BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini bisa tumbuh dengan cepat, berumur panjang, berbunga sepanjang tahun, dan tahan kondisi panas ekstrem.
Kelor berasal dari daerah tropis dan subtropics di Asia Selatan. Tanaman ini umum digunakan untuk menjadi pangan dan obat di Indonesia. Bijinya juga digunakan sebagai penjernih air skala kecil.
Tanaman kelor memiliki ketinggian 7-11 meter, berbatang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar, percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang.
Daun kelor majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda.
BACA JUGA: Manfaat dan 5 Jenis Bunga Melati untuk Kesehatan
Buahnya berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 – 60 cm. Buah muda berwarna hijau – setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat – berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 – 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak.
Penelitian terhadap manfaat tanaman mulai dari daun, kulit batang, buah sampai bijinya, sejak awal tahun 1980-an telah dimulai. Ada sebuah laporan hasil penelitian, kajian dan pengembangan terkait manfaat tanaman kelor untuk penghijauan serta penahan penggurunan di Etiopia, Somalia dan Kenya oleh tim Jerman di dalam berkala Institute for Scientific Cooperation, Tubingen, 1993.
Laporan tersebut dikhususkan terhadap kawasan yang termasuk Etiopia, Somalia dan Sudan. Pasalnya, sejak lama sudah menjadi tradisi penduduknya untuk menanam pohon kelor sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk diperdagangkan.
BACA JUGA: Manfaat Kastuba dan Cara Merawatnya
Di kawasan Arba Minch dan Konso, tumbuhan ini justru digunakan sebagai tanaman untuk penahan longsor, konservasi tanah dan terasering. Sehingga pada musim hujan walau dalam jumlah yang paling minimal, jatuhan air hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar.
Pada musim kemarau “tabungan” air sekitar akar akan menjadi sumber air bagi tanaman lain. Juga karena sistem akarnya cukup rapat, bencana longsor jarang terjadi.
Periset dari Anna Technology University, Tamilnadu, India, C Senthil Kumar, membuktikan bahwa daun kelor memang berkhasiat sebagai hepatoprotektor alias pelindung hati.
Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, tanaman ini mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan dengan masalah pencernaan.
Minumlah rebusan daunnya selagi air hangat. Sebab, efek antioksidan masih kuat dalam keadaan hangat.
Bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengonsumsinya.
Perbandingan gram, daun kelor mengandung:
7 x vitamin C pada jeruk
4 x kalsium pada susu
4 x vitamin A pada wortel
2 x protein pada susu
3 x potasium pada pisang
WHO juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan bahwa tumbuhan tersebut berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun ini di negara-negara termiskin di dunia.
Pohon kelor memang tersebar luas di padang-padang Afrika, Amerika Latin dan Asia. National Institute of Health (NIH) pada 21 Maret 2008 lalu menyebut, pohon ini telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit.
Tradisi pengobatan ayurveda India kuno menunjukkan bahwa 300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun ini.
Dari hasil analisis kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun ini memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor, maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga orang yang mengonsumsinya akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuh.
Selain itu, tumbuhan Kelor berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral. Seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah).
Kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak).
Daun kelor memang menjadi bahan alami yang telah dikenal lama oleh masyarakat Indonesia dan mempunyai berbagai manfaat. Manfaat daun ini dapat diperoleh, jika diolah dengan benar.
Berikut ini beberapa manfaat bagi kesehatan tubuh:
- Menurunkan berat badan
- Menghilangkan flek hitam
- Baik untuk ibu menyusui
- Meningkatkan kesehatan mata
- Mencegah kanker
- Menurunkan risiko penyakit ginjal
- Memperlambat penuaan dini
- Mengobati rematik
- Memelihara kesehatan jantung
- Mengatasi diabetes
- Melancarkan kesehatan pencernaan
- Mengurangi peradangan
- Melindungi tubuh dari bakteri
- Menyehatkan kulit
- Menurunkan tekanan darah tinggi
- Mengatasi stress
- Meningkatkan kinerja otak
- Menurunkan kolesterol
- Mencegah anemia
- Menjaga kesehatan otot
- Mencegah kerusakan hati
- Menjaga kepadatan dan kekuatan tulang
Efek Samping:
Selain memiliki manfaat, kelor juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diwaspadai.
- Menurunkan tekanan darah
- Memperlambat detak jantung
- Hipoglikemia atau gula darah rendah
- Diare
- Kerusakan hati dan ginjal
- Bahaya bagi kandungan
- Reaksi alergi
Efek samping tersebut sangat jarang terjadi. Bisa terjadi jika Anda memang memiliki alergi atau kondisi lain yang tidak disarankan untuk mengonsumsi tanaman ini.
Pada dasarnya, konsumsi daun Kelor relatif aman. Namun, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi bagian lain seperti bunga, kulit pohon, hingga akarnya.
(Bambang Fouristian/berbagai sumber)