PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Anggota DPRD Pangandaran Hesti Mulyati berhasil menghadirkan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Kemensos RI serta Dinsos setempat untuk memberikan bantuan modal usaha dagang kepada oang tua Zaki penderita hirschsprung disease.
Menurut Hesti, keluarga Zaki sangat membutuhkan bantuan tersebut karena mengingat ia harus menjalani pengobatan keberlanjutan.
“Alhamdulillah modal yang diberikan adalah merupakan modal untuk buka warung dan jajanan anak-anak,” kata Hesti kepada FOKUSJabar.id melalui pesan suara WhatsApp Minggu, (12/1/2024).
BACA JUGA: Anggota DPRD Pangandaran Bantah Abaikan Zaki
Dengan bantuan tersebut, nantinya Ibunda Zaki, Reni bisa berjualan di sekolah TK maupun sekolah Diniyah.
“Mudah-mudahan untuk kedepannya untuk orang tua ade Zaki bisa menambah penghasilan karena pengobatan Ade Zaki akan terus berlanjut ,” ungkapnya.
Selain itu, Hesti juga telah berhasil memfasilitasi orang tua Zaki untuk mendapatkan biaya kontrol ke rumah sakit Margono Jawa Tengah.
“Alhamdulillah kita semua telah sudah gerak cepat membantu Ade Zaki supaya mendapat pengobatan yang layak, juga orang tua Zaki mendapat modal usaha,” katanya.
Untuk itu, Hesti menghaturkan terima kepada seluruh pihak yang terlibat dalam menangani persoalan Zaki.
“Saya ucapkan terimakasih kepada BBPPKS, dinas sosial, serta camat setempat dan kepala desa Sindawangi. Saya bahagia karena telah biasa memfasilitasi pengobatan Zaki,” pungkasnya.
Sebelumnya FOKUSJabar mengabarkan, Seorang bocah bernama Zaki (10) di Pangandaran menderita penyakit hirschsprung disease. Karena penyakitnya itu, perut Zaki membesar dan harus menjalani operasi.
Reni, orang tua Zaki mengaku kesulitan dalam biaya pengobatan. Mengingat dirinya mempunyai tiga anak sementara sang suami tidak bekerja beberapa bulan terakhir.
BACA JUGA: Kasus Bullying Menimpa Bocah Penderita hirschsprung Disease menjadi Sorotan Publik
Zaki merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, anak pertama duduk di bangku SMK sedangkan anak yang bontot masih berusia 3 tahun.
Karena itu, ia merasa kesulitan mencari biaya pengobatan. Terlebih dalam satu pekan dirinya harus dua kali bolak kontrol ke rumah sakit Margono Jawa Tengah.
Dalam satu kali kontrol saja, ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 800 ribu. Biaya tersebut untuk ongkos sewa mobil dan sopir.
(Sajidin/Anthika Asmara)