Minggu 12 Januari 2025

Soal Suksesi Kepemimpinan KONI Jabar, Pakar Tata Negara: Pilih yang Jelas Track Recordnya

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Dr. I. Gede Pantja Astawa, S.H., M.H. mengemukakan pendapatnya terkait bursa pencalonan Ketua Umum KONI Jabar masa bakti 2022-2026. Pakar bidang Hukum Tata Negara, Politik, dan Hukum Administrasi Negara ini menitik beratkan pada track record dan komitmen terhadap pembinaan atlet yang dimiliki kandidat.

Seperti diketahui, kepemimpinan KONI Jabar akan segera dialihkan dari Ahmad Saefudin kepada calon yang terpilih pada saat Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Jabar tahun 2022 pada 22-23 Desember nanti. Saat ini, sudah muncul setidaknya tiga kandidat kuat untuk melanjutkan kepemimpinan Ahmad Saefudin di KONI Jabar pada empat tahun kedepan dengan target mencetak hattrick juara umum PON.

Ketiga kandidat tersebut yakni, Daud Achmad yang merupakan mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Prov. Jabar dan saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Pengprov Persatuan Squash Indonesia (PSI) Jabar. Kemudian, Brigjend TNI (Purn) Arief Prayitno yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Pengprov Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (Porlasi) Jabar.

Kandidat ketiga yakni M. Budiana yang saat ini menjabat sebagai Ketua Harian KONI Jabar 2018-2022 dan sebelumnya menjabat Wakil Ketua I Bidang Organisasi KONI Jabar 2014-2018. Sosok Dekan FISIP Unpas ini pun merupakan Ketua Harian Pengprov E-Sport Indonesia (ESI) Jabar serta pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengcab FORKI Kabupaten Bandung serta Wakil Ketua I KONI Kabupaten Bandung.

I Gede Pantja Astawa mengatakan, sesuai dengan namanya Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah institusi yang menaungi, memayungi, mengelola, mengurus, dan men-direct (dalam arti mengarahkan) sejumlah cabang olah raga. Dalam hal ini, keberadaan KONI menjadi penting dan strategis dalam me-maintance dan menumbuhkembangkan cabang-cabang olah raga yang dinaunginya.

“Jadi tidak hanya sekadar mempertahankan cabang-cabang olahraga yang sudah ada, namun bagaimana upaya untuk memajukan dan menunjukkan prestasi tidak hanya di level regional, juga di level nasional, bahkan mampu berbicara di level internasional,” kata Pantja saat dihubungi melalui telepon selularnya, Selasa (20/12/2022).

Karena itu, dalam konteks pemilihan Ketua KONI Jabar, terlepas dari siapapun calon yg akan maju, Pantja menyororoti beberapa hal. Pertama, kandidat harus memiliki komitmen yg kuat terhadap dunia olahraga.

Kedua, memiliki track recordnya jelas, punya karakter, bukan oportunis, bukan karena jabatan, dan punya link yang luas serta dikenal mumpuni dan humble di kalangan komunitas cabang-cabang olah raga apapun.

“Dalam hal ini, track record kandidat menjadi hal yang penting. Dari tiga nama kandidat yang muncul ini, mana yang memiliki track record dalam pembinaan olahraga yang lebih baik dan anggota KONI Jabar pasti sudah mengetahui itu,” dia menambahkan.

BACA JUGA: DPRD dan DMI Jabar ingin Al Jabbar Jadi Ikon Internasional

Hal ketiga yang harus dimiliki kandidat Ketua KONI Jabar 2022-2026 yakni mampu menjaga harmonisasi hubungan dengan institusi apapun atau manapun yg terkait. Baik dengan kepala daerah provinsi, kabupaten/kota beserta dinas yang terkait dengan olah raga, maupun dengan institusi di luar pemda, apakah ormas kepemudaan, ormas yang concern dengan olahraga, perusahaan swasta, perbankan, kadin, dan lainnya.

“Yang harus digarisbawahi dan dipahami para voters nanti di musorprov adalah membedakan antara dekat dengan pejabat pemerintah dengan mendukung program pemerintah. Kalau indikasinya dekat, itu akan terkesan didikte nantinya bukan pada komitmennya dalam pembinaan olah raga,” Pantja menerangkan.

Keempat yakni kandidat harus memiliki dedikasi dengan menunjukkan totalitasnya dalam dunia olahraga. Kandidat pun harus merupakan sosok atau orang yang secara ekonomi sudah mapan sehingga KONI tidak dijadikan tempat untuk mencari nafkah.

Hal lain yang harus dimiliki kandidat yakni memiliki hubungan baik dengan ketua-ketua cabang olahraga, KONI kota/kabupaten, hingga badan fungsional yang ada di bawah naungan KONI. Yang terakhir dan tidak kalah penting yakni mendapat dukungan, sekurang-kurangnya simpati publik melalui medsos.

“Dari uraian tersebut, dalam memilih Ketua KONI Jabar kedepan, intinya yang bisa dinilai dan dilihat oleh para voters adalah track recordnya. Bukan yang lain-lain apalagi mengandalkan cantolan dari pejabat-pejabat, itu sama saja dengan zaman orba dulu. Komitmennya dalam pembinaan olahraga itu harus jelas dengan melihat track record bukan kedekatan,” Pantja menegaskan.

(Ageng)

Berita Terbaru

spot_img