GARUT, FOKUSJabar.id: Jelang akhir tahun 2025, FOKUSJabar mencoba mengulas seputar laporan dan strategi mendalam terkait pembangunan di Kabupaten Garut.
Salah satunya mengangkat sektor primer yang menjadi penopang utama ekonomi daerah. Yakni, Pertanian, Perikanan dan Peternakan.
BACA JUGA:
Polres Garut Perkuat Perda Anti Maksiat dengan KUHP dan TPKS
Ditengah bayang-bayang perubahan iklim yang kian tak menentu, ketiga sektor tersebut tengah merancang strategi ambisius. Yakni bertekad menjadikan tahun 2026 sebagai momentum penguatan ketahanan pangan lokal sekaligus loncatan besar bagi komoditas unggulan daerah menuju pasar global.
Berikut rangkuman kinerja dan proyeksi masa depan sektor pangan Garut:
Dinas Pertanian Garut fokus pada 10 komoditas vital. Mencakup pangan pokok hingga komoditas bernilai tinggi. Seperti padi, jagung, cabai, bawang merah, kopi, tembakau dan Jahe.
Kopi, tembakau dan jahe menjadi andalan utama untuk menembus pasar ekspor.
Produksi bawang merah, contohnya, selama lima tahun terakhir (2020-2024), Kabupaten Garut telah menghasilkan 28.400 hingga 37.475 ton per tahun dengan luas tanam dan panen mencapai 2.800-3.700 Hektar per tahun.
“Dibandingkan kebutuhan sebesar 7.900 ton per tahun, produksi bawang merah Kabupaten Garut termasuk surplus,” kata Ardhy, Kepala Bidang Sarana Dinas Pertanian Kabupaten Garut.
Pengiriman bawang merah ke pasar induk Kramat Jati juga rutin dilaksanakan sebagai upaya pengendalian inflasi.
Dia menyebut, permintaan bibit bawang saat ini sangat tinggi untuk persiapan musim tanam pada minggu ketiga bulan Oktober.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman menjelaskan, upaya peningkatan kualitas adalah kunci.
“Kami fokus pada Kopi, Tembakau dan Jahe sebagai potensi ekspor kita. Upaya yang kami lakukan adalah memberikan fasilitasi benih, pupuk, Alsintan serta bimbingan teknis intensif kepada petani. Ini adalah langkah konkret agar mutu produksi mereka bisa didorong untuk dijadikan komoditas ekspor,” ungkap Haeruman kepada FOKUSJabar.
BACA JUGA:
Ada Apa KPK Datang ke Garut? Ini Penjelasan Bupati
Pada sisi lain, stabilitas harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting) menjadi prioritas domestik. Strategi utamanya adalah menjaga ketersediaan pasokan.
Selain fasilitasi benih dan alokasi pupuk bersubsidi, Dinas Pertanian juga membentuk tim khusus.
“Kami memiliki petani Champion Cabai dan Champion Bawang Merah. Mereka siap menjaga stabilitas pasokan pada saat terjadi peningkatan harga,” imbuhnya.
Mitigasi Iklim dan Jaring Pengaman Petani
Tantangan terbesar yang mengancam produksi adalah perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Untuk merespons hal itu, Dinas Pertanian tidak hanya fokus pada adaptasi teknis. Namun juga pada perlindungan finansial petani.

“Dukungan kami kepada petani meliputi sosialisasi dan pendampingan mitigasi Dampak Perubahan Iklim (DPI). Tapi yang paling penting adalah jaring pengaman,” ujar Haeruman.
Menurut Kepala Dinas Pertanian, jaring pengaman tersebut diwujudkan melalui dua skema asuransi.
Pertama, Asuransi Mikro Perlindungan Petani (AMMP) yang pada 2024 menargetkan 980 orang.
Kedua Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Dengan bantuan premi Rp180 ribu per Ha per musim untuk 600 hektar. Petani yang gagal panen dapat mengklaim hingga 6 juta per Ha.
Program ini memastikan risiko gagal panen tidak serta-merta menjerumuskan petani ke jurang kerugian.
Petani Milenial dan Presisi Digital
Untuk menjamin keberlanjutan sektor ini, Dinas Pertanian intensif melakukan regenerasi melalui program bagi Petani Milenial (Petmil).
Programnya berupa sekolah lapang digitalisasi pemasaran, Magang Usaha Tani hingga Sekolah Lapang Gerakan Tani Pro Organik.
Tujuannya agar petani muda Garut mampu mengadopsi teknologi pertanian presisi.
BACA JUGA:
ASN Berprestasi Diusulkan Peroleh Kenaikan Pangkat Luar Biasa
Sementara pada sektor Kelautan dan Peternakan, Kabupaten Garut tengah menguatkan resiliensi di wilayah Garut Selatan sebagai sentra perikanan.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Garut, Beni Yoga Gunasantika mengakui, fluktuasi harga BBM dan cuaca ekstrem adalah tantangan nyata bagi nelayan.
“Kami menyadari bahwa tantangan terbesar nelayan bukan hanya soal produksi. Namun bagaimana memastikan pendapatan mereka tetap stabil meskipun kondisi eksternal semakin tidak menentu,” kata Beni.
Strategi Diskannak di Garut Selatan dibangun di atas pilar resiliensi. Pertama, mendorong diversifikasi usaha perikanan.

“Langkah terakhir yang akan kami coba dorong adalah diversifikasi usaha perikanan. Baik dengan mengembangkan budidaya air tawar, air payau maupun rumput laut sebagai pelengkap perikanan tangkap,” jelas Beni.
Kedua, penguatan fasilitas pascapanen seperti cold storage dan fasilitas pengolahan sederhana.
“Keberadaan fasilitas ini memungkinkan nelayan menyimpan atau mengolah ikan ketika harga pasar sedang rendah. Ini melindungi pendapatan mereka pada musim paceklik,” ungkanya.
Inovasi Digital dan Kesehatan Ternak
Di sektor peternakan, strategi menjaga ketahanan pangan hewani berpusat pada perbaikan genetik dan kesehatan ternak.
Program Inseminasi Buatan (IB) dengan semen unggul terus ditingkatkan untuk memperbaiki mutu genetik ternak.
Sementara itu, untuk menjaga kesehatan masyarakat dari penyakit zoonosis, Diskannak memperketat pengawasan.
“Strategi kami adalah penguatan infrastruktur kesehatan hewan, vaksinasi secara berkala, peningkatan biosecurity, pengawasan lalu lintas ternak serta pembinaan unit usaha dalam memperoleh sertifikat Halal dan Nomor Kontrol Veteriner (NKV),” kata Beni.
BACA JUGA:
Polsek Malangbong Bekali Siswa Al Ulfah Tentang Kepemimpinan
Pemasaran produk hasil perikanan dan peternakan juga diangkat ke level digital. Inovasi Garut Fish Market, sebuah aplikasi yang membantu pembudidaya memasarkan produk secara daring, menjadi solusi untuk menembus pasar ritel modern.
“Dengan seluruh pendekatan ini, kami berharap Garut Selatan tidak hanya berkembang sebagai sentra perikanan yang produktif. Namun juga sebagai kawasan pesisir yang resilien, berdaya saing, dan mampu memberikan kesejahteraan berkelanjutan bagi nelayannya,” tutup Beni Yoga.
(Y.A. Supianto)









