CIAMIS,FOKUSJabar.id: Ratusan warga memadati Situs Bojong Galuh Ciung Wanara di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis, untuk mengikuti prosesi ritual adat tahunan Ngikis, Senin (24/2/2025).
Tradisi unik ini bertujuan untuk membersihkan dan mengganti pagar bambu di Situs Pangcalikan, yang diyakini sebagai singgasana Raja Kerajaan Galuh di masa lampau.
Ritual Ngikis bukan sekadar mengganti pagar bambu. Lebih dari itu, tradisi ini memiliki makna simbolis yang mendalam, yaitu membersihkan diri dari sikap dan perbuatan buruk. Pergantian pagar bambu melambangkan transformasi menuju kebaikan, mengganti kebiasaan lama dengan yang lebih positif.
BACA JUGA: Pagelaran Seni Calung di Desa Bangunharja Ciamis, Upaya Menghidupkan Kembali Budaya Sunda
“Secara harfiah, artinya memagari diri dari hawa nafsu,” jelas Sekretaris Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ciamis, Ega Anggara Al Kautsar, mengungkapkan makna filosofis dari tradisi ini.
Ega menambahkan, ritual Ngikis juga menjadi persiapan spiritual bagi masyarakat Ciamis menjelang datangnya bulan suci Ramadan. Momen sakral dalam prosesi adat ini adalah ketika warga bersama-sama memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Setelah ritual sakral selesai, warga melanjutkan tradisi dengan saling bermaaf-maafan. Ini adalah bagian penting dari ritual “Ngikis”, di mana masyarakat membersihkan diri dari segala bentuk kesalahan dan permusuhan sebelum memasuki bulan Ramadan.
“Kita sebelum melaksanakan puasa harus bebas dari segala yang bisa membatalkan ibadah puasa,” ujar Ega.
BACA JUGA: Menjelang Puasa Warga Barebeg Ciamis Gelar Nadran
Tradisi Ngikis di Situs Ciung Wanara bukan hanya sekadar ritual adat, tetapi juga warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan sosial. Tradisi ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan hati dan mempererat tali silaturahmi, terutama dalam menyambut bulan suci Ramadan.
(Husen/Anthika Asmara)
