Kamis 12 Desember 2024

Dies Natalis ke-69, UPI Bertekad Jadi Universitas Kelas Dunia

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Tepat berusia 69 tahun pada 20 Oktober 2023, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) terus berupaya menuju universitas kelas dunia. Hal tersebut terungkap saat peringatan Dies Natalis ke-69 di Gedung Achamad Sanusi, kampus UPI Bumi Siliwangi, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Jumat (20/10/2023).

Rektor UPI Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., MA mengatakan, merayakan tonggak sejarah yang signifikan dalam sejarah UPI yang ke-69 bukan hanya tanda waktu. Namun menjadi bukti dari semangat yang abadi terhadap pengabdian intelektual dan inovasi yang telah menandai UPI selama 69 tahun.

Solehuddin mengungkapkan, prestasi terbaru yang diukir UPI makin mengukuhkan posisinya dalam skenario global. Dalam QS World University Ranking (QS WUR) 2023, UPI berhasil menempati peringkat antara #1201 hingga #1400 di tingkat dunia.

“Hal itu menandakan prestasi luar biasa yang telah dicapai universitas dalam menghadapi persaingan global,” kata Solehuddin.

Selain itu, lanjut dia, UPI berhasil meraih peringkat #201-250 dalam QS WUR by Subject Education and Training di tingkat global. Sekaligus masuk dalam Top 50 universitas di Asia dan menjadi peringkat pertama di Indonesia dalam kategori tersebut.

“Prestasi ini merupakan bukti nyata dari komitmen UPI dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kontribusinya yang signifikan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,” Rektor UPI menambahkan.

Solehuddin menuturkan, pengetahuan dan pembelajaran yang selama ini dianggap sebagai tonggak pembaharuan dan transformasi, tidak lagi cukup dalam menghadapi kompleksitas zaman saat ini. Kesenjangan global yang tajam dan kebutuhan mendesak untuk merevitalisasi metode, tujuan, tempat, dan waktu pembelajaran menunjukkan jika pendidikan belum sepenuhnya memenuhi janjinya.

Perubahan teknologi yang pesat membawa transformasi, namun inovasi ini belum mencapai keadilan, inklusi, dan partisipasi demokratis. Dalam situasi ini, setiap individu memikul tanggung jawab berat, baik untuk generasi saat ini maupun yang akan datang.

“Untuk itu, kita harus memastikan bahwa dunia kita menjadi tempat kelimpahan, bukan kelangkaan, dan hak asasi manusia diperlakukan secara adil untuk setiap individu,” kata dia.

Solehuddin mengungkapkan, UPI saat ini sedang berupaya menuju universitas kelas dunia. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerja keras, kesungguhan, dan perubahan yang mendalam dari berbagai aspek universitas kita.

“Pertama, pendidikan berkualitas harus tetap menjadi prioritas utama. Kurikulum harus diperbarui dan disesuaikan dengan kebutuhan global yang terus berubah. Kita perlu mendekatkan mahasiswa dengan kecanggihan teknologi dan inovasi terbaru, memastikan bahwa mereka siap menghadapi tantangan masa depan. Pengajaran juga harus menjadi tempat di mana mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga membangun keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi dunia nyata, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kepemimpinan, dan kerjasama tim,” Solehuddin memaparkan.

Selain itu, penelitian dan inovasi adalah fondasi dari universitas kelas dunia. Dukungan dan fasilitas penelitian harus ditingkatkan untuk mendorong penemuan baru dan perkembangan teknologi.

“Kita harus menciptakan lingkungan yang mendukung para peneliti, memberi mereka akses ke sumber daya yang diperlukan, dan mendorong kolaborasi lintas disiplin ilmu,” kata dia.

Selanjutnya, kerjasama internasional dan kolaborasi global adalah kunci dalam mencapai status universitas kelas dunia. Melalui kemitraan dengan universitas-universitas terkemuka di seluruh dunia, diharpkan dapat meningkatkan pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya. Program pertukaran mahasiswa dan dosen, proyek penelitian bersama, dan kerjasama industri-akademisi diyakini mampu memperluas wawasan dan meningkatkan daya saing institusi.

Hal lain yang tidak kalah penting yakni keberagaman dan inklusivitas. Universitas kelas dunia harus menjadi tempat yang ramah dan terbuka untuk semua orang, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya.

“Kita harus menciptakan lingkungan belajar yang mendukung mahasiswa dari berbagai suku, agama, dan negara. Ini bukan hanya tentang menciptakan keberagaman di kampus, tetapi juga memperkaya kurikulum dengan perspektif global,” Solehuddin menambahkan.

Kemudian pengelolaan yang efisien dan transparan, kata dia, menjadi kunci untuk mencapai keunggulan operasional. Keuangan universitas harus dikelola dengan bijaksana untuk memastikan sumber daya yang ada digunakan secara efisien dan efektif. Transparansi dalam pengelolaan keuangan dan kebijakan universitas pun akan membangun kepercayaan, baik dari mahasiswa, dosen, maupun masyarakat umum.

Hal terakhir yang tidak kalah penting yakni membangun kepemimpinan yang kuat dan visioner. Pemimpin universitas harus memiliki visi jelas tentang arah yang akan diambil oleh institusi. Mereka harus mendorong inovasi, memberdayakan staf dan mahasiswa, dan menjalin kemitraan strategis yang dapat memajukan universitas ke tingkat yang lebih tinggi.

“Dalam upaya ini, dukungan dari semua stakeholder universitas sangat penting. Dari mahasiswa yang bersemangat hingga dosen yang berdedikasi, dari alumni yang sukses hingga mitra industri yang mendukung, kita semua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan visi ini,” kata dia.

Secara khusus, Solehuddin mengajak keluarga besar UPI untuk menghadapi tantangan, memperbaiki kekurangan, dan memperkuat kelebihan kita. Melalui kerjasama dan tekad bersama, UPI dapat menjadi pusat pendidikan unggulan yang tidak hanya memenuhi standar global sekaligus memberikan dampak positif yang nyata pada masyarakat dan dunia.

“Terima kasih kepada seluruh civitas academika UPI yang telah berkontribusi sangat penting dalam membuat UPI menjadi lembaga yang ada saat ini. Bersama-sama, mari kita lanjutkan perjalanan akademik kita dengan keyakinan bahwa pendidikan memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan dan menciptakan masyarakat yang lebih cemerlang, penuh kasih sayang, dan berkeadilan,” Solehuddin menegaskan.

Dalam rangka Dies Natalis ke-69, berbagai kegiatan sudah digelar di lingkungan UPI. Diantaranya Seminar Nasional Pendidikan Vokasional dan Pameran Pusat Keunggulan Vokasi (Senavok), Karnaval Kilau Nusantara, Open Studio FPSD, FPEB Leaders Talk dan Bandung Isola Performing Art Festival (BIFAF) Intercultural Collaboration.

(Ageng)

Berita Terbaru

spot_img