai citarum.

BPBD Kabupaten Bandung menyebutkan sebelumnya hanya tiga kecamatan yang terdampak banjir pada Kamis, (22/2/2018). Tiga kecamatan itu adalah Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang. Namun kini banjir juga merendam Majalaya, Paseh dan Rancaekek.

Kepala Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Bandung, Toni Suryana mengatakan telah mengerahkan anggotanya untuk mengevakuasi warga yang terjebak di tempat tinggalnya.

“BPBD menyiagakan Satgas sebanyak 20 personel ditambah dari relawan dan Tagana dari Dinsos,” kata Toni, Jumat (23/2/2018) mengutip Liputan6.

Toni mengatakan untuk menampung warga yang dievakuasi, beberapa gedung milik pemerintah dan sarana tempat ibadah telah disiapkan sebagai tempat pengungsian. Ia juga mengatakan telah menempatkan sejumlah perahu karet di seluruh desa yang terdampak banjir.

Proses evakuasi warga yang terdampak banjir juga dilakukan oleh kelompok warga peduli sumber daya air sungai dan kebencanaan Barudak Baraya Cisangkuy Citarum (B2C2).

Menurut Ketua B2C2 Edi Yusup, data terakhir menyebutkan ketinggian air limpasan dari Sungai Citarum di pemukiman warga berkisar antara 180 sentimeter sampai dua meter.

“Hujan yang dari kemarin, banjirnya sendiri muncul sejak pukul 19.00 WIB kemarin,” ujar Edi.

Sementara itu, Presiden Jokowi mengungkapkan pengerjaan proyek penanggulangan pencemaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum akan memakan waktu tujuh tahun.

Sudah kita hitung dari hulu, tengah, dan hilirnya akan bisa selesai Insyaallah dalam tujuh tahun,” kata Jokowi saat penanaman di hulu Sungai Citarum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis, (22/2/2018).

Menurutnya, rehabilitasi Sungai Citarum harus dilakukan secara terintegrasi, dari mulai pemerintah pusat, provinsi, dan daerah, dengan pengawasan dari Kodam III Siliwangi.

“Kita kerjakan secara gotong royong. Ini pekerjaan besar dan panjang. Bukan seremoni seperti yang sudah-sudah dan akan saya lihat secara rutin,” tegas Jokowi.

(Vetra)

Banjir di Sejumlah Daerah di Jabar, Ini kata Kang Hasan

0
Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin (Foto: IST)
Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin (Foto: IST)

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Hujan deras yang turun sejak dua hari terakhir mengakibatkan sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) diterjang banjir.

Tidak hanya di Kota Bandung, tiga kecamatan di Kabupaten Bandung pun terendam.

Bahkan, lima kecamatan di Kabupaten Majalengka dilanda banjir dan longsor. Empat dusun serta ratusan hektar sawah di Kabupaten Tasikmalaya pun tak luput dari terjangan banjir.

BACA JUGA:

3 Kios Pangkas Rambut di Cimanuk Garut Dilalap Api

Tidak hanya itu, di Kabupaten Kuningan, dari 14 desa yang tersebar di delapan kecamatan nyaris tenggelam akibat banjir dan longsor, Kamis (22/2) malam.

Terkait musibah banjir dan tanah longsor tersebut, Calon Gubernur Jabar nomor urut 2 TB Hasanuddin (Kang Hasan) menyampaikan keprihatinannya.

“Saya turut prihatin semoga saudara-saudara kita yang mendapat musibah banjir diberikan kesabaran,” kata Hasan, Jumat (23/2/2018).

Menurut dia, pada prinsipnya masalah banjir adalah manajemen air permukaan yang tidak baik.

Seharusnya air permukaan itu bisa diserap oleh tanah sebagian dan sebagian lainnya masuk ke sungai.

“Ada tiga bagian yang harus dilakukan untuk menanggulangi banjir dalam jangka pendek dan panjang,” tutur dia.

Tiga bagian itu, yakni bagian hulu sungai atau gunung harus dibuat embung-embung penahan aliran air.

Kemudian sungai pun harus dinormalisasi melalui pengerukan sedimentasi dan pembebasan daerah sempadan sungai.

Dan ketiga, di kawasan permukiman atau perkotaan harus dibuat kawasan serapan air, seperti taman atau hutan kota, juga pembangunan sumur resapan di setiap rumah dan sumur injeksi di setiap kawasan permukiman.

Adapun strategi yang lebih luas, kata dia, yakni tata ruang yang pro lingkungan hidup. Untuk Jabar, lanjut Hasan, perlu segera diwujudkan kawasan hutan seluaa 30 persen.

“Pemukiman di perkotaan didorong agar menjadi konsep vertikal, seperti rumah susun,” kata dia.

(LIN)

Tangani Sungai Citarum, Ini Program Andalan Pemkab Bandung

0
Tangani Sungai Citarum, Ini Program Andalan Pemkab Bandung (FJ)

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Sungai Citarum memerlukan penanganan serius dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung. Bupati Bandung Dadang M. Nasser mengatakan, pihaknya telah menggelontorkan anggaran yang tidak untuk permasalahan Citarum.

“Kabupaten Bandung sudah berupaya menggelontorkan anggaran, desa juga diwajibkan memiliki TPS. Belum nanti dari dinas, dari dinas itu (anggarannya) tidak kurang dari Rp120 milyar. Dinas-dinas terkait dikumpulin untuk menunjang penanganan kerusakan kondisi Citarum, yang mengakibatkan sengsaranya rakyat, yaitu kebanjiran. Belum nanti airnya beracun,” tutur Dadang mengutip PRFM, Jumat (23/02/2018).

Selain itu, Pemkab Bandung juga memiliki program unggulan berupa gerakan Satapok (Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan). Gerakan ini merupakan gerakan menanam pohon pilihan masyarakat yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, yang berujung pada sertifikasi pohon demi menghutankan kembali hulu Sungai Citarum dan mengurangi sedimentasi.

Dadang menilai gerakan ini cukup efektif apabila dibandingkan dengan gerakan tanam sejuta pohon.

“Selama ini ada gerakan sejuta pohon, mana pohon yang jadi? Gak ada yang jadi bener karena dicabut lagi oleh rakyat karena merasa terganggu dan nantinya (lahannya) tidak bisa ditanam sayur mayur. Nah, dengan Satapok ini, bagaimana leuweungnya (hutannya) ijo, rakyat ngejo (menghijau). Sebaliknya, kalau ngerusak (tanaman Satapok) ya ngerusak rakyat,” pungkasnya.

(Vetra)

Persib ke Tasik Tanpa Essien

0
BANDUNG,FOKUSJabar.id: Menghadapi Priangan Selection pada laga uji coba di Stadion Wiradadaha, Kota Tasikmalaya, Sabtu (24/2/2018) besok, Persib Bandung memboyong 20 pemainnya.

Pelatih Persib Roberto Carlos Mario Gomez mengatakan, dari 20 pemain itu Michael Essien tidak akan dibawa.

Hal itu menyusul Essien masih dalam program pemulihan cedera.

“(Essien) tidak dibawa, kondisi dia masih belum 100 persen‎. Tapi, dia akan tetap latihan bersama tim di Bandung, kita akan tunggu sampai dia bisa main,” kata Gomez di Lapangan Lodaya, Kota Bandung, Jumat (23/2/2018).

BACA JUGA:

3 Kios Pangkas Rambut di Cimanuk Garut Dilalap Api

Rombongan tim Persib akan berangkat ke Tasik siang ini. Rencanannya tim kebanggaan Bobotoh ini akan langsung kembali ke Bandung seusai pertandingan.

Pertandingan uji coba tersebut bukan yang pertama, sebelumnya Persib sudah beberapa kali menggelar uji coba di dalam kota maupun luar kota Bandung. Terakhir Maung Bandung menghadapi Persijap Jepara.

(Arif/LIN)

Perlintasan Kereta Api via Cirebon Lumpuh Total

0

CIREBON,FOKUSJabar.co. id: Luapan Sungai Cisanggarung Jumat (23/2) dinihari tadi tak hanya merendam perlintasan kereta api di jalur antara Stasiun Ciledug – Ketanggungan.

Banjir juga meredam perlintasan di jalur utara antara Stasiun Tanjung – Losari arah Tegal.

Manajer Humas Daops 3 Cirebon Krisbiyantoro mengatakan, kedua perlintasan saat ini sudah tidak dapat dilewati kereta. Kedua jalur itu lumpuh total akibat rendaman air yang mengikis perlintasan kereta.

“Semua jalur yang mengarah ke Cirebon, baik dari Purwokerto maupun Tegal sudah tidak bisa dilalui kereta lagi,” kata Krisbiyantoro di Cirebon, Jumat (23/2/2018).

BACA JUGA:

3 Kios Pangkas Rambut di Cimanuk Garut Dilalap Api

Kris menyebutkan, di jalur utara antara Stasiun Tanjung-Losari ketinggian air mencapai 13 cm di hulu mapun hilir.

Akibat kondisi tersebut kata Kris, semua perjalanan kereta Cirebon-Tegal maupun Cirebon-Purwokerto tidak bisa dilewati.

Atas kondisi tersebut, Daop 3 Cirebon meminta maaf kepada seluruh pengguna jasa kereta karena saat ini tidak bisa beroperasi, terutama yang melewati dua jalur itu.

(Panji/LIN)