spot_img
Selasa 18 November 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 7079

Pelaku UMKM Perlu Mengakses Berbagai Fasilitas

0
Pelaku UMKM
Cagub Jabar nomor urut 4 Deddy Mizwar saat menyapa warga Kabupaten Bekasi (Foto IST)

BOGOR, FOKUSJabar.id: Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 4 Deddy Mizwar bertekad terus mendorong tumbuhnya wirausahawan baru yang bisa menciptakan lapangan kerja.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) selama ini menjadi perhatian Deddy selama menjadi Wakil Gubernur. Bahkan memberikan fasilitasi berupa kredit dari BJB, pelatihan pelaku UMKM, dan faailitas pasar onlinenya.

“Selama ini kita sudah lakukan dan akan terus mendorong UMKM ini. Khususnya dalam menciptakan wirausahawan UMKM baru,” jelas Deddy di Kabupaten Bogor, Jumat (20/4/2018).

BACA JUGA: Legislator Demokrat Dorong Kembangkan Pelaku UMKM Tasikmalaya

Adapun agenda pengembangan UMKM itu, kata dia, bagaimana pelaku UMKM mengakaes fasilitas yang sudah disediakan.

Pelaku UMKM, kata Deddy, perlu juga meningkatkan produksi dan memperbaiki kualitas produksinya. Dengan begitu, harga produkai pun akan lebih baik lagi.

“Untuk meningkatkan itu, pemerintah menyiapkan bantuan permodalan, alat produksi, dan yang lainnya. Hal itu penting untuk meningkatkan produksi UMKM,” kata dia.

(LIN)

Akhir Mei Akses Menuju BIJB Berfungsi Penuh

0
bijb
(HUMAS JABAR/HUMAS BIJB)

MAJALENGKA, FOKUSJabar.id: Progres pengerjaan aksebilitas menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) terus dikebut seiring akan beroperasinya bandara yang ada di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka tersebut.

Hingga April 2018 ini, pembangunan fisik jalan akses non tol sudah lebih dari 50 persen.

Demikian diungkapkan Dinas Perhubungan Jabar Dedi Taufik di Majalengka, Jumat (20/4/2018).

“Kami berharap bulan depan sudah bisa difungsikan” kata dia.

Pembangunan fisik aksebilitas non-tol sepanjang 1, 8 kilometer dengan lebar 50 meter itu dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

BACA JUGA: BIJB Siapkan Skenario New Normal Pasca Covid-19

Pengerjaan fisik dilakukan setelah 24 hektar lahan yang dibutuhkan,  selesai dibebaskan pada Desember 2017 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Lahan ini juga berdiri di atas bidang milik Pemprov Jabar.

Akses bukan tol ini menurut Dedi cukup vital karena akan menjadi penghubung langsung jalur arteri Kabupaten Majalengka menuju lokasi bandara. Akses ini lokasinya berjarak sekitar empat kilometer dari gerbang tol (GT) Kertajati.

“Akses non-tol adalah akses utama karena itu menjadi akses yang dibutuhkan untuk aksesibilitas” ungkapnya.

Kaitan dengan aksebilitas menuju Bandara Kertajati ini, integrasi juga akan terhubung dengan Tol Cipali.

Saat ini Pemprov Jabar masih melakukanmpembebasan lahan untuk kebutuhan jalan sepanjang 2,4 kilometer. Keberadaannya akan terhubung langsung dengan interchange di kilometer 157 Tol Cipali. Diperkirakan fisik pembangunan tol tersebut dimulai 2019 sejalan dengan rampungnya Tol Cisumdawu.

Integrasi Transportasi Umum
Sebelum jalur kereta api terintegrasi dengan Bandara Kertajati, aksebilitas transportasi berbasis jalan raya juga sedang dipersiapkan Dishub Jabar.

Sejauh ini akses menuju Kertajati baru satu yang dipersiapkan, yakni Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dari Bandung ke Indramayu atau sebaliknya.

Rute itu menempuh Bandung-Sumedang-Kadipaten-Kertajati-Indramayu.

Untuk menambah fasilitas angkutan ke Kertajati dari Bandung dan Cirebon, rute anyar dipersiapkan dengan transportasi Antar Jemput Dalam Provinsi (AJDP).

“Rutenya sementara ini (Bandung dan Cirebon) bisa memakai Tol Purbaleunyi dan Tol Cipali,” terang dia.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, titik point baru sebagai intarmoda transportasi saat ini sedang disiapkan Dishub Jabar untuk memudahkan masyarakat di kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat menjangkau Kertajati secara langsung.

Titik itu nantinya akan atraktif melayani kebutuhan angkutan darat menggunakan transportasi berbasis bus.

“Jadi masyarkat yang menuju Kertajati akan mudah lagi mengakses transportasi berbasis jalan raya. itu yang kami lakukan. Integrasi intermodanya antara terminal bus dan kita sedang rencanakan yang akan menghubungkan Kertajati dengan terminal lainnya,” kata dia.

Dedi berharap keberadaan bandara ini bisa menjadi pembuka usaha baru di bidang transportasi bagi pihak swasta.

(LIN)

Pusat Paralayang di Puncak Aher

0
Paralayang
(FOKUSJabar/Budi)

SUKABUMI, FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan, puncak Aher bakal dijadikan pusat paralayang di kawasan Geo Park Ciletuh, Palabuhan Ratu Sukabumi.

Demikian disampaikan Aher seusai menandatangani prasasti peresmian di puncak Aher, Sabtu (20/4/2018).

“Ahli paralayang menemui saya, dan mengatakan bahwa bukit yang dinamai puncak Aher sangat cocok dijadikan pusat paralayang. Selain jaraknya yang panjang, anginnya pun stabil, ” kata Aher menirukan.

BACA JUGA: Gunung Haruman Garut Berpotensi Jadi Pusat Pelatihan Paralayang dan Gantole

Aher juga mengaku, nama puncak Aher bukan atas keinginannya, akan tetapi saat pertama kali meninjau kawasan tersebut, dirinya pernah berfoto pas di lokasi yang sekarang dinamai puncak Aher.

“Awalnya dari foto yang jadi viral di media sosial. Banyak yang mengusulkan dinamai puncak Aher dan saya setuju,” akunya.

Selain puncak Aher, ada dua lokasi puncak yang terlebih dahulu dijadikan tempat paralayang. Namun puncak Aher merupakan yang tertinggi di antara dua tempat tersebut.

“viewnya lebih terlihat dari sini, jarak paralayang lebih panjang. Tiga kilo meter menuju tempat landingnya,” pungkas dia.

(Budi/LIN)

Aher Sambut Baik Ketua APPSI Baru Soekarwo

0
APPSI
(HUMAS JABAR)

SURABAYA, FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengapresiasi kinerja dan kerja keras Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Syahrul Yasin Limpo, yang baru saja mengakhiri masa jabatannya.

Di saat yang sama Aher pun menyambut baik hadirnya ketua APPSI baru, yakni Gubernur Jabar  Soekarwo yang akan memimpin hingga 10 bulan ke depan.

“Terima kasih atas kerja keras yang sangat luar biasa Pak Syahrul Yasin Limpo selama dua periode menjadi Ketua APPSI. Selamat bertugas untuk Pakde Karwo, kita sangat percaya dengan kemampuan beliau,  kata Aher saat menghadiri serah terima jabatan ketua umum APPSI di Hotel JW Marriot Surabaya, Kamis (19/04/2018) malam.

Masa kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo yang juga Gubernur Sulawesi Selatan sebagai ketua APPSI dua periode dari Desember 2011, telah berakhir masa jabatannya seiring berakhirnya pula jabatan sebagai Gubernur. Untuk mengisi kekosongan ketua karena masa jabatannya berakhir pada Februari 2019, Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang sebelumnya adalah wakil ketua APPSI kini menjabat sebagai ketua umum.

BACA JUGA: Besok, Inkoppas dan APPSI Luncurkan Aplikasi “diPasar”

Menurut Aher, APPSI dibawah kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo telah berhasil menegaskan fungsi pemerintah provinsi sebagai sub sistem dari pemerintah pusat.

Hal ini mempermudah dan memperlancar kewenangan provinsi dalam gerak pembangunan.

“Banyak hal yang sudah diperjuangkan beliau seperti memperjelas fungsi-fungsi pemerintah provinsi, kita ingin pemerintahan provinsi itu jadi sub sistem dari pusat, kan distribusi perintah dan hirarkinya jelas yang akan mempermudah dan memperlancar gerak pembangunan kita,” ungkapnya.

Dia pun percaya dan optimistis dengan kemampuan serta pengalaman Soekarwo akan berhasil meneruskan program APPSI yang telah disusun sebelumnya.

Dalam acara serah terima jabatan yang dihadiri oleh para Gubernur se-Indonesia dan perwakilan dari Kemendagri, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan laporan pertanggungjawaban dan beberapa rekomendasi untuk pemerintah pusat.

Di antaranya perlunya penegasan peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat yang kewenangannya sama dengan penguasa tunggal yang pernah diamanatkan kepada kepala daerah saat berlakunya UU no 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah.

Menurut Syahrul, kewenangan tersebut dibutuhkan agar gubernur bisaefektif melaksanakan tiga peranan yang diamanatkan oleh UU no 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah.

Tiga peranan itu, seperti sebagai kepala daerah otonom provinsi, wakil pemerintah pusat dan penanggungjawab urusan pemerintahan umum, sekaligus menjadi ketua forum koordinasi pimpinan daerah yang beranggotakan pimpinan DPRD, pimpinan kepolisian, pimpinan kejaksaan dan pimpinan teritorial satuan TNI di daerah.

“Ini rekomendasi yang sangat berarti yang memang kita minta, sebenarnya rekomendasi ini melahirkan PP no 19 tapi kemudian sekarang ini PP tersebut belum berjalan efektif,” kata Syahrul.

Kedua, pemerintah pusat harus sungguh-sungguh melakukan koordinasi antara kementerian, lembaga pemerintah non kementerian atau dalam pembuatan kebijakan dan regulasi terutama yang berkaitan dengan penugasan kepada pemerintah daerah.

Dengan begitu, implementasi kebijakan di daerah tidak lagi menimbulkan kebingungan dan multi tafsir yang dapat menghambat efektifitas pencapaian tujuan kebijakan.

Selanjutnya pemerintah pusat juga perlu lebih konsisten dalam menjalankan program dan kegiatan antar kelembagaan yang menyentuh daerah.

“Saya kira ini masih sangat relevan. Kalau semua institusi dan kelembagaan negara turun masing-masing tanpa koordinasi dengan Gubernur maka disitulah tumpang tindih dan tidak efektifnya seluruh program yang harus dicapai,” tuturnya.

Syahrul mengatakan, setiap provinsi memiliki arah, potensi, tantangan dan masalahnya sendiri.

“Yang paling tahu dan paling bertanggungjawab mewakili Presiden adalah Gubernur dan di sini yang menjadi persoalan kita,” ujarnya.

Ketua umum APPSI Soekarwo bertekad akan meneruskan program yang telah dirancang sebelumnya. Menurutnya, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun dan dibagi menjadi provinsi lalu dibagi lagi menjadi kabupaten dan kota yang merupakan sub sistem dari provinsi.

“Oleh sebab itu fungsi kewilayahan sangat penting dalam menjaga apa yang harus dilakukan di wilayah dan apa yang dipikirkan oleh pusat,” ujarnya.

(LIN)

Asyik Yakin di Pilgub Fenomena Aher Terulang

0
Pilgub

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Fenomena ‘perang’ survei elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat tao menyurutkan langkah pemenangan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) di Pilgub Jabar 2018.

Meski hasil survei selalu menempatkan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (Deddy-Dedi) di posisi teratas, namun hal itu diprediksi kuat akan berbalik. Bahkan Asyik bertekad menyalip Rindu dan Deddy-Dedi serta mengulang sukses Ahmad Heryawan (Aher) di Pilgub Jabar 2008 dan 2013.

“Bagi kami, hasil survei itu hanya sebagai cermin, bukan kenyataan, terlebih banyak pasangan menang di survei, tapi tidak dilantik,” ungkap Ketua Tim Pemenangan Asyik Haru Shuandaru di Bandung, Jumat (20/4/2018).

Keyakinan Haru itu didasari hasil survei internal yang menunjukkan elektabilitas Asyik terus terkatrop naik, seiring dekatnya jadwal pencoblosan 27 Juni 2018.

Meski tidak menyebutkan berapa angka pasti hasil survei tersebut, namun Haru menegaskan bahwa sejak deklarasi sebagai pasangan Cagub-Cawagub Jabar Asyik menunjukan tren positif.

“Kami tidak akan menyia-nyiakan waktu yang tersisa ini. Semua kader dan relawan akan bekerja keras mensosialisasikan Asyik,” tegas dia.

Haru menegaskan bahwa hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga survei bukan jaminan bahwa pasangan dengan hasil tertinggi adalah pemenang.
Apalagi kenyataan membuktikan bahwa banyak pasangan calon pemenang survei akhirnya harus menelan pil pahit saat hasil pencoblosan diumumkan.

BACA JUGA: DPRD Jabar Apresiasi Partisipasi Masyarakat di Pilgub Jabar 2018

“Seperti fenomena Kang Aher di Pilgub 2008 dan 2013 dimana Aher bukan pemenang survei,” sebutnya.

Terlebih, kata Haru, berbagai macam alasan dapat menjadi penyebab kekalahan, sepertihalnya kasus hukum yang menjerat pasangan calon maupun keluarganya, yang menyebabkan pasangan calon tertentu tak bisa melanjutkan pertarungannya di ajang Pilkada dan ditinggalkan pendukungnya.

“Apa saja bisa terjadi, bisa saja kena (status) tersangka OTT (operasi tangkap tangan), bisa yang bersangkutan ataupun keluarganya. Banyak contoh kasus seperti itu,” jelas dia.

Dia pun menepis anggapan bahwa suara Asyik tergerus pasangan lain. Dia yakin bahwa suara Asyik bulat hanya untuk kemenangan di Pilgub Jabar 2018.

“Banyak kasus pasangan yang diremehkan akhirnya jadi pemenang. Kita terus berdoa dan berikhtiar hingga Asyik jadi pemenang,” kata dia.

Sementara itu, Cagub Jabar Sudrajat menganggap hasip survei itu sebagai motivasi untuk dirinya dan tim agar terus melakukan sosialisasi dan gerakan pemenangan.

” Dalam sebuah perlombaan, biasa itu. Yang biasa nyalip itu kan yang di belakang, ” kata Sudrajat.

Terkait popularitas, dirinya akan terus bekerja keras mensosialisasikan pasangan Asyik, terlebih Asyik kalah start dari pasangan lainnya di Pilgub Jabar 2018.

“Kalau pasangan lain sudah ada yang lima tahun, bahkan 10 tahun lalu, turun ke masyarakat, tentu kita harus kerja keras,” kata dia.

Kendati begitu, Sudrajat yakin bahwa masyarakat sudah paham, mengetahui dan mengenal siapa pasangan Asyik, siapa partai pendukungnya dan apa platform pasangan Asyik.

Waktu yang tinggal dua bupan pun dimanfaatkan Asyik dan tim untuk intens bergerak.

(LIN)

Lebarkan Sayap, J&C Cookies Bidik Surabaya dan Singapura

0

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Produsen kue kering asal Bandung J&C Cookies berhasil membangun pabrik baru untuk meningkatkan kapasitas produksi. Hal itu dianggap penting untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Owner J&C Cookies Jodi Janitra mengatakan, pabrik baru yang dibangunnya menguaung konaep modern. Pabrik berlantai tiga itu diyakini mampu mendongkrak produksi.

“Dengan adanya pabrik baru ini maka kapasitas produksi meningkat dua kali lipat dari 4 ribu toples per hari menjadi 8 ribu toples per hari,” kata Jodi di Bandung, Jumat (20/4/2018).

Dia mengatakan pabrik baru ini sangat unik dan menarik. Meski masyarakat bisa berkunjung melihat produkai kue kering, namun dia menjamin keamanan pangan tetap terjaga, karena pekerja dan pengunjung akan dipisahkan dengan sebuah kaca besar.

“Kunjungan ke pabrik baru ini akan menjadi sebuah kegiatan wisata edukasi tentang proses produksi kue kering,” kata dia.

Menurut dia, peningkatan kapasitas produksi ini sangat penting karena pihaknya akan memperluas pasar, yakni ke Surabaya dan Singapura.

Jodi menilai bahwa potensi pasar di Kota Pahlawan sangat menarik, sehingga dirinya tertarik membangun gudang baru untuk mendukung kegiatan distribusi.

Sementara untuk pasar Singapura, pihaknya akan menggunakan Batam sebagai pintu gerbang menuju negeri Singa.

Dia mengaku sudah 14 tahun mengekspor satu jenis kue kering ke Singapura. Namun masih menggunakan merk pihak lain.

Kini, dirinya memberanikan diri menguasai pasar di negara tetangga dengan menggunakan brand sendiri.

“Singapura pasar yang sangat potensial dan banyak dikunjungi warga Indonesia. Selain itu, negara tersebut menjadi pusat bisnis Asia,” bebernya.

Menurut dia, banyak pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) lokal belum berani ekspansi ke luar negeri. Padahal, pasar di dalam negeri sudah semakin ketat akibat masuknya pelaku asing.

Jodi mengaku punya modal berharga untuk menggarap pasar asing, mengingat Indonesia punya bahan baku terbaik seeta Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif.

“Mudah-mudahan yang kami lakukan bisa menginspirasi pelaku UKM lain untuk punya mental berani. Jangan hanya jago kandang,” tegas dia.

(LIN)

Tingkatkan Indeks Literasi Keuangan, WOM Finance Gelar Seminar di Universitas Widyatama

0
ilustrasi (web)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Masih rendahnya indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia, membuat pelaku usaha jasa keuangan aktif memberi pemahaman literasi keuangan serta menyediakan produk layanan keuangan sesuai kebutuhan masyarakat. Salah satunya dilakukan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM) dengan menggelar Seminar Sosialisasi dan Literasi Edukasi Industri Perusahaan Pembiayaan Indonesia dengan tema ‘Financial Literation and Upgrade Your Self’ di kampus Universitas Widyatama, Jalan Cikutra Kota Bandung, Jumat (20/4/2018).

Non Dealer Sales (NDS) Car Division Head WOM Finance, Andri Setiawan menuturkan, berdasarkan survei nasional yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2016, hanya 29,7 persen masyarakat indonesia yang well literate terkait literasi dan inklusi keuangan. Padahal sekitra 67,8 persen masyarakat Indonesia menggunakan produk dan layanan keuangan.

“Edukasi literasi keuangan ini menjadi hal yang sangat penting. Ini akan membuka wawasan baru bagi masyarakat. Baik tentang dunia kerja, perusahaan keuangan hingga lingkup kerjanya. Selain pemahaman mereka tentang literasi keuangan meningkat, mereka pun bisa memahami seperti apa perusahaan keuangan itu,” ujar Andri saat di kampus Universitas Widyatama, Jalan Cikutra Kota Bandung, Jumat (20/4/2018).

Dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap literasi keuangan termasuk perusahaan pembiayaan keuangan, lanjutnya, secara tidak langsung akan mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan. Untuk itu, pihaknya secara konsisten dan berkelanjutan terus berupaya mengedukasi masyarakat untuk memiliki pengetahuan serta pemahaman literasi keuangan yang lebih baik.

“Dengan masyarakat paham akan produk dan jasa perusahaan pembiayaan, ini bisa ikut membangun lingkungan kredit yang positif. Dalam perusahaan pembiayaan keuangan, modal utamanya adalah kepercayaan dan itikad baik dari konsumen,” tegasnya.

Kegiatan seminar sendiri diikuti oleh sekitar 250 mahasiswa Universitas Widyatama. Tujuan utama pelaksanaan seminar sendiri adalah bertambahnya pengetahuan masyarakat, dalam hal ini mahasiswa, terhadap berbagai produk jasa keuangan dari perusahaan pembiayaan.

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk sendiri merupakan salah satu perusahaan pembiayaan yang didirikan tahun 1982 dengan nama PT Jakarta Tokyo Leasing dan bergerak di bidang pemberian pembiayaan sepeda motor, khususnya sepeda motor merek Honda. Pada 2000, nama perusahaan berubah menjadi PT Wahana Ottomitra Multiartha sejalan dengan transformasi bisnis yang dilakukan dan tidak hanya melayani pembiayaan sepeda motor merek Honda namun sepeda motor merek Jepang lainnya.

Pada 2005, Perseroan menjadi bagian dari kelompok usaha PT Bank Maybank Indonesia Tbk (MBI) setelah mengakuisisi 43 persen kepemilikan saham. Pada 2015, Perseroan melakukan right issue melalui Penawaran Umum Terbatas, di mana MBI bertindak sebagai standby buyer dan menerbitkan 3.481.481.480 lembar saham baru. Saat ini, kepemilikan saham tertinggi di WOM yakni MBI dengan 68,55 persen, lalu PT Wahana Makmur Sejati dengan jumlah kepemilikan saham sebesar 21.2 persen dan publik sebesar10.2 persen.

(ageng)