spot_img
Kamis 18 Desember 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 6966

Wali Kota Tasikmalaya Tak Puas

0
Tasikmalaya
Rapat evaluasi (ekspos) kinerja triwulan II Pemkot Tasikmalaya (fokusjabar-Seda)

TASIKMALAYA, FOKUSJabar.id : Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman menyoroti tingkat pencapaian target kinerja dan realisasi penggunaan anggaran di seluruh OPD yang tidak memenuhi target sesuai program yang sudah ditetapkan.

” Target kita dalam triwulan kedua tingkat pencapaian, baik pelaksanaan fisik maupun keterserapan anggaran yang dilaksanakan bisa mencapai 50 persen. Tapi kenyataannya, hingga saat ini masih dibawah target,” ungkap Budi Budiman seusai menggelar rapat evaluasi kinerja para OPD di lingkungan Pemkot Tasik, di Aula Rapat Balekota Tasikmalaya, Jalan Letnan Harun No1 Kecamatan Bungursari, Kamis (12/7/2018).

Menurutnya, kondisi tersebut perlu dievaluasi kinerja para Kepala OPD yang tidak mencapai target.

” Saya kecewa dan tidak puas dengan pencapaian sekaligus penyerapan anggaran yang tidak memenuhi target,” tegasnya.

BACA JUGA: Jelang New Normal, Wali Kota Tasikmalaya Pantau Kesiapan Objek Vital

Budiman menyebut, dirinya akan mengevaluasi untuk memaksimalkan kinerja di triwulan ketiga dan keempat.

” Saya minta para Kepala OPD dapat memaksimalkan kinerja sisa waktu triwulan III dan IV agar pencapaian tahun anggaran 2018 terlaksana,” pintanya.

Untuk diketahui, porsi Belanja Langsung (BL) yang meliputi belanja barang, jasa dan modal besarnya 50 persen dari total APBD Rp1,038 triliun. Sementara porsi Belanja Tidak Langsung (BTL) meliputi gaji pegawai, dana hibah, Bansos sebesar Rp897,810 milyar atau sekitar 46,38 persen dari APBD.

(Seda/Bam’s)

Tol Cisumdawu, Pembebasan Lahan Jadi Prioritas

0
Tol Cisumdawu
(HUMAS JABAR)

SUMEDANG, FOKUSJabar.id : Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Mochamad Iriawan berharap, pembangunan proyek jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) tidak melebihi target waktu yang telah ditentukan.

Menurut Iriawan, meski Cisumdawu merupakan proyek nasional namun Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Sumedang selaku yang mengetahui permasalahan di daerah pembangunannya, harus memastikan pembangunan berjalan sesuai harapan masyarakat.

“Ada beberapa seksi untuk Cisumdawu, yang jelas target 2020 harus selesai. Jadi tahapan- tahapan terus dilakukan, baik oleh Pemerintah maupun Swasta sehingga kita harapkan sesuai dengan target,” jelas Iriawan.

Tol Cisumdawu sendiri merupakan sebuah ruas jalan bebas hambatan sepanjang 61,6 kilometer yang memiliki terowongan (Tunnel) sepanjang 472 meter dengan diameter 14 meter.

Pembangunan tol tersebut terdiri dari enam seksi. Yakni, Seksi I Cileunyi-Rancakalong, Seksi II Rancakalong-Sumedang, Seksi III Sumedang-Cimalaka, Seksi IV Cimalaka-Legok, Seksi V Legok-Ujung Jaya, dan Seksi VI Ujung Jaya-Dawuan.

Pembangunan Cisumdawu, dikerjakan oleh Pemerintah yang bekerjasama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Adapun Seksi I dan II dikerjakan oleh pemerintah. Sedangkan Seksi III-VI diambil oleh BUJT.

Pada perkembangannya saat ini, kendala yang dihadapi ada pada pembangunan terowongan. Itu dikarenakan kondisi tanah yang rawan mengalami keruntuhan, sehingga pekerja harus berhati-hati.

Selain itu, Iriawan menambahkan, bahwa persoalan lahan menjadi prioritasnya saat ini. Karena, masih ada beberapa seksi yang masih membutuhkan pembebasan tanah lahan.

BACA JUGA: Tol Cisumdawu Beroperasi, Dishub Wacanakan Larangan Truk Lewat Tanjungsari

Misalnya pada seksi 2 phase II (Ciherang- Sumedang) sepanjang 10,70 kilometer, baru 88,47 persen tanah yang bebas. Dalam hal ini, pergantian lahan milik TNI berupa jalan, tengah dalam proses. Adapun target pengadaan lahan yakni bulan September 2018. Dengan nilai kontrak mencapai Rp. 3.485.999.660.965.

Sementara itu, pada seksi 1 phase III (Cileungi- Rancakalong) sepanjang 11,45 kilometer progres tanah bebasnya baru mencapai angka 37,43 persen. Lahan bebas di dua desa sepanjang -+ 1,7 kilometer siap dilaksanakan konstruksi.

Sebagai upaya tindak lanjut, pada seksi 2 phase II, tepatnya pada pembebasan lahan ‘main road’, dimana terdapat 70 bidang lahan yang belum bebas dari 1.100 bidang lahan.

“Proses pembebasan lahan 70 bidang tanah akan segera dilakukan konsinyasi,” tegas Iriawan.

Adapun, pembebasan lahan di desa Girimukti, Sinarmulya, Mulyasari, Sukamaju, Margamukti, sedang dalam proses pengukuran.

“Status saat ini PPK Lahan telah mendaftarkan lima desa tersebut ke BPN Kabupaten Sumedang. Disini dibutuhkan koordinasi dengan BUJT untuk kepastian ketersediaan anggaran untuk pembebasan di lima desa tersebut,” katanya.

(Bam’s)

Proyek Bendungan Kuningan Capai 84 Persen

0
Bendungan
(HUMAS JABAR)

KUNINGAN, FOKUSJabar.id : Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Mochamad Iriawan berharap, proyek pembangunan Bendungan Kuningan, di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum bisa rampung pada akhir tahun 2018.

Berdasarkan hasil tinjauannya, Rabu (11/07/2018) kemarin, saat ini perkembangannya sudah mencapai 84 persen.

” Ini Waduk yang berada di wilayah Kuningan. Kebetulan berbatasan dengan Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah,” jelas Iriawan.

Iriawan menyebut pentingnya Bendungan Kuningan terkait dengan irigasi. Ada dua Daerah Irigasi (DI) yang akan diari. Yakni, DI Cileweung, Kabupaten Kuningan 1.000 hektar dan DI Jangkelok, Kabupaten Brebes, 2.000 hektar.

BACA JUGA: Terpeleset Saat Mencuci, Warga Ciamis Ini Ditemukan Tewas di Bendungan Kota Banjar

Bendungan Kuningan yang dikerjakan Kementerian PUPR bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, memiliki manfaat reduksi banjir 68 persen, ketersediaan air baku 300 l/det, dan tenaga listrik 500 KW.

“Mudah-mudahan akhir tahun (Bendungan Kuningan) bisa terealisasi, memang target sih Mei 2019, tapi melihat progresnya yang sangat cepat mudah-mudahan bisa terealisasi secepatnya juga,” harapnya.

Bicara spesifikasi, Bendungan Kuningan memiliki volume tampung bendungan 25,9 juta meter kubik secara total. Dimana nantinya, akan membendung Sungai Cikaro, anak Sungai Cijalengkok.

Bendungan tipe urugan ini juga, memiliki panjang puncaknya 229 meter dan terdapat terowongan pengelak sepanjang 218,42 meter. Terkait biaya, sesuai kontrak awal, nilainya Rp491,4 milyar.

” Pembebasan sudah dilakukan sejak 2012-2013, karena ini masuk proyek strategis nasional pembebasan lahan dan pelaksanaan konstruksi bisa dilakukan secara stimultan,” pungkasnya.

(Bam’s)

Keberhasilan Zohri Harus Jadi Motivasi Atlet Lain

0
Foto: web

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Keberhasilan sprinter muda Indonesia  Lalu Muhammad Zohri mengharumkan nama bangsa Indonesia pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 ‘IAAF World U20 Championship’ tahun 2018 di Tampere, Finlandia, Rabu (11/7/2018) adalah  sejarah baru. Tidak hanya bagi Indonesia, tapi juga bagi Asia.

Pada kejuaraan dunia atletik U20 tersebut, Zohri berhasil mencatatkan waktu terbaik 10,18 detik di nomor bergengsi lari 100 meter putra. Sprinter asal Lombok  itu bersaing ketat dengan tujuh atlet sprinter lain yakni Daisuke Miyamoto (Jepang), Michael Stephens (Jamaika), Henrik Larsson (Swedia), Thembo Monareng (Afrika Selatan), Dominic Ashwell (Inggris), dan dua sprinter Amerika Serikat, Anthony Schwarts serta Eric Harrison.

Setelah mencatatkan waktu 10,24 detik di heat 1 semifinal, Zohri mampu memperuncing catatan waktunya menjadi 10,18 detik di babak final sekaligus memastikan medali emas pertama bagi Indonesia di ajang kejuaraan dunia tersebut.

Zohri pun memberikan kejutan bagi dunia, dimana menjadi sprinter pertama Indonesia dan Asia yang berhasil menjadi juara dunia sekaligus mematahkan dominasi negara sprinter dunia yakni Amerika Serikat dan Jamaica.

“Ini sejarah buat dunia atletik Indonesia, karena Indonesia sangat sulit bisa menembus babak final. Jangan kan Indonesia, negara lain di Asia pun sulit untuk lolos kualifikasi dan juara di kejuaraan dunia U20. Dengan hadirnya Zohri, kita bisa lihat bagaimana terkejutnya semua mata dunia melihat sang juara berada di lintasan 8 dan berasal dari Indonesia,” kata anggota Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengprov Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Jawa Barat Dicky Gunawan saat dihubungi melalui telepon selularnya, Kamis (12/7/2018).

Keberhasilan Zohri di ajang kejuaraan dunia, lanjut Dicky, diharapkan menjadi modal kebangkitan atletik Indonesia, khususnya, dan olahraga Indonesia pada umumnya. Apa yang sudah dicapai Zohri di kejuaraan dunia, harus menjadi motivasi bagi seluruh atlet dan masyarakat Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia jika Indonesia  bangsa yang besar dan bisa  bersaing dengan negara-negara besar lain di dunia.

“Apalagi kita akan menghadapi perhelatan besar Asian Games 2018 bulan Agustus mendatang. Ini harus jadi motivasi kita untuk mencetak prestasi lebih baik,” kata mantan atlet nomor lari jarak menengah 800 meter dan 1500 meter ini.

Dia berharap, prestasi yang sudah diraih tidak lantas membuat si atlet, pelatih, maupun pengurus jemawa serta berpuas diri. sebaliknya harus memikirkan untuk tetap menjaga kondisi saat ini dan terus meningkatkan prestasi yang sudah diraih.

(Ageng/LIN)

Diduga Terkait Trump, Bintang Porno Ditangkap Saat Striptis

0
Foto: web

AMERIKA SERIKAT, FOKUSJabar.id: Aktris porno asal Amerika Serikat, Stormy Daniels, ditangkap kepolisian saat tampil di sebuah kelab striptis di Colombus.

Pengacara menyebut Daniels ditangkap karena diduga mengizinkan klien memegang bagian tubuhnya saat melakukan tarian erotis di salah satu kelab di Ohio beberapa waktu lalu.

“Dia [Daniels] ditangkap karena diduga mengizinkan kliennya memegang dia saat di atas tanggung dengan cara yang tidak merujuk pada seksualitas? Apa kalian bercanda?” kicau kuasa hukum Daniels, Michael Avenatti di Twitter, Kamis (12/7/2018).

Stormy Daniels menjadi sorotan publik setelah perempuan 39 tahun itu mengaku pernah berhubungan dengan Presiden Donald Trump.

Dia bahkan mengklaim orang nomor satu di AS itu pernah memberi dia uang tutup mulut sebesar US$130 ribu sebelum pemilihan umum 2018 lalu.

Stormy Daniels menjadi sorotan publik setelah perempuan 39 tahun itu mengaku pernah berhubungan dengan Presiden Donald Trump.

Dia bahkan mengklaim orang nomor satu di AS itu pernah memberi dia uang tutup mulut sebesar US$130 ribu sebelum pemilihan umum 2018 lalu.

“Penangkapan ini hanya settingan dan bermuatan politik. Kami akan melawan semua tuduhan palsu,” kata Avennati, seperti dilansir CNN.

(Agung)

Emil Posting Soal PPDB, Orangtua: Ngak Malu Warga Bandung Banyak yang Tidak Mampu

0
Foto via Instagram

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Postingan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) di instagram membuka harapan bagi para orangtua calon peserta didik baru yang anak-anaknya gagal diterima pada pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2018 akibat tergeser zonasi.

Meski demikian, tidak sedikit juga yang mempertanyakan maksud dari postingan Wali Kota Bandung itu.
Terkait kisruh pelaksanaan PPDB Kota Bandung 2018, Emil memposting foto anak perempuannya, Camillia Laetitia Azzahra (Zara) melalui akun pribadinya @ridwankamil. Di postingan tersebut, Emil menyebut jika anak Zara gagal masuk ke SMP Negeri 2 Bandung dan akhirnya harus memilih untuk melanjutkan pendidikan di SMP swasta.

Usai postingan pada Rabu (11/7/2018) tersebut, Emil pun kembali memposting tulisan pada malam harinya. Dalam postingan kedua yang berkaitan dengan PPDB Kota Bandung 2018, terdapat dua gambar yang diposting di instagram @ridwankamil. Salah satunya bertuliskan ‘Bagi warga Kota Bandung yang tidak mampu, bersekolah di swasta pun semua biayanya ditanggung oleh Pemerintah Kota Bandung. Termasuk biaya seragam, buku dll. Tong Hariwang’ dengan tulisan putih dan latar belakang warna merah.

“Bapak kan ekonomi mapan, jadi mampu sekolahin anaknya di swasta, lah kami yang tidak mampu gimana?!” JAWAB: Untuk penerapan Sila ke-5 Pancasila, Bagi warga Kota Bandung yang tidak mampu, jika harus bersekolah di sekolah swasta, maka Pemkot Bandung akan membayari uang spp, uang bangunan, dan biaya seragam/perangkat sekolahnya JUGA. Jadi baik di negeri maupun swasta keduanya gratis oleh pemerintah.

Syaratnya memiliki SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu). Silakan kontak Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk prosedurnya. Di Negeri kita ke depan, tidak boleh ada anak yang tidak bersekolah karena kendala ekonomi. Hatur Nuhun,” tulis Emil dalam kolom captions di instagram pribadinya, @ridwan kamil, Rabu (11/7/2018) malam.

Postingan wali kota Bandung tersebut pun mendapat sambutan antusias para orangtua calon peserta didik yang sedang mengadu di kantor Disdik Kota Bandung, Jalan Ahmad Yani Kota Bandung, Kamis (12/7/2018).

Salah satunya Nunung (45) yang anaknya gagal masuk SMP Negeri 47 pada PPDB Kota Bandung tahun 2018.

“Pak emil kan bilang di IG-nya akan ada bantuan kalau untuk sekolah ke swasta dengan syarat SKTM. Ya, mudah-mudahan saja itu benar karena biaya sekolah swasta itu sangat mahal. Seperti sekolah swasta yang dekat rumah saya di daerah Cimindi, untuk pendaftaran dan DSP saja harus ada sekitar Rp5 juta. Apalagi dengan SPP yang per bulanya mencapai Rp400 ribu, belum lagi untuk beli seragam atau biaya lainnya. Buat saya mah berat itu, buat sehari-hari saja sulit. Ya, semoga saja bener yang diposting Pak Wali (Ridwan Kamil),” harap Nunung.

Sementara orangtua calon peserta didik lain, Ira Krisnawati (40) menilai jika apa yang diungkapkan Ridwan Kamil sebagai wali kota di IG pribadinya bukan menjadi solusi yang baik. Pasalnya, sistem yang diterapkan dalam PPDB pada tahun 2018 ini sudah sangat tidak adil bagi anak-anak yang sudah bekerja keras mencapai nilai akademis yang bagus dan bagi yang rumahnya jauh dari sekolah.

“Pak Ridwan Kamil bilang akan ditampung ke sekolah-sekolah swasta dan kalau tidak mampu ke sekolah swasta akan dibiayai semua dengan membuat surat tidak mampu. Ini bukan masalah tidak mampu, karena kami masih punya harga diri. Buat apa menyatakan tidak mampu kalau ternyata mampu dan ini bukan masalah sekolah swasta, kami ingin memperjuangkan hak anak yang sudah belajar mencapai nilai akademis yang bagus trus kami harus menyalahkan lokasi rumah kami yang jauh dari sekolah. Ini tidak adil Pak Ridwan (Kamil), ini mah jelas yang salah dari sistem,” terang Ira.

Ira pun menilai, wali kota Bandung hanya seenaknya menjawab dengan tinggal membuat SKTM untuk bisa melanjutkan pendidikan ke sekolah swasta dengan gratis. Hal ini menunjukkan jika wali kota mengajarkan warganya untuk mengejar impian mereka dengan modal SKTM.

“Ini bukan soal SKTM Pak Ridwan, anak-anak kami ini berjuang pake otak bukan pake duit. Apakah bapak Ridwan Kamil gak malu gitu warga bandung banyak yang menyatakan tidak mampu, bangga gitu banyak warga Kota Bandung yang dinyatakan tidak mampu,” tuturnya.

Selain itu, berdasarkan penuturan dari orangtua calon peserta didik yang lain, SKTM sudah tidak lagi berlaku untuk melakukan pendaftaran ke sekolah atau tidak semua sekolah menerima siswa yang mengandalkan SKTM. Saat ini, banyak sekolah yang justru meminta orangtua untuk menyertakan empat kartu sakti yang diluncurkan pemerintah Jokowi, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) beserta sim card Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS) untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah. Baik di sekolah negeri maupun swasta.

“Tapi ini pak Ridwan Kamil menyebutnya SKTM, kalau begitu pak Ridwan Kamil sendiri tidak menguasai aturan yang dia buat sendiri. Ini adalah fakta di lapangan, karena tidak semua sekolah menerima SKTM tapi dengan kartu-kartu sakti tadi,” pungkasnya.

(Ageng/LIN)

Ridwan Kamil Harus Bertanggungjawab Soal Kisruh PPDB di Kota Bandung

0
foto: web

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Wali Kota Bandung Ridwan Kamil harus bertanggungjawab mencarikan solusi bagi anak-anak dengan nilai akademis bagus atau rumah jauh yang tereleminasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Bandung 2018.

Pasalnya, kisruh yang terjadi dalam PPDB Kota Bandung 2018 salah satunya karena sistem zonasi yang tidak diatur jelas dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) Nomor 456 tahun 2018.

“Kisruh PPDB ini karena kesalahannya ada di perwal yang dibuat wali kota, maka pak Ridwan Kamil harus bertanggungjawab. Bagaimana pun caranya itu urusan pemerintah. Anak-anak yang nilai (akademis) bagus dan rumah jauh harus ada solusi,” tegas Ira Krisnawati salah seorang orangtua calon peserta didik yang ditemui di Disdik Kota Bandung,Jalan Ahmad Yani Kota Bandung, Kamis (12/7/2018).

Dia menegaskan bahwa Ridwan Kamil sebagai wali kota seharusnya memikirkan jumlah penduduk yang memiliki rumah dengan sekolah dan yang jauh lebih banyak mana. Selain itu, tidak semua penduduk yang rumahnya di atas satu kilometer dari sekolah itu kaya atau mampu, bahkan memiliki anak pintar yang bisa masuk melalui jalur akademik.

“Bagaimana dengan nasib anak-anak yang rumahnya jauh dan pintar. Karena saat saya melihat di web PPDB, rata-rata zonasi terdekat rumah calon peserta didik dengan sekolah itu sekitar 500 meter. Meski demikian, ada juga calon peserta didik yang rumahnya dibawah 500 meter tapi ternyata tidak diterima di sekolah pilihannya,” tegas dia.

Dengan sistem PPDB yang diterapkan saat ini, anak-anak yang sudah belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai akademik bagus sudah tidak lagi dihargai. Anak-anak yang memiliki nilai akademis bagus, justru kalah oleh anak yang memiliki rumah lebih dekat dengan skolah pilihan.

“Tapi ada juga orangtua yang mengadu ke saya, memiliki anak dengan nilai (akademis) bagus 290 lebih dan jarak sekolah 700 meter, lalu dia ikuti sistem zonasi Tapi tetap tereleminasi. Jadi sebenarnya tujuan dari zonasi ini apa,” tambahnya.

Terkait masalah yang terjadi dalam PPDB Kota Bandung 2018, dirinya bersama orangtua calon peserta didik lainnya sudah mengadukan ke semua pihak. Tidak hanya ke Disdik Kota Bandung, tapi juga ke DPRD Kota Bandung dan datang ke Balai Kota Bandung untuk bertemu pimpinan Kota Bandung.

“Tapi saat ke Balai Kota, ternyata Pak Ridwan (Kamil) tidak ada di tempat dan sedang di Singapura. Lalu Pak Sekda pun sedang rapat paripurna. Terus kami harus ke siapa mengadu dan bisa ada keputusan pasti,” tuturnya.

Saat beraudiensi dengan pihak Disdik Kota Bandung pun hanya mendapatkan jawaban yang normatif dan belum memberikan keputusan pasti. Pihak Disdik Kota Bandung hanya menjawab akan menampung semua pengaduan, melakukan evaluasi dan validasi data.

“Jawabannya itu menyakitkan kami, seolah-olah tidak ada lagi peluang bagi anak-anak kami untuk melanjutkan pendidikan di sekolah negeri. Disdik mengaku tidak bisa putuskan apa-apa karena tahapan PPDB sudah final,” keluh dia.

Tidak hanya itu, Disdik Kota Bandung melalui salah seorang stafnya menjelaskan jika untuk penambahan rombongan belajar (rombel) atau kelas itu tidak mungkin dilakukan. Pasalnya, hal tersebut akan menyalahi Peraturan Menteri terkait aturan jumlah kuota sekolah. Jika peraturan menteri tersebut dilanggar, maka akan berdampak pada tidak turunnya dana BOS atau sertifikasi guru yag tidak dikeluarkan.

“Kami berharap bisa bertemu dengan Ombudsman, Kadisdik Kota Bandung dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Yang buat perwal itu pak Ridwan Kamil, maka harus bertanggungjawab,” tegas dia.

(Ageng/LIN)