CIAMIS,FOKUSJabar.id: Menjelang perayaan Qing Ming atau Cheng Beng yang jatuh setiap tanggal 5 April, puluhan warga keturunan Tionghoa dan masyarakat Desa Mekarjaya, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, bergotong royong membersihkan area pemakaman warga Tionghoa. Kegiatan ini merupakan bagian dari tradisi penghormatan kepada leluhur yang dilakukan setiap tahunnya.
Tradisi pembersihan makam menjelang Qing Ming bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi juga bentuk bakti dan penghormatan kepada leluhur. Anak cucu yang datang berziarah akan membersihkan makam, menata batu nisan, serta melakukan ritual doa dan persembahan.
“Kegiatan ini bertujuan menciptakan kenyamanan bagi keluarga yang hendak berziarah,” kata Ketua MAKIN (Majelis Agama Khonghucu Indonesia) Ciamis, Andi Senjaya, Minggu (16/3/2025).
BACA JUGA: Kecelakaan Tunggal di Tanjakan Cibeka Ciamis, Diduga Sopir Mengantuk
Selain menciptakan kenyamanan, pembersihan makam ini juga bertujuan untuk menghilangkan stigma bahwa pemakaman Tionghoa atau yang sering disebut “Bong Cina” adalah tempat yang angker.
“Untuk memperlancar pembersihan, kami menggandeng pemerintah desa serta melibatkan sekitar 30 orang. Setiap pekerja diberikan upah sebesar Rp100 ribu/hari sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka,” ujar Andi.
Karena luasnya area pemakaman dan terbatasnya petugas kebersihan, MAKIN berinisiatif mengajak warga dan pemerintah Desa Mekarjaya untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini.
“Kami memberikan apresiasi dalam bentuk upah sehingga warga yang terlibat merasa dihargai dan termotivasi,” jelas Andi.
Kepala Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan, dan Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama Badan Kesbangpol Ciamis, Wiji Subekti, mengapresiasi inisiatif MAKIN dan masyarakat yang telah berkolaborasi menjaga kebersihan dan estetika pemakaman.
“Ini adalah contoh nyata bagaimana gotong royong dapat mempererat hubungan sosial antara masyarakat Tionghoa dan warga setempat. Selain menjaga kebersihan, kegiatan ini juga menjadi bentuk pemberdayaan bagi masyarakat lokal,” katanya.
BACA JUGA: Peternak Ayam Ciamis Resah, Fenomena Kaki Kering DOC
Wiji menambahkan, kegiatan ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman bagi para peziarah, tetapi juga berpotensi menjadikan pemakaman sebagai bagian dari wisata religi yang menarik.
“Inisiatif seperti ini dapat terus berlanjut dan semakin baik dalam pelaksanaannya,” ungkapnya.
Kegiatan gotong royong ini menunjukkan semangat kebersamaan dan toleransi antarumat beragama di Ciamis. Diharapkan, tradisi ini dapat terus dilestarikan dan menjadi inspirasi bagi daerah lain.
(Husen/Anthika Asmara)