spot_img
Sabtu 15 November 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 7116

350 Atlet Panahan Ikuti Jabar Open Piala Dispora Jabar 2018

0
latihan mandiri

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Sebanyak 350 atlet panahan berkompetisi dalam Kejuaraan Daerah (Kejurda) Panahan Jabar Open ‘Piala Dispora Jabar 2018’ di lapangan baseball, SPOrT Jabar, Jalan Pacuan Kuda, Arcamanik, Kota Bandung sejka Kamis (5/4) hingga Minggu (8/4/2018).

Ajang tersebut pun sekaligus sebagai seleksi bagi atlet pelajar untuk mengikuti seleksi Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Jabar.

Ketua Pelaksana Rahmat Suparjo menutukan, kejurda ini lebih memfokuskan untuk atlet pelajar sebagai persiapan menuju seleksi PPLP Jabar. Dari kejurda ini, sebanyak 15 atlet pelajar terbaik akan berkesempatan mengikuti seleksi untuk masuk dalam PPLP Jabar yang digelar pada 17-20 April mendatang.

“Kita pun berkoordinasi dengan Pengprov Perpani Jabar untuk mendata atlet-atlet panahan potensial di Jabar, terutama untuk pelajar SD dan SMP sebagai ajang pembibitan,” kata Rahmat, Sabtu (7/4/2018).

Meski gelaran kejurda dikhususkan untuk atlet pelajar, namun dipertandingkan pula kategori pembinaan atlet prestasi, yakni kategori atlet SMA, mahasiswa, dan umum.

Untuk pembibitan yang diikuti atlet pelajar SD dan SMP hanya mempertandingkan nomor ronde nasional atau standar bow.

Untuk kategori atlet pelajar SD, dipertandingkan untuk jarak 15 meter. Sedangkan untuk kategori atlet pelajar SMP, dipertandingkan untuk jarak 30 meter.

“Sedangkan untuk kategori SMA, mahasiswa, dan umum, nomor yang dipertandingkan yakni ronde nasional jarak 40 meter, nomor FITA Recurve jarak 70 meter, dan nomor FITA Compound jarak 50 meter. Peserta berasal dari seluruh pengcab Perpani di Jabar serta hampir 50 persen diikuti oleh atlet SD dan SMP,” tegasnya.

(Ageng/LIN)

Memikat Pemilih Mahasiswa Bukan dengan Cara Gaul, Tapi Besifat Pendidikan

0
Cawagub Jabar nomor urut 4 Dedi Mulyadi (foto Ibenk)

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (DM4 Jabar) mempunyai cara tersendiri untuk memikat para pemilih dari kalangan mahasiswa.

“Kami sampaikan, anak muda butuh pekerjaan, dan saya akan buka peluang pekerjaan, seperti investasi, industri kerakyatan, dan UMKM,” kata Dedi Mulyadi seusai acara Dialog Cagub-Cawagub Jabar di Gedung Pascasarjana Unpar, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Sabtu (7/4/2018).

Menurut dia, memikat hati pemilih dari kalangan mahasiswa harus dengan cara elegan. Sebab mahasiswa adalah pemilih yang sudah mampu melihat dengan cerdas Cagub-Cawagub yang manggung.

“Aspek-aspek yang ditawarkan pun tentunya harus bersifat pendidikan. Jadi bukan hanya dengan cara gaul-gaul gitu,” jelas dia.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, alasan dirinya ikut pada kontestasi Pilgub Jabar 2018 salah satunya adalah ingin mencetak anak muda Jabar yang berpendidikan.

“Membangun pendidikan yang berbasis lingkungan, pendidikan di pinggir pantai, terus pendidikan di daerah pegunungan, dan yang paling dekat pendidikan di kawasan industri. Kita tidak punya sekolah unggulan di kawasan industri,” kata Dedi.

(Ibenk/LIN)

Generasi Milenial Jangan Asal Pilih Pilkada

0
Pilkada
ilustrasi (web)

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Generasi milenial diimbau untuk tidak asal mencoblos dalam menggunakan hak suaranya di Pilkada Serentak 16 Kabupaten Kota dan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat Divisi SDM dan Hubungan Partisipasi Masyarakat, Nina Herlina menjelaskan, pemilih pemula agar memilih kandidat dengan cerdas dan rasional agar terwujudnya pemimpin terpilih yang berkualitas dan terlegitimasi.

BACA JUGA: Tahapan Pilkada Pangandaran Dimulai Kembali 15 Juni Mendatang

“Apalagi pemilih pemuda sangat potensial dan secara kuantitas sekitar 30 persen, sehingga suaranya akan sangat menentukan kepemimpinan Jawa Barat lima tahun ke depan,” ujar Nina, Sabtu (7/4/2018).

Sementara itu, mantan Komisioner KPU RI, Ferry Kurnia Rizkiansyah menambahkan, pemilih pemula harus berperan aktif mendukung mewujudkan pemimpin baru yang terpirih dengan cara cerdas dengan akal sehat.

“Pemilih pemula jangan hanya jadi penonton sejarah, tapi jadilah pembuat sejarah,” tambahnya.

Tidak hanya itu, sikap golput agar tidak dilakukan para pemilih pemula, terutama pada kalangan mahasiswa jika sudah terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT).

“Pastikan terdaftar, serta tahu dan memahami pemilu. Karena pemilih adalah subjek demokrasi,” terangnya.

(Adie/DAR)

Dubes Swiss Sebut Pendidikan Bisa Ubah Dunia

0
Pendidikan
ilustrasi (web)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, H.E Yvonne Bauman menyampaikan commencement speech pada Sidang Terbuka Wisuda Kedua Tahun Akademik 2017/2018 di Sabuga ITB, Jalan Tamansari Kota Bandung, Sabtu (7/4/2018). Dalam commencement speech-nya, Yvonne menyebut jika pendidikan bisa mengubah dunia.

“Pendidikan merupakan hal terkuat. Dengan pendidikan, kita bisa mengubah dunia,” ujar Yvonne dihadapan para wisudawan program Sarjana ITB di gedung Sabuga, Jalan Tamansari Kota Bandung, Sabtu (7/4/2018).

Yvonne mencontohkan kesuksesan seorang ilmuwan yang baru-baru ini meninggal dunia yakni Stephen Hawking. Dengan kekurangan kondisi fisiknya, Hawking berhasil membawa perubahan pada dunia dengan melakukan penelitian-penelitian di bidang kosmologi.

BACA JUGA: Pendidikan Harus Jadi Prioritas Usai Covid-19 Berakhir

Hal tersebut, lanjut Yvonne, membuktikan jika pendidikan dapat menciptakan dunia yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Bahkan pada zaman sekarang, belajar menjadi lebih mudah dengan bantuan teknolgi seperti internet, laptop, smartphone. Pendidikan pun dapat digunakan untuk menyelesaikan sejumlah masalah melalui penguasaan teknologi, khususnya dalam menanggulangi hoaks.

“Saat ini pun dunia menjadi lebih damai berkat pendidikan. Apapun yang dilakukan, gelar apapun yang diraih, itulah kekuatan kita. Beautiful thing about learning is that anyone can take itu from you because there is always something you can do,” pungkasnya.

H.E Yvonne Baumann sendiri menjadi satu diantara sekian banyak duta besar yang pernah hadir dan memberikan commencement speech pada Sidang Terbuka Wisuda ITB. Sebelumnya tercatat Duta Besar Perancis untuk Indonesia dan Timor Leste, Jean-Charles Berthonnet, dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Moazzam Malik.

Selain wisudawan yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia, ITB pun meluluskan beberapa wisudawan asing. Pada Jumat (6/4/2018), sebanyak dua orang wisudawan asing dilatik dari 867 wisudawan di program magister dan doktor. Salah satunya Nakanwagi Orashida yang berasal dari Uganda dan lulus dari studi S2 di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota.

“Saya datang untuk melajutkan sekolah di ITB dan menjadi mahasiswa S2 Perencanaan Wilayah dan Kota. Hari ini saya wisuda dan saya sangat senang karena itu. ITB telah menjadi perguruan tinggi yang baik untuk pengalaman akademis saya. Saya bertemu dengan banyak dosen yang baik, ulung, dan berpengetahuan luas dari fakultas saya. Mereka sangat mudah didekati, terbuka pada setiap orang, kita bisa konsultasi pada mereka kapan saja dan mereka memberikan feedback langsung. Mereka memastikan kita mengerti apa yang kamu lakukan. Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini,” tegas wisudawan asing asal Uganda yang akrab disapa Rashida tersebut.

(ageng/bam’s)

IKASI Gelar Kejuaraan Anggar Internasional

0
Kejuaraan Anggar
Ketua IKASI Jabar, Asyanti Roszana Thalib. (FOKUSJabar/ageng)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Pengurus Provinsi (Pengrpov) Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) Jawa Barat akan menggelar kejuaraan anggar internasional ‘West Java International Fencing Championship’ di Sentul, Kabupaten Bogor, pada 28-29 April mendatang. Hingga saat ini, sekitar 850 atlet anggar akan ikut serta termasuk atlet anggar asal tujuh negara yang sudah melalukan pendaftaran.

Ketua IKASI Jabar, Asyanti Roszana Thalib menuturkan, kejuaraan anggar internasional tersebut merupakan yang kali pertama dilakukan pihaknya. Kejuaraan sendiri murni merupakan inisiasi Pengprov IKASI Jabar yang didukung Pemprov Jabar serta mendapatkan rekomendasi dari PB IKASI serta organisasi anggar internasional, Fédération Internationale d’Escrime (FIE).

“Dengan digelarnya kejuaraan anggar internasional ini, para atlet anggar Indonesia, khususnya di Jabar, medapatkan kesempatan untuk bertanding lebih baik dengan atlet luar negeri sekaligus membuktikan jika Indonesia masih punya kemampuan untuk menjadi juara di cabang olahraga anggar. Semoga saja dari kejuaraan ini, akan lahir atlet-atlet anggar potensial kedepan untuk Jabar dan Indonesia,” ujar Asyanti saat memberikan keterangan kepada wartawan di salah satu rumah makan, Sabtu (7/4/2018).

BACA JUGA: Kejuaraan Anggar Junior Internasional Akan Digelar Akhir Tahun 2017

Selain diikuti atlet anggar dari seluruh Indonesia yang berasal dari Pengprov IKASI se-Indonesia serta klub anggar di Indonesia, juga diikuti atlet anggar dari luar negeri. Setidaknya sudah ada tujuh negara yang sudah melakukan pendaftaran untuk mengikuti kejuaraan. Diantaranya dari Brunai Darussalam, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

“Kita berharap semua provinsi bisa mengikuti kejuaraan ini karena belum semua mendaftar. Termasuk dari luar negeri, harapan kita bisa diikuti oleh minimal 10 negara,” tambahnya.

Pada kejuaraan anggar internasional tersebut, lanjutnya, akan dipertandingkan untuk nomor senjata floret, sabel dan degen. Ketiga jenis senjata tersebut, akan dipertandingkan di empat kelompok yakni KU-12, KU-14, Umum, dan veteran dengan batasan usia 50-60 tahun.

“Khusus untuk KU-12, senjata yang dipertandingkan hanya di nomor floret. Ini sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan induk organisasi anggar dunia, FIE,” terangnya.

Asyanti berharap, kejuaraan anggar internasional ini bisa menjadi agenda rutin yang digelar IKASI Jabar untuk mendukung proses pembinaan atlet anggar. Dengan demikian, atlet anggar Jabar bisa mendapatkan banyak kompetisi untuk menguji hasil latihan yang dilakukan serta olahraga anggar bisa menjadi cabang olahraga favorit di Jabar.

“Minimal kejuaraan anggar internasional ini bisa digelar dua tahun sekali sehingga kompetisi di Jabar semakin banyak selain gelar kejurda dan sirkuit yang digelar setiap tahun. Dan di kejuaraan internasional nanti, kita sebagai tuan rumah berharap bisa meraih medali sebanyak-banyaknya dengan mengirimkan 12 atlet yang akan berlaga di kelompok umum,” pungkasnya.

(ageng)

Seleksi Terbuka Sekda Kota Bandung Dimulai, Ini Tahapan dan Syaratnya

0
BANDUNG, FOKUSJabar.id : Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mulai membuka seleksi terbuka untuk pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama Sekretaris Daerah Kota Bandung mulai Jumat (6/4/2018) kemarin. Tahap pertama dari seleksi tersebut yakni pengumpulan berkas  hingga tanggal 26 April 2018.
Kepala Bagian Humas Setda Kota Bandung Yayan A. Brillyana menuturkan, para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Bandung, Pemerintah Kota/Kabupaten di Jabar, hingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar berhak untuk mendaftarkan diri. Dengan catatan, bisa memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
“Salah satu syaratnya yakni memiliki pangkat sekurang-kurangnya Pembina Tingkat I Golongan/Ruang IV/b dan diutamakan memiliki pangkat Pembina Utama Muda Golongan/Ruang IV/c. Selain itu, pelamar harus pernah atau sedang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II B) atau Jabatan Fungsional Madya minimal selama dua tahun serta harus berusia maksimal 56 tahun per Juli 2018,” ujar Yayan saat dihubungi melalui telepon selularnya, Sabtu (7/4/2018).
Untuk kualifikasi pendidikan, lanjutnya, pendaftar minimal harus memiliki kualifikasi pendidikan S1 atau DIV yang relevan dengan jabatan sekretaris daerah. Meski demikian, tim penilai akan memberikan bobot lebih kepada pelamar yang memiliki kualifikasi pendidikan lebih tinggi dari S1.
Selain itu, pelamar pun harus memiliki pengalaman jabatan dalam bidang tugas yang terkait dengan jabatan Sekretaris Daerah secara kumulatif minimal selama lima tahun. Pelamar pun harus sudah mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II untuk peserta dari Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.
“Yang tak kalah penting, para pelamar harus memiliki nilai minimal ‘baik’ dalam semua unsur penilaian prestasi kerja dalam dua tahun terakhir dengan melampirkan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PPKPNS) Tahun 2016 dan 2017. Pelamar pun harus memiliki rekam jejak jabatan, integritas, dan moralitas yang baik dan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin,” tambahnya.
Yayan menegaskan, segala kriteria yang dirancang itu ditetapkan untuk mendapatkan calon pemimpin terbaik. Sebagai ibukota Provinsi Jabar, Kota Bandung harus memiliki sekretaris daerah yang teladan dan profesional.
“Sekretaris Daerah itu nakhoda bagi seluruh ASN di Kota Bandung. Ia harus memiliki kemampuan manajerial di atas rata-rata serta mampu menjawab tantangan pemerintahan era masa kini. Apalagi sekarang kita sedang menghadapi proses Pilkada yang tentu membutuhkan energi ekstra. Kita perlu pemimpin terbaik,” tuturnya.
Proses seleksi sendiri akan berlangsung hingga 30 Mei 2018 yang dilakukan panitia seleksi yang diketuai Deputi Bidang SDM Aparatur, Setiawan Wangsaatmaja. Panitia Seleksi telah menyusun jadwal kegiatan sehingga rangkaian istimewa ini bisa berlangsung optimal mulai penyeleksian berkas hingga 27 April 2018 hingga penelusuran rekam jejak jabatan, moralitas, dan integritas sebelum dinyatakan lulus secara administratif.
“Setelah lulus secara administrarif, para calon Sekda ini akan menjalankan seleksi kompetensi bidang melalui uji gagasan tertulis pada tanggal 2 Mei 2018 dan hasilnya akan diumumkan pada 7 Mei 2018. Peserta pun akan menempuh seleksi kompetensi manajerial pada tanggal 8-9 Mei 2018 lalau hasilnya dipublikasikan pada 23 Mei 2018. Setelah itu, akan ada wawancara akhir pada tanggal 25-26 Mei 2018 dan pada tanggal 30 Mei 2018 sudah ada pengumuman hasil tiga besar.Semoga semua rangkaian berjalan lancar dan Kota Bandung mendapatkan Sekda terbaik,” pungkasnya.
(ageng)

Dedi Mulyadi: Anak Milenial Tak Tahu Jenis Padi

0

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Calon Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) nomor urut 4, Dedi Mulyadi merasa khawatir dengan masa depan generasi milenial yang tidak mengenal pertanian. Padahal, kata dia, pertanian merupakan bidang yang harusnya menjadi pilar kemakmuran rakyat.

Hal tersebut dia katakan saat acara Dialog bersama Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jabar di Gedung Pascasarjana Universitas Parahyangan (Unpar) di Jalan Merdeka Kota Bandung, Kamis (7/4/2018).

“Anak-anak milenial itu anal-anak yang tidak mengenal lingkungannya, tidak mengenal tanah, air, udara, dan mataharinya,” kata Dedi.

Dia mengatakan, saat ini milenial difahami sebagai mode bukan trend produktivitas yang menyangkut pada hal-hal pertanian. Bahkan, katanya, saat ini para generasi milenial tidak akan tahu jenis-jenis padi.

“Jangan jauh-jauh membicarakan pertanian dengan generasi milenial coba tanya lima jenis padi, apa saja pada anak-anak muda sekarang, mungkin ada yang tahu,” ucapnya.

Dia menilai generasi seperti itu merupakan kelompok berpotensi konflik di masa depan. Karena, kata dia, yang dikonsumsi setiap hari adalah gudget, sehingga generasi milenial hanya melahirkan watak konsumerisme.

“Dia (generasi milenial) jauh dari habitatnya. Manusia yang jauh dari habitatnya kata orang Sunda ‘kaluhur teu sihungan ka handap teu akaran’,” ujar Dedi.

(Ibenk/DAR)