CIAMIS,FOKUSJabar.id: Tokoh Budaya Jawa Barat, Anton Charlyan, menegaskan bahwa sejak dahulu kala masyarakat Sunda dikenal sebagai pencinta perdamaian. Hal itu ia sampaikan dalam peringatan Goong Perdamaian di Situs Ciung Wanara, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Selasa (9/9/2025).
Menurut Anton, catatan sejarah yang ditulis Yosef Iskandar serta naskah Wangsa Kerta menunjukkan bahwa falsafah cinta damai telah melekat pada jati diri orang Sunda. Salah satu peristiwa fenomenal adalah perdamaian antara pasukan Ciung Wanara (Sang Pamanah Rasa) dengan pasukan Raden Sanjaya di Kuta Galuh.
Baca Juga: Peringati HUT 24 Tahun, Demokrat Ciamis Perkuat Komitmen untuk Rakyat
“Ketika dua pasukan itu bertempur, akhirnya mereka berdamai setelah ditengahi seorang resi, putra dari Sempak Waja, yang mengingatkan pepatah karuhun bahwa mereka sesungguhnya bersaudara,” ujar Anton.
Anton menjelaskan, kisah tersebut menjadi inspirasi didirikannya Goong Perdamaian di Situs Ciung Wanara, sebagai simbol lokasi bersejarah tempat leluhur Sunda menyelesaikan konflik dengan damai.
“Lokasi ini adalah tempat karuhun kita berdamai. Karena itu, kita terus warisi nilai luhur ini,” tambahnya.
Bupati Ciamis: Anarkisme Bukan Budaya Galuh
Sementara itu, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengingatkan pentingnya merawat perdamaian di tengah situasi bangsa yang dinilai sedang tidak stabil.
“Anarkis dan kekerasan bukan budaya Galuh. Masyarakat Ciamis dikenal penuh kasih sayang dan cinta damai. Maka jika ada perusuh yang mengganggu kondusivitas, harus kita lawan bersama,” tegas Herdiat.
Ia menekankan keterlibatan semua elemen masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban, agar kejadian yang tidak diharapkan bisa dihindari.
Peringatan Goong Perdamaian di Situs Ciung Wanara pun menjadi momentum untuk kembali menguatkan jati diri masyarakat Sunda sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai harmoni dan persaudaraan.
(Husen Maharaja)
