Kamis 12 Desember 2024

2.393 Ruang Kelas Rusak Akibat Gempa Cianjur

CIANJUR,FOKUSJabar.id: Sebanyak 665 satuan pendidikan yang terkena dampak terdiri dari 2.393 ruang kelas rusak parah akibat gempa Cianjur.

Gempa 5,6 M di Cianjur pada 21 November 2022, menelan korban sebanyak 327 jiwa meninggal dunia, 703 jiwa luka-luka, 13 jiwa masih dalam proses pencarian, dan 108.720 jiwa terpaksa mengungsi.

Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Aris Darmansyah, mengatakan, saat ini pemerintah sedang menginventarisir segala kebutuhan darurat pada sektor pendidikan.

“Pada sektor pendidikan saat ini pemerintah terus berupaya untuk memenuhi segala kebutuhan yang sangat mendesak mulai dari penyiapan lokasi sekolah darurat hingga sarana pendukung pembelajaran darurat lainnya,” kata Aris dalam Rapat Koordinasi Teknis Penanganan Pasca Gempa Cianjur Pada Sektor Pendidikan dan Penanganan Anak, Rabu (30/11/2022).

BACA JUGA: Mantan Napi Korupsi Harus Tunggu 5 Tahun Usai Bebas Baru Bisa Nyaleg

Sementara itu, Kepala Biro Umum, Pengadaan Barang dan Jasa Kemendikbudristek (Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi), Triyantoro, mengatakan, pihaknya mengakomodasi bantuan di sektor pendidikan kepada sekolah terdampak gempa di Cianjur.

Dia juga mengajak masyarakat agar dapat ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan pendidikan kepada para korban yang terdampak.

Hingga Rabu, Kemendikbudristek telah menyalurkan sejumlah bantuan pendidikan berupa 75 tenda untuk kelas darurat, 20 tenda keluarga, 500 set meja lipat, 71 school in the box, dan 2.500 paket perlengkapan belajar siswa (school kit).

“Partisipasi aktif masyarakat baik dalam memberikan sumbangsihnya maupun membantu penyaluran bantuan pendidikan ini sangat kita harapkan,” kata dia.

Pemerintah juga mengupayakan pemberian perlindungan hingga pendampingan terhadap anak-anak yang menjadi korban bencana alam tersebut. Dalam suasana pascabencana, anak-anak merupakan kelompok yang rentan terkena masalah psikologis.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK, Femmy Eka Kartika Putri, mengatakan, salah satu bentuk perlindungan terhadap anak-anak pascabencana alam yang dilakukan adalah melalui dukungan psikososial anak.

“Dukungan psikososial pada anak dilakukan untuk mengurangi perasaan trauma pasca terjadinya gempa serta memberikan ketenangan dan meningkatkan toleransi diantara korban,” kata Femmy.

Sementara itu, Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Nahar, mengatakan, pihaknya telah mengirimkan tim pendamping dalam rangka penyelenggaraan perlindungan khusus anak dalam situasi darurat bencana.

“Kami juga telah mengirimkan tim pendamping dan telah mendirikan tenda ramah perempuan dan anak untuk menyelenggarakan layanan dukungan psikososial,” Katanya.

Nahar menambahkan, penyelengaraan layanan dukungan psikososial ini dilakukan di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Cugenang, Kecamatan Cianjur, Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Gekbrong, dan Kecamatan Pacet.

“Pemenuhkan terhadap kebutuhan dasar yang dikhususkan untuk anak terdiri atas kebutuhan pangan, sandang, pemukiman, pendidikan, layanan kesehatan, pembelajaran dan hiburan, jaminan keamanan serta persamaan perlakuan,” ucap dia.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img